Sabtu, 18 Februari 2012

Helikopter NATO Jatuh di Afghanistan


Polisi dalam sebuah pernyataan mengatakan sebuah helikopter milik NATO jatuh di Afghanistan timur Sabtu, namun belum diketahui secara pasti apakah ada korban jiwa.
Seorang juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO , Kapten Justin Brockhoff yang dilansir CNN News mengatakan kepada pejabat Pasukan Bantuan Keamanan Internasional yang dipimpin NATO ,ISAF sedang mencari kebenaran laporan itu . Namun sejauh ini tidak ada indikasi adanya pesawat ISAF yang hilang.
Abdul Rahman Sarjang, kepala polisi di timur provinsi Laghman, mengatakan helikopter yang jatuh milik Amerika,namun ia tidak memiliki rincian lebih lanjut

Penulis: Budi Prasetyo  |  
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com

Jaksa Kembalikan Berkas Kasus Pembunuhan PNS Cantik

  
Berkas perkara kasus pembunuhan yang menewaskan Lindy Melissa Pandoh (27), PNS di Kabupaten Minahasa Selatan dengan tersangka Winzy Warouw (27), minggu ini akan dikembalikan oleh jaksa ke penyidik
"Kita belum bisa proses lebih lanjut, masih ada yang harus dilengkapi penyidik, setelah dilengkapi baru kita proses lagi," ungkap Kasi Pidum Kejari Manado, Romi Johanes SH, Sabtu (18/2/2012)
Diakui Johanes bahwa berkas perkara tersebut masih akan diberikan lagi beberapa petunjuk ke penyidik. Berkas yang ada sudah dipelajari sekitar dua minggu oleh Kejari Manado.
Arahan pelengkapan berkas ini disampaikan Kajari Manado, Andy Muh Iqbal Arief SH MH juga Johanes sendiri selaku Kasi Pidum Kejari Manado dan Theodorus Rumampuk SH MH yang ditunjuk sebagai Jaksa Penuntut Umum
"Kita kembalikan ke penyidik, kita tunggu berkasnya lagi kembali. Mudah-mudahan berkasnya cepat diserahkan kembali oleh penyidik ke kejaksaan," ungkap Johanes.
Menanggapi permintaan penasihat hukum tersangka agar tersangka dialihkan penahanannya dari sel ke tahanan kota atau tahanan rumah, Johanes mengatakan  hal itu merupakan hak dari proses hukum. "Pengajuan tersebut adalah haknya," kata Johanes.
Seperti diwartakan, penasihat hukum Winzy Warouw yakni Samuel Bentian mengatakan, pihaknya akan segera berkonsultasi dengan keluarga tersangka untuk segera mengajukan pengalihan penahanan terhadap Winzy.
"Recananya pekan depan kami akan mengajukkan pengalihan jenis penahanan ke tahanan kota atau tahanan rumah, namun sebelumnya tetap akan meminta persetujuan dari keluarga," ujar Bentian, Jumat (17/2/2012).
Namun Kapolsek Malalayang AKP Andrian Syah menjelaskan, pengalihan penahanan tidak bisa dilakukan karena kasus Winzy sangat rentan. "Kami mempertimbangkan dampak sosialnya ketika tersangka dialihkan penahanannya," ujar Andrian

Paha Mahasiswi Ditusuk Penodong saat Turun Angkot


Novi (20), mahasisiwi salah satu PTS di Palembang melapor ke SPKT Polresta Palembang. Novi mengaku menjadi korban penodongan yang mengakibatkan paha kirinya mengalami luka tusuk karena pisau.
Berdasarkan keterangan laporan Novi dengan nomor LP/B-480/II/SUMSEL/RESTA, peristiwa penodongan terjadi di kawasan Jl Ahmad Yani depan kampus Universitas Bidadarma, Jumat (17/2/2012) pukul 17.00 WIB.
Novi ditodong pelaku yang menggunakan pisau. Saat itu korban yang baru turun dari mobil angkutan umum diikuti pelaku yang juga turun dari mobil yang sama. Tiba-tiba pelaku menempelkan pisau ke pinggang korban dan mengambil cincin emas korban.
Kemudian pelaku menempelkan pisau ke paha kiri korban dan memaksa meminta tas korban. Permintaan pelaku ditolak korban dan pelaku langsung menusukkan pisaunya ke paha kiri korban.
Korban pun mengalami luka tusuk pada paha kiri karena menahan pisau pelaku. Pelaku berhasil mengambil cincin emas korban seharga Rp 2,7 juta.

Salah Transfusi Darah, Bayi WNA Tewas di NTT


 Komisi Nasional Perlindungan Anak menginvestigasi dugaan malpraktek Elija Dethan (11 bulan), balita berkebangsaan Kanada di RS Dedari Kupang, yang meninggal Senin 13 Februari 2012 lalu. Kasus ini sudah dilaporkan ke Kedutaan Besar Kanada di Indonesia. 

"Kedutaan memantau kasus ini. Sebenarnya Kedutaan akan mengambil alih penangananya namun karena Mabes Polri sudah menurunkan tim sehingga kedutaan hanya memantau," kata Johnson Dethan, orangtua korban dalam keterangan pers di Kupang, NTT, Sabtu 18 Februari 2012. 

Dalam keterangan pers ini dihadiri kedua orangtua korban; Johnson Dethan dan Marilin Dethan Deboer; Pengurus Yayasan Lembaga Perlindungan Anak, dan Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia, Aris Merdeka Sirait.

Menurut Johnson, bila dalam penyelidikan keluarga tidak mendapatkan keadilan maka pemerintah Kanada akan mengambil langkah diplomasi yang lebih serius. Dia menuturkan, anaknya meninggal dunia beberapa menit setelah mendapat transfusi darah dari petugas medis di Rumah Sakit Ibu dan Anak  (RSIA) Dedari Kupang,  Senin malam. 

Keluarga didampingi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah melaporkan manajemen rumah sakit ke Polres Kupang Kota. Hasil pemeriksaan tim medis awal, anaknya menderita penyakit disentri sehingga harus dioperasi.

"Anak saya kemudian dibawa ke RS Dedari untuk menjalani operasi Selasa siang. Setelah operasi, anak saya membaik. Namun setelah transfusi darah, berselang 2 sampai 5 menit anak saya kejang-kejang lalu meninggal," kata Johnson. "RS melakukan transfusi darah karena alasan anak saya HB-nya hanya 7,5," kata dia. 

Sementara, Aris Merdeka Sirait mengatakan hasil investigasi sementara membuktikan, korban meningal dunia karena adanya perbedaan golongan darah saat transfusi. "Diduga ada kesalahan transfusi darah yang berdampak pada tewasnya korban," kata Aris. 

Hasil pemeriksaan laboraorium Prodia Kupang, golongan darah korban O, tetapi hasil pemeriksaan RS Dedari golongan darah korban B. "Komnas mendesak agar izin RS Dedari Kupang ditinjau kembali karena kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia," lanjutnya.

Dokter forensik Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi Adang Asyar yang dihubungi terpisah mengatakan, hasil otopsi baru akan diberitahukan keluarga pekan depan. Otopsi akan disampaikan setelah sejumlah organ tubuh termasuk darah korban diteliti di laboraturium forensik Mabes Polri Jakarta.  

Sementara, pemilik RS Dedari Kupang, Sahadewa mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus tersebut ke aparat kepolisian. Namun, dia membantah telah melakukan malpraktek. 

"Karena malpraktek harus penuhi empat unsur yakni kesengajaan, kerugian, hubungan langsung dan prosedur. Belum bisa dikatakan kasus ini adalah malpraktek," kata Sahadewa

Pemilik Ferrari Merah Tidak Berniat Pamer Kendaraan di Tengah Kemacetan


Pemilik Ferrari merah nopol B 4XX KY yang melintas kawasan Kuningan-Mampang, Jaksel, Sabtu siang, menyatakan tidak berniat pamer kendaran menterengnya yang melintasi kawasan tersebut di tengah kemacetan. 

"Enggak ada niat buat pamer, ini semua terpaksa. Kalau mau pamer nongkrong saja di mal," canda salah seorang saudara pemilik mobil berlambang kuda hitam, Dedi (64), kepada detikcom melalui telepon, Minggu (19/2/2012).

Alasan dirinya meminta pengawalan polisi untuk membuka jalan kepada Ferrari tersebut adalah sang pemilik sedang terburu-buru hendak menuju ke RS Fatmawati. 

Alasan lain yang disampaikan karena rute yang ditempuhnya dari Menteng, Jakarta Pusat, menuju RS Fatmawati di Jakarta Selatan, cukup padat dan sering macet.

"Kalau ada tol ya kami memilih lewat tol, tapi kan tidak ada dari tempat kami tinggal," Dedi beralasan.

Dedi menambahkan, dirinya meminta pengawalan petugas kepolisian secara resmi. "Kami sudah punya izin pengawalan dari Polsek Menteng," ujar Dedi.

Sebuah mobil sport Ferrari merah dua penumpang menarik perhatian pengendara di kawasan Kuningan, Jaksel bersama pengawalan polisi yang mengunakan mobil patroli tipe Mitsubishi Lancer GT dengan nopol 71123 VII, sekitar pukul 12.00 WIB.

Kedua mobil ini berjalan beriringan. Mobil polisi dengan sirinenya yang menyala membuka jalan dengan meminta mobil lain menepi memberi jalan mobil mewah ini. Kadang-kadang sopir mobil mewah ini sengaja berhenti sesaat sampai jalan di depannya longgar cukup panjang, kemudian menancap gas agak kencang.

Karena sebuah mobil mewah ini, kemacetan Jl Mampang Prapatan mengarah ke Jl Warung Buncit tambah padat. Sejumlah mobil yang tidak sabar pun terus membunyikan klakson.

Iring-iringan mobil ini melaju cukup kencang. Bahkan mengalahkan sepeda motor yang harus naik-turun trotoar karena banyaknya mobil yang memakan bahu jalan karena sirine mobil patroli yang mengawal Ferrari tersebut. Setelah melewati perempatan KFC Mampang Prapatan, iring-iringan sudah tak terlihat lagi.

Hantam Santander, Madrid Lanjutkan Dominasi


Real Madrid melanjutkan dominasi mereka di La Liga musim ini. Bertanding menghadapi Racing Santander di Santiago Bernabeu, Minggu (19/2/2012) dinihari WIB, Los Blancos menang dengan skor meyakinkan; 4-0.

Berkat kemenangan tersebut, Madrid kini mencatat delapan kemenangan beruntun di La Liga, atau kemenangan ke-18 dalam 19 pekan terakhir. 

Madrid sudah membuka keunggulan ketika pertandingan baru berjalan enam menit. Sundulan Kaka di sebelah kiri pertahanan Santander dilanjutkan Cristiano Ronaldo dengan sundulan juga. Gol ini menjadi gol ke-29 Ronaldo di La Liga musim ini.

Pada menit ke-39, Santander kehilangan seorang pemain akibat kartu merah. Domingo Cisma diusir wasit ke ruang ganti setelah mendapatkan kartu kuning kedua akibat melakukan handball.

Sergio Ramos kemudian mendapatkan peluang di menit ke-41. Namun, tembakannya, setelah menerima umpan dari Ronaldo, masih melambung di atas gawang yang dikawal Tono Rodriguez.

Madrid akhirnya memperbesar keunggulan ketika laga memasuki menit ke-45. Tendangan bebas yang dieksekusi oleh Xabi Alonso disambut oleh Karim Benzema yang berdiri di sebelah kanan pertahanan Santander. Lewat sebuah sepakan kaki kiri, Benzema pun membuat Tono memungut bola untuk kedua kalinya.

Unggul dua gol, Madrid kian agresif. Ronaldo mendapatkan peluang di menit ke-53. Namun, tendangannya setelah menerima operan dari Marcelo masih melambung di atas gawang Santander.

Tiga menit berselang, gantian Ramos yang punya peluang. Umpan dari Mesut Oezil disambutnya dengan sundulan. Sial bagi Ramos, sundulannya masih melambung tinggi.

Madrid baru bisa mencetak gol ketiga di menit ke-73. Berawal dari operan Xabi yang diepaskan dari tengah lapangan, bola diterima oleh Angel Di Maria. Setelah menahan bola sejenak, gelandang asal Argentina ini kemudian melepaskan tembakan terarah dari luar kotak penalti. Bola pun masuk ke dalam gawang tanpa bisa dihalau Tono.

Kemenangan Madrid lengkap dengan gol kedua Benzema di menit ke-90. Kali ini, penyerang asal Prancis itu berhasil memaksimalkan umpan terobosan yang dilepaskan oleh Sami Khedira dengan sepakan kaki kanan. 

Tiga poin yang didapat atas Santander ini membuat Madrid kokoh di puncak klasemen dengan nilai 61. Mereka unggul 13 poin atas Barcelona yang baru akan bermain Senin (20/2) dinihari.

Sementara itu, Santander tak beranjak dari posisi 18 dengan koleksi nilai 23.

Susunan Pemain

Real Madrid: Iker Casillas, Raphael Varane, Pepe (Ricardo Carvalho 76), Marcelo, Sergio Ramos, Xabi Alonso, Esteban Granero (Sami Khedira 71), Cristiano Ronaldo, Mesut Oezil (Angel Di Maria 63), Kaka, Karim Benzema.

Racing Santander: Tono Rodriguez, Bernardo Espinosa Zuniga, Marc Torrejon, Domingo, Alvaro, Papa Kouly Diop, Marcos, Lautaro Acosta, (Julian Luque 78), Manuel Arana Rodriguez, Khouma Babacar (Pedro Alvarez Munitis 71), Adrian Gonzalez (Christian Fernandez 43).

Mengapa iPhone Sulit 'Meledak' di Indonesia?


Apple iPhone memang handset yang laku keras di mancanegara. Namun di Indonesia, terdapat berbagai tantangan menghadang sehingga iPhone sulit 'meledak' di Tanah Air.

"Jualan iPhone di sini belum terlalu seksi. iPhone memang profitnya besar namun mahal karena pasti di atas lima juta. Juga belum banyak yang mau jualan iPhone dengan serius," kata Abbi Angkasa, founder situs penjualan juragangadget.com.

Memang Apple agaknya tidak akan mau bermain di pasar smartphone kelas menengah, apalagi bawah. Padahal masyarakat Indonesia lebih senang dengan harga murah.

"Saya pernah bertemu dengan orang Apple dan mereka memang tidak ingin bermain di pasar bawah. Ibaratnya mereka mengatakan harganya segitu kalau tidak mau ya sudah," kata Handono Warih, GM Mobile Data Service Channel Development XL, di acara Ngopi Bareng detikINET.

Warih menambahkan para vendor Android pun menangkap peluang keengganan Apple bermain di pasar handset murah. Maka mereka banyak meluncurkan handset Android dengan harga terjangkau.

"Ngopi Bareng detikINET adalah diskusi santai bulanan yang diadakan detikINET. Acara kali ini didukung oleh Anomali Coffee & Internet Sehat"

PREMAN JOHN KEI PENGIKUTNYA 15 RIBU ORANG


Nama John Key sendiri mulai “menasional” ketika pada Mei 2000 lalu mendirikan sebuah organisasi bernama Amkei –singkatan dari angkata muda Kei. Kei sendiri adalah sebuah nama pulau di Maluku Tenggara. Terakhir, anggotanya diperkirakan mencapai 15 ribu orang.

Dia juga dikenal mempunyai banyak massa pendukung, yang dikenal cukup berani dan bernyali. Selain itu, kabarnya John Key juga mempunyai sejumlah koneksi sejumlah pejabat dan bos-bos dunia malam –yang tak segan-segan membantu sosok “pengaman partikelir”itu. 


John Key sendiri ditangkap dengan tuduhan penganiayaan berat. Pertengahan Juni 2008 , John Key bersama adiknya Fransiscus Refra alias Tito Refra, menganiaya dan memotong jari Charles dan Yemri Refra, yang masih terbilang saudaranya, di rumah Tito di Tual. Masing-masing tiga jari. Yemri jari telunjuk, tengah, dan jari manis, sementara Charles di jari tengah, jari manis, kelingking, dan jempol.

Dengan alasan keamanan, persidangan John Key kemudian dipindahkan ke Surabaya
. Maklum saja, dengan massa sangat banyak di Ambon dan Jakarta, maka satu-satunya tempat yang memungkinkan adalah persidangan di Surabaya.

Kendati demikian, kabarnya persiapan keamanan yang ekstra tersebut juga atas permintaan John Key sendiri. Maklum saja, selama berkecimpung di dunia underground, John Key tentu saja punya banyak musuh. Diantaranya adalah kelompok Basri Sangadji –yang dulu pernah “diacak-acak” John Key. Basri sendiri tewas dengan tubuh luka penuh bacokan dan dua luka tembak di dada dan perut di kamar 301 sebuah hotel di kawasan Kebayoran ada 12 Oktober 2004 lalu. Di luaran, santer terdengar kabar bahwa kelompok John Key inilah yang menghabisi Basri. Di persidangan, salah seorang guru ngaji Basri bersaksi bahwa Tito Refra yang mengacungkan parang ke Basri. 

Kabarnya, kelompok Basri Sangaji ini bergabung dengan kelompok Ambon lainnya, yakni Beny Tato. John Key khawatir, kelompok gabungan ini bakal membuat perhitungan dengan dirinya. ’’Dia khawatir kelompok gabungan ini mengirim orang ke Surabaya,’’ ucap sebuah sumber di kepolisian. Sehingga dia meminta ada pengamanan khusus. 

Sementara itu, Kombes Pol Bambang Suparno mengimbau agar semua pihak untuk menyerahkan segala sesuatunya pada proses hukum. ’’Jadi, tak perlu ada pengerahan massa atau apa pun. Untuk itu, bila ada yang coba main massa dan upaya ekstra di luar hukum, saya akan menindaknya dengan tegas,’’ ucap mantan Dirlantas Polda Sumut tersebut.
Kalau kelompok tiga besar itu biasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu biasanya dialihkan ke kelompok yang lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi.

Dibeberkannya, kalau utang yang ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yang ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen. ”Mekanismenya sama, kelompok penagih mendapatkan surat kuasa dari pemilik piutang, lalu kelompok itu bergerak mengintai pihak atau orang yang ditagih Pengintaian bisa makan waktu berminggu-minggu untuk mengetahui seluruh aktifitas orang yang akan ditagih itu. Mulai dari keluar rumah di pagi hari sampai puluang ke rumah lagi pada malam hari atau dini hari besoknya,” terangnya.

Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yang ditagih. ”Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yang ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya.

Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yang dicari-carinya apalagi dalam waktu yang lama didapatkannya namun orang itu tak bersedia membayar utangnya dengan berbagai dalih. ”Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.

Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer alias dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. ”Misalnya total tagihan Rp 1 miliar dengan perjanjian komisi 50 persen, tapi dalam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran-pembayaran sebelumnya,” terangnya agi.

Dalam ’dunia persilatan’ Ibukota, khususnya dalam bisnis debt collector ini, kekerasan kerap muncul diantara sesama kelompok penagih utang. Ia mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yang biasa ’dipakainya’ untuk menagih utang pula. Akibatnya kedua kelompok itu berhadapan di Jalan Kemang IV itu sehingga terjadi bentrokan dan pembunuhan.

”Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi dia hanya luka-luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Dia sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.

Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ’klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrian Waworunto untuk menarik aset-asetnya. Tersiar kabar, Jamal Sangaji yang masih adik sepupu Basri yang jari-jari tangannya tertebas senjata tajam dalam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.
Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ’order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalam menjalankan ’tugas’ kelompok ini pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yang merupakan bagian dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI).

Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergian ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk-beluk Ibukota.

Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yang bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus ini, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja. Sedangkan beberapa anak buah Jhon yang harus menjalani proses hukum dan mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya hingga kasusnya dilimpahkan ke kantor Kejati DKI beberapa bulan berikutnya.
Sebuah sumber dari kalangan ini mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei biasanya menempatkan anggotanya di lahan yang dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, siapa pemiliknya, dan siapa lawan yang akan dihadapinya

”Semakin kuat lawan itu, semakin besar pula biaya pengamanannya. Kisaran nominal upahnya, bisa mencapai milyaran rupiah. Perjanjian honor atau upah dibuat antara pemilik lahan atau pihak yang mengklaim lahan itu milikya dengan pihak pengaman. Perjanjian itu bisa termasuk ongkos operasi sehari-hari bisa juga diluarnya, misalnya untuk sebuah lahan sengketa diperlukan 50 orang penjaga maka untuk logistik diperlukan Rp 100 ribu per orang per hari, maka harus disediakan Rp 5 juta/hari atau langsung Rp 150 juta untuk sebulan. Yang jelas upah untuk kepala rombongan atau komandannya lebih besar dari anggota biasa. Dana operasi itu di luar upah kesuksesan kerja atau succes fee yang biasanya dibayarkan ketika sengketa dimenangkan pihak pengorder,” paparnya.

Selain pengamanan lahan sengketa, ada pula pengamanan asset yang diincar pihak lain maupun menjaga lokasi hiburan malam dari ancaman pengunjung yang membikin onar maupun ancaman pemerasan dengan dalih ’jasa pengamanan’ oleh kelompok lain, walau begitu tapi tetap saja mekanisme kerja dan pembayarannya sama dengan pengamanan lahan sengketa.
Quote:
Jhon Refra Kei atau yang biasa disebut Jhon Kei, 40, tokoh pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalam suatu pembunuhan sadis di hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu

Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematian Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. Ia bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.

Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca-kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei (AMKEI) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.

Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector alias penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yang lain, yang ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ’klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yang timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang. Tudingan semakin menguat ketika di pengadilan terbukti pelaku pembunuhan itu tak lain adalah beberapa anak buah Jhon Kei.

Bahkan pertumpahan darah besar-besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.
Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri ini bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan ini bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ’order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei Dalam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yang menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.





Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yang sama saat sidang mendengarkan saksi-saksi yang dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yang bernama Walterus Refra Kei alias Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yang terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal ini menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.

Bukan itu saja, pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yang terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yang dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yang sama kelompok ini juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca-kaca di sana tanpa sebab yang jelas.