Kamis, 23 Februari 2012

VIDEO: Polisi Ganteng Ramaikan Dunia Maya

POLISI GANTENG Anda tentu masih ingat pada Briptu Norman Kamaru, polisi yang tenar di dunia maya dengan joget Chaiya-chaiya-nya tahun 2011. Kini, seorang polisi ganteng kembali jadi buah pembicaraan di dunia maya ini. Siapakah dia?
POLISI GANTENG Jejaring sosial bersahutan menanggapi foto seorang polisi tampan yang diketahui bernama Saeful Bahri berpangkat Bripda. Polisi yang bertugas di Satuan Sabhara Polrestabes Bandung ini mengaku tak tahu siapa yang meng-upload fotonya ke situs jejaring Twitter. 
POLISI GANTENG "Saya baru tahu setelah banyak teman-teman bilang foto saya ada di internet," kata Saeful. Klik videonya di tautan ini.
Beberapa artis sudah membuktikan bahwa internet bisa jadi batu loncatan untuk tenar mendadak. Salah satu penyanyi dunia, Justin Bieber sudah membuktikan.
POLISI GANTENG
Apakah polisi yang berusia 21 tahun itu juga akan mengikuti jejak Briptu Norman Kamaru menjadi polisi selebriti? Jalan menuju sana sudah terbuka, tinggal keputusan Saeful saja.

Ternyata, Sosis di Indonesia Bukan dari Daging


sudah menjadi konsumsi banyak orang di Indonesia. Namun, apa daya sosis yang dikonsumsi masyarakat Indonesia selama ini bukan terbuat dari daging.

"Semua sosis di Asia, termasuk Indonesia, bukan sosis asli. Sosis yang kalian makan itu bisa didapatkan di supermarket dengan harga cukup murah, terbuat dari kacang kedelai, dan tidak ada dagingnya," ucap Chef Claas Meinke, Western Chef Butcher Hotel Sari Pan Pacific, kepada okezone di sela acara Chef Table di Hotel Sari Pan Pacific, Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (20/2/2012).

Selain dibuat dari kacang kedelai, Chef asal Jerman ini mengatakan bila sosis yang dijual di Indonesia lebih dominasi bahan kimia yang berasal dari bumbu. "Banyak bahan kimianya, bumbunya, dan enggak ada dagingnya. Jadi, cuma seperti dibungkus saja. Bedanya dengan sosis kami, terbuat dari 100 persen daging, 50 persen daging, 25 persen lemak, dan 25 persen es," paparnya.

Dia menjelaskan bila sosis yang dibuat dari daging akan berpengaruh pada harga jual. Sosis dari daging ini biasanya tidak dijual di pasar tradisional karena suhu penyimpanannya harus diatur.

"Karena ada bahan-bahan tersebut (kedelai, bumbu, dan sebagainya-red), maka rasanya berbeda, harganya juga berbeda. Di pasar lokal Asia, harga sosis biasanya Rp45-55 ribu, sedang di supermarket harganya bisa Rp60 ribu. Masuk akal harga sosis ayam segitu, enggak ada daging di dalamnya," tambahnya.

Namun demikian, dia tidak bisa menyalahkan para pembuat sosis yang harus menyesuaikan olahannya dengan selera dan daya beli konsumen. "Kalian tidak bisa menyalahkan para pembuatnya karena enggak hanya di Indonesia saja, tapi juga seluruh Asia. Orang-orang enggak mampu untuk membeli sosis asli. Maka itu, mereka harus mencari jalan lain yang lebih murah. kalian tidak bisa menyalahkan perusahaannya juga," tutupnya

Kronologi Penyerangan Pelayat di RSPAD


Polisi masih memburu pelaku penyerangan di rumah duka RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat dini hari tadi, Kamis 23 Februari 2012.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan semua pelaku berhasil melarikan diri. "Penyerangan terjadi antara dua kelompok Ambon," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com. 

Dia menjelaskan, kejadian berawal saat enam orang sedang melayat rekannya Bob Stanley Sahusilawane yang disemayamkan di ruang A eksekutif.
Namun secara tiba-tiba datang puluhan orang bersenjata tajam menyerang membabi buta. "Enam orang yang diserang itu tanpa persiapan apa-apa," ucap Rikwanto. Akibatnya, kata dia, dua orang tewas, dan empat lainnya luka-luka. Semua korban mengalami luka bacok.  

Menurut petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Polsek Senen, dua korban atas nama Ricky Tutu Boy, 37, warga Ambon, dan Stendli alias Wenno. Jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). 

Salah seorang saksi mata, Heri, menjelaskan penyerangan terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Karena kalah jumlah, kolompok pemuda yang diserang akhirnya berhamburan ke sudut-sudut di area rumah duka.

Selain menewaskan dua orang, penyerang juga melukai Oktavianus Maxmilion hingga sekarat.  Berdasarkan informasi petugas jaga rumah duka, Purwanto, Oktavianus akhirnya tewas di perjalanan menuju rumah sakit. "Usai menyerang, pelaku dengan menggunakan 3 mobil langsung keluar dari areal rumah duka melalui gerbang utama," kata Heri.

VIDEO: Penyerangan di RSPAD, 3 Tewas


VIDEO: Penyerangan di RSPAD Bentrokan terjadi di rumah duka RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, dini hari tadi, Kamis 23 Februari 2012. Sekelompok pemuda diserang oleh puluhan orang bersenjata tajam.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan, semua pelaku berhasil melarikan diri. "Penyerangan terjadi antara dua kelompok Ambon," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com.

Dia menjelaskan, kejadian berawal saat enam orang sedang melayat rekannya Bob Stanley Sahusilawane yang disemayamkan di ruang A eksekutif. Lihat video di tautan ini

Namun, tiba-tiba datang puluhan orang bersenjata tajam menyerang membabi buta. "Enam orang yang diserang itu tanpa persiapan apa-apa," ucap Rikwanto.
Akibatnya, kata dia, dua orang tewas, dan empat lainnya luka-luka. Semua korban mengalami luka bacok. 

Menurut petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Polsek Senen, dua korban atas nama Ricky Tutu Boy, 37, warga Ambon, dan Stendli alias Wenno. Jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Salah seorang saksi mata, Heri, menjelaskan penyerangan terjadi sekitar pukul 01.30 WIB. Karena kalah jumlah, kolompok pemuda yang diserang akhirnya berhamburan ke sudut-sudut di area rumah duka.

Selain menewaskan dua orang, penyerang juga melukai Oktavianus Maxmilion hingga sekarat. Berdasarkan informasi petugas jaga rumah duka, Purwanto, satu korban lagi tewas di perjalanan menuju rumah sakit. "Usai menyerang, pelaku dengan menggunakan 3 mobil langsung keluar dari areal rumah duka melalui gerbang utama," kata Heri.

Edo Disebut Pimpin Serangan Ke Rumah Duka RSPAD


Serangan Ke Rumah Duka RSPADPolda Metro Jaya menangkap pelaku bernama Edo yang diduga sebagai pelaku penyerangan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Diduga Edo sebagai pimpinan pelaku penyerangan di RSPAD.

"Itu emang Edo, dia yang bawa pasukan," ujar teman korban yang enggan disebutkan namanya kepada detikcom di kamar jenazah RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (23/2/2012).

Menurut dia, saat itu teman-temanya datang untuk melawat di RSPAD. Namun tiba-tiba, mereka diserang oleh sekelompok orang.

"Beberapa pasukan Edo datang dan terjadi pembantaian," jelasnya.

Saat melakukan penyerangan, dia menyebut Edo membawa senpi (senjata api). Sayangnya rekan korban itu enggan menjelaskan motif dibalik penyerangan yang dilakukan oleh Edo.

"Saya tidak berada di sana waktu kejadian itu," elaknya.

Berdasarkan pantuan detikcom hingga pukul 15.30 WIB, , sekitar 20 orang rekan-rekan Standley dan Ricky masih berada di rumah duka RSCM. Peti jenazah Stendley yang tadinya ditutup, kembali dibuka oleh rekan-rekannya untuk dilihat.

Keributan di RSPAD pecah di halaman rumah duka RSPAD pukul 02.30 WIB, Kamis (23/2). Saat itu sejumlah orang dari kelompok Ambon tengah melayat Bob Stanley Sahusulawan, diserang oleh 50-an orang dari kelompok Ambon lainnya.

Akibat penyerangan ini, 4 orang terluka dan 2 meninggal. Keempat korban luka yakni:

1. Oktavianus Mag Milion, mengalami luka tusuk di pinggang kanan.
2. Yopi Jonatan B, mengalami luka di kepala, pergelangan tangan, pinggang.
3. Errol Karl, mengalami luka di bahu kiri dan kepala.
4. Jefry H, mengalami luka di pinggang kiri.
Polri memberi jaminan kepada warga Jakarta. Pelaku kekerasan akan ditindak tegas. Seperti yang akan dilakukan pada para pelaku penyerangan di RSPAD Gatot Subroto. Pelaku akan ditangkap.

"Saat saya menjabat Kapolda dulu, beberapa orang kita tangkap melakukan kekerasan," kata Kabareskrim Komjen Pol Sutarman saat ditanya mengenai kesanggupan polisi menangkap pelaku penyerangan di RSPAD.

Sutarman menyampaikan itu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/2/2012).

Mantan Kapolda Metro Jaya ini menjelaskan, polisi saat ini masih melakukan penyelidikan motif penyerangan. Polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi-saksi.

"Saat ini kita masih melakukan pengumpulan bukti, keterangan saksi terhadap peristiwa tersebut," tuturnya.

Sebelumnya, terjadi penyerangan di RSPAD terjadi sekitar pukul 01.30 WIB - 02.30 WIB. Puluhan pelaku yang menumpang taksi tiba-tiba menyerang beberapa orang di rumah duka RSPAD. 4 Orang terluka dan 2 orang meninggal