Semburan lumpur di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur menarik perhatian peneliti dari mancanegara. Sebanyak 30 peneliti dari delapan negara hari ini mengunjungi lokasi semburan itu.
Para peneliti yang tergabung dalam Humanitus Foundation ini berasal dari Indonesia, Jepang, Norwegia, Rusia, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia. "Semburan ini sangat menarik karena merupakan fenomena terbesar di dunia," kata perwakilan Humanitus Foundation, Muhammad Reza di lokasi semburan, Rabu 25 Mei 2011.
Menurutnya, penanggulangan fenomena ini tidak semata jadi tanggung jawab Indonesia. "Semua negara harus berpikir bagaimana mengatasi dampak semburan lumpur Sidoarjo ini."
Rombongan ini sempat berjalan di atas lumpur yang mengering di T25, jarak lingkar terdekat dengan titik semburan lumpur. "Cukup aman berjalan di atas lumpur ini."
Setelah pemantauan, kata dia, peneliti akan menggelar semacam seminar untuk membahas penanggulangan lumpur ini di sebuah hotel di Surabaya. "Ini sekaligus menandai akan selesainya tugas BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo)," imbuh Reza.
Para peneliti yang tergabung dalam Humanitus Foundation ini berasal dari Indonesia, Jepang, Norwegia, Rusia, Ukraina, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia. "Semburan ini sangat menarik karena merupakan fenomena terbesar di dunia," kata perwakilan Humanitus Foundation, Muhammad Reza di lokasi semburan, Rabu 25 Mei 2011.
Menurutnya, penanggulangan fenomena ini tidak semata jadi tanggung jawab Indonesia. "Semua negara harus berpikir bagaimana mengatasi dampak semburan lumpur Sidoarjo ini."
Rombongan ini sempat berjalan di atas lumpur yang mengering di T25, jarak lingkar terdekat dengan titik semburan lumpur. "Cukup aman berjalan di atas lumpur ini."
Setelah pemantauan, kata dia, peneliti akan menggelar semacam seminar untuk membahas penanggulangan lumpur ini di sebuah hotel di Surabaya. "Ini sekaligus menandai akan selesainya tugas BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo)," imbuh Reza.