Pada enam bulan ke depan, Indonesia berpotensi mengalami kejadian Megathrust (gempa bumi besar) di beberapa wilayah. Hal ini disampaikan Komunitas Pemerhati Seismik Indonesia (KPSI) pada Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, di Sekretariat Negara, Jumat, 4 Mei 2012.
"Informasi yang disajikan bukan berbentuk kabar mempertakut, namun lebih mengarah pada kesiapsiagaan masyarakat," kata Edie Nugroho dari KPSI, seperti dikutip dari rilis yang diterima VIVAnews.
Dalam presentasinya, Edie Nugroho dan Hendra Cipta dari KPSI mengungkapkan bahwa selama ini anggota KPSI telah mempublikasikan aktivitas seismik di wilayah Indonesia. Terutama, yang mengalami kenaikan aktivitas sebagai salah satu bentuk peringatan dini di wilayah potensi gempa.
Kepada Andi Arief, KPSI memberikan bahan tertulis hasil kajian yang mereka lakukan meliputi pola kegempaan secara global dan yang akan terjadi di wilayah Indonesia.
"Informasi yang disajikan bukan berbentuk kabar mempertakut, namun lebih mengarah pada kesiapsiagaan masyarakat," kata Edie Nugroho dari KPSI, seperti dikutip dari rilis yang diterima VIVAnews.
Dalam presentasinya, Edie Nugroho dan Hendra Cipta dari KPSI mengungkapkan bahwa selama ini anggota KPSI telah mempublikasikan aktivitas seismik di wilayah Indonesia. Terutama, yang mengalami kenaikan aktivitas sebagai salah satu bentuk peringatan dini di wilayah potensi gempa.
Kepada Andi Arief, KPSI memberikan bahan tertulis hasil kajian yang mereka lakukan meliputi pola kegempaan secara global dan yang akan terjadi di wilayah Indonesia.
Terdapat kajian seperti "Analisis Kegempaan Sumatera" oleh Nuskan Syarif, "Analisis Magnetometer" oleh Hendra Cipta, "Analisis Gempa Bumi Siberut" oleh Iwan Rakelta, dan "Spot Awan Elektromagnet" yang ditulis oleh Dedi Roshadi.
Dalam pertemuan itu juga dilakukan demonstrasi alat sensor seismic portable yang dibuat secara mandiri oleh Yudi Hernawan Anggrianto dari KPSI, seorang mahasiswa dari Yogyakarta. Sensor seismik yang diberi nama "Waspada Meter" itu dibuat untuk mengantisipasi bencana seperti kondisi Gunung Merapi Yogyakarta 2010 saat bergejolak.
Dalam pertemuan itu juga dilakukan demonstrasi alat sensor seismic portable yang dibuat secara mandiri oleh Yudi Hernawan Anggrianto dari KPSI, seorang mahasiswa dari Yogyakarta. Sensor seismik yang diberi nama "Waspada Meter" itu dibuat untuk mengantisipasi bencana seperti kondisi Gunung Merapi Yogyakarta 2010 saat bergejolak.