JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian masyarakat meragukan keaslian surat FIFA kepada PSSI terkait dengan penyelenggaraan Liga Primer Indonesia. Mereka menyampaikan keraguan itu melalui situs komunitas Kaskus dan jejaring sosial Facebook. Bahkan, ada juga yang mengaku mengirim surat kepada FIFA meminta konfirmasi soal keaslian surat tersebut.
Polemik bermula dari bergulirnya LPI, yang notabene tidak diselenggarakan PSSI. PSSI kemudian mengaku mengirim surat kepada FIFA terkait dengan hal itu pada 10 Januari lalu.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/1/2011), Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes mengatakan sudah menerima surat balasan dari FIFA pada 11 Januari.
Terkait dengan hal itu, sebagian masyarakat menilai ada sejumlah kejanggalan.
Seorang bernama akun Bathur menulis seperti berikut ini.
1. Dikirim tanggal 10 Januari 2011 dibalas tanggal 11 Januari 2011.
Seperti yg dibilang Humas LPI, sangat janggal FIFA begitu cepat membalas surat PSSI.
Pada kasus ricuh kepemimpinan PSSI-nya Filipina (yang sepertinya lebih penting dari kasus Liga Tarkam),surat dari Sekjen PFF tanggal 6 Desember 2010 baru dibalas oleh FIFA tanggal 20 Desember 2010.
2. Halaman ke-2 hanya berisi tanda tangan saja.
Seperti yg juga dibilang Humas LPI, dalam surat resmi yg lebih dari 1 halaman sangat janggal halaman ke-2 hanya berisi tanda tangan saja. Biasanya paragraf terakhir ditarik ke halaman ke-2.
Semua mesti sudah maklum bahwa secara logika hal ini memang lazim untuk menghindari penyalahgunaan tanda tangan pada halaman ke-2.
3. Penggunaan kalimat penutup "We thank you for your cooperation" atau versi Indonesia-nya "Terima kasih atas kerjasamanya".
Gaya kalimat tersebut sangat "Indonesia banget". Saya sdh membaca beberapa belas contoh surat dari FIFA yang diterbitkan selama tahun 2010, tidak ada satu pun yang ditutup dengan kalimat persis seperti di atas.
Kalaupun ada kata "kerjasama/cooperation" biasanya tidak sependek itu, contohnya: "We thank you for taking note and your valuable cooperation in this matter" atau "We would like to thank you once again for your attention to the above and for your cooperation" atau "We thank you for taking note and for your valuable cooperation".
Kata-kata "taking note" dan "attention" lebih ditekankan dan tidak pernah ketinggalan mengiringi kata "cooperation"
4. Penggunaan kata "Sincerely yours" dan bukan "Yours Sincerely".
Boleh dicek semua surat dari FIFA selalu ditutup dengan "Yours Sincerely" karena bentuk ini bersifat formil dan biasa digunakan dalam British English.
"Sincerely yours" lebih banyak digunakan di Amerika dan lebih bersifat informil atau ada unsur keakraban antara pengirim dan penerima surat.
5. Di atas tanda tangan Sekjen FIFA tertulis "FEDERATION INTERNATIONALE FOOTBALL ASSOCIATION"
Semua juga tau kalau FIFA itu singkatannya "FEDERATION INTERNATIONALE DE FOOTBALL ASSOCIATION".
Perhatikan ada kata "DE" sebelum kata FOOTBALL ASSOCIATION.
Semua surat FIFA yg saya baca tidak pernah kelupaan mencantumkan kata "DE".
Selain itu, untuk surat yg ditujukan langsung ke suatu asosiasi sepak bola tertentu dengan kata lain bukan surat edaran/circular atau bukan surat kepada pihak di luar FIFA, biasanya di atas tanda tangan sekjen hanya ditulis "FIFA" saja dan tidak ditulis kepanjangannya.
6. CC (carbon copy/tembusan) kepada Sekjen AFC (Alex Soosay) tidak menggunakan gelar "Mr".
Dalam surat formil dan demi kesopanan, tembusan yang ditujukan ke orang tertentu dan mencantumkan namanya, pasti selalu menggunakan gelar "Mr." atau gelar lainnya.
Pada surat FIFA kepada Sekjen PFF juga ada tembusan kepada Sekjen AFC dan ditulis seperti ini:
"Cc: Mr. Alex Soosay, General Secretary, AFC"
sedangkan yang tertulis di surat kepada PSSI :
"CC: Alex Soosay, AFC, Secretary General"
Catatan redaksi - pada bagian kepala surat tertulis:
Mr Nugraha Besoes
General Secretary
Dan berikut ini adalah beberapa poin dalam surat yang dilayangkan seorang bernama akun Ildhafkepada FIFA:
Please make official clarification from FIFA, especially to Indonesian media for better condition on my country about this polemic.
Herewith also attached the respective Letter, subjected: "LIGA PREMIERE in INDONESIA (LPI)"
And a couple of doubts of the letter; Having unusual found in an official letter (RED clouds) concerns : - No Signature found on the letter - An unsuitable subject, "The case of Liga Premiere in Indonesia (LPI)” - With all due respect, I can’t believe that FIFA would make a letter with bad grammars in it, e.g. on the Opening and closing paragraph; o "We acknowledge receipt of you letter dated 10 January 2011 with regard to the case of Liga Premiere (LPI) in Indonesia and we thank you for it." o " We thank you for your cooperation "
We understand that FIFA will neutral on this matter, but your clarification and advice very appreciated by us from Indonesia.
JAKARTA, KOMPAS.com — Dari sekian banyak kejanggalan yang ditemukan dalam surat resmi FIFA kepada PSSI terkait Liga Primer Indonsia (LPI), Juru Bicara LPI Abi Hasantoso mengaku menemukan sebuah kejanggalan lain yakni soal penulisan nama kompetisi LPI. Dalam suratnya, FIFA menyebut Liga Premier in Indonesia (LPI). Padahal, menurut Abi, seharusnya Liga Primer Indonesia atau Indonesia Primer League.
"Saya sebelumnya meminta surat FIFA tersebut kepada PSSI. Namun, mereka tidak memberikannya. Jadi, saya mendapatkannya dari media. Memang dalam surat FIFA terdapat kejanggalan. Mereka salah menulis nama kompetisi LPI dan salah berdasarkan hukum. Mungkin kompetisi yang mereka maksud yang menggunakan dana APBD. Jelas LPI tidak menggunakannya," ujar Abi saat dihubungiKompas.com, Minggu (16/1/2011).
Abi menambahkan, kejanggalan lain terdapat di halaman kedua yang berisi tanda tangan Sekretaris Jenderal Jerome Valcke. "Di bawah tanda tangan tertulis jabatan Valcke, secretary general. Seharusnya dalam bahasa Inggris baku general secretary. Begitu juga dalam tembusan. Sekjen AFC Alex Soosay ditulis secretary general," kata Abi.
"Selain itu, tidak ada footer alamat markas FIFA dalam lembar kedua. Padahal, di dalam lembar pertama ada," lanjut Abi. Sebagaimana diberitakan, pada Kamis (13/1/2011) PSSI bersama Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menggelar jumpa pers. Dalam pertemuan tersebut, PSSI mengumumkan akan memberikan sanksi bagi LPI setelah mendapatkan amanat dari FIFA melalui surat yang dikirimkan lewat faksimile pada 11 Januari lalu.