Kamis, 23 Desember 2010

TSUNAMI INDONESIA


INDONESIA Almost six years after the devastating 2004 tsunami, which killed more than 130,000 people in Aceh province, most victims have recovered from physical and psychological issues to resume their daily routines in a new environment.


In the worst-hit coastal Banda Aceh and Aceh Besar regencies, survivors live in houses and facilities built by the international community. They said they don’t want terrible memories to haunt their lives and hope to build a better future.


Hasnanda Putra, a 36-year-old resident of the devastated Blang Oi hamlet in Meuraxa district, which lost its population in the disaster, said people have been able to accept the loss of their loved ones.


“We are the offspring of people who were killed in the tsunami. We were away from the hamlet when the disaster struck,” he told The Jakarta Post here on Wednesday.


Hasnanda and his wife were in Malaysia visiting his uncle when the 9.8 magnitude earthquake that triggered the monstrous tsunami that hit Aceh and nearby Nias Islands on Dec. 26, 2004. The disaster killed at least 210,000 people in the region including Sri Lanka and India, displaced hundreds of thousands more and wiped out buildings and infrastructure in Aceh and Nias.


A civil servant at the Banda Aceh municipality administration, Hasnanda’s wife lost nine members of her family.


With Rp 53 million (US$5,800) in financial assistance from the Multi Donor Funds (MDF), they built a new house on a 125 square-meter plot of land in the hamlet.


“We built this house with an additional Rp 60 million loaned from the bank in the hope our lost loved ones would be pleased,” he said.


Amiruddin Asyik, a resident of a new housing areas in Kahju, which was constructed with the help of the MDF, said his family was happy to stay in the new place and would move only when he retires in 2015.


“Kahju was levelled, but now we have a completely new community with smooth roads and a better mosque,” said.


Amiruddin, a government employee, lost his wife and four teenage children in the disaster.


Thousands of quake-proof houses, schools, mosques and government offices have been built with new designs in the city.


Supervised by the Aceh and Nias Reconstruction and Rehabilitation Agency  (BRR), more than 150,000 modest houses, dozens of hospitals, ports, bridges and roads were built. Many others have also been repaired over the past five-and-a-half years.


Balukiyah Ruddin, head of Lamdingin village, praised the MDF-funded reconstruction projects, which involved local communities from the planning to the construction stages.


“Unlike BRR’s projects, the MDF have allowed residents to build their houses according to their needs.


Construction standards were set by donor countries and the entire process has been closely supervised to ensure the aid’s goals,” he said.


MDF has been entrusted to manage $685 million from 15 donor countries and institutions, including the EU, the US, the Word Bank and the Asian Development Bank to support reconstruction and rehabilitation projects in 14 regencies and 41 districts in the province.


The World Bank through the Community-based Reconstruction and Rehabilitation Program (Rekompak) managed $85 million and Rp 25.6 billion from the state budget to build more than 7,900 new houses, rehabilitate more than 6,900 others and construct 133 kilometers of roads, 142 kilometers of drains and 158 wells.


The World Bank-funded reconstruction and rehabilitation projects will be handed over to the Indonesian government here on Thursday.


















Tsunami in memori

RUPIAH TERMASUK MATA UANG SAMPAH KARENA BANYAK NOL-NYA

 

JAKARTA - Bagi pelaku pasar global, rupiah masuk dalam kategori mata uang sampah atau sering disebut the worst currencies. Pengamat Pasar Uang Farial Anwar, berdasarkan data yang didapatkan dari Bloomberg dan Fox menyebutkan, rupiah satu dari 10 mata uang di dunia yang dikategorikan mata uang sampah itu.

"Jangan marah, kita (rupiah) di dunia itu dianggap mata uang sampah karena nolnya kebanyakan," kata Farial dalam diskusi Indef mengenai "Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011" di Hotel Century Atlet, Jakarta, Kamis (23/12/2010).

Adapun ke-10 negara yang mata uangnya dikategorikan mata uang sampah berturut-turut adalah Zimbabwe, Vietnam, Sao Tome dan Principe, Laos, Iran, Indonesia, Guinea, Turkmenistan, Paraguay, dan Zambia. "Jangan sampai rupiah nanti sama dengan mata uang Zimbawe," kata Farial disambut tawa peserta diskusi.

Mata uang termurah saat ini Zimbabwe. Maksudnya satuannya berharga rendah dibandingkan dengan mata uang negara lain atau bisa juga dibandingkan dengan jumlah barang tertentu yang dapat dibeli. Beli sayur misalnya bisa sampai 1 juta dolar Zimbabwe.
"Nolnya terlalu banyak. Seperti rupiah jangan 1 dolar AS nolnya sampai ribuan," kata Farial.

Oleh karena itulah, Farial termasuk yang setuju dengan usulan redenominasi rupiah yang pernah diwacanakan Bank Indonesia (BI). "Ini masuk dalam saran yang kami sampaikan soal pengelolaan kebijakan moneter," kata Farial.

Menurut dia karena nol-nya terlalu banyak maka sering transaksi penukaran uang di luar negeri dengan rupiah kadang merepotkan.
"Sekarang tanda tanya kalau kita menukarkan rupiah di luar negeri. Apakah mereka mau menerimanya?," kata Farial.

Dengan redenominasi, lanjut Farial, maka perhitungan dalam anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan APBD akan lebih mudah.

Grup Bakrie Biayai Sewa Pesawat Timnas Rp 680 Juta


JAKARTA - Pelayanan khusus untuk Timnas Indonesia bukan omong kosong. Buktinya, untuk terbang ke Malaysia, Cristian Gonzales Cs menelan biaya 68.000 dolar AS atau sekitar Rp 680 juta dengan kurs 1 dolar AS sama dengan Rp 10.000. Biaya tersebut untuk menyewa sebuah pesawat jenis Foker 100 yang bakal menerbangkan Timnas dari Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Bandara Internasional Subang, Kualalumpur, Malaysia.

Adalah pesawat milik PT Eastindo Service yang disewa untuk menerbangkan Timnas ke Negeri Jiran. Direktur PT Eastindo Service, Kapten Yuri Gagarin mengaku mendapat pemesanan pesawat sehari setelah Gonzales Cs memastikan langkahnya ke Final Piala AFF 2010. Meski begitu, Kapten Yuri enggan menyebutkan pihak yang menjadi penanggung jawab pembiayaan sewa pesawat tersebut.

"Yang menghubungi kita dari Pegasus, satu dari perusahaan Bakrie. Tapi saya juga dihubungi Ketua Umum PSSI, Pak Nurdin (Halid). Kalau ditanya siapa yang bayar, saya kurang tahu. Yang jelas kita dihubungi dua-duanya," ungkap Kapten Yuri saat ditemui Tribunnews di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (23/12/2010).

"Harga 68.000 dolar AS itu adalah harga paket. Yaitu mulai tanggal 24 Desember besok sampai tanggal 27 Desember. Jadi setelah berangkat besok, kita tidak akan pulang dulu, pesawat akan stay (tetap tinggal) di sana (Malaysia) sampai tanggal 27 Desember nanti," tambahnya.

Normalnya, pesawat Foker 100 milik PT Eastindo disewakan dengan harga 6.000 dolar AS per jam. Tarif itu belum termasuk biaya lainnya seperti biaya Ground Handling, serta penyewaan peralatan selama berada di Bandara.

"Biar pun pesawat stay di Bandara, tapi tetap ada cost atau biaya yang dikeluarkan. Karena itu kita memberikan harga paket," kata Kapten Yuri.

Rombongan Timnas dijadwalkan bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma pada Jumat (24/12/2010) pukul 09.00 WIB. Kapten Yuri menyebutkan rombongan akan melewati pintu masuk keberangkatan Bandara Halim Perdanakusuma.

Kok enggak lewat VIP? Kapten Yuri menjelaskan alasan rombongan timnas melewati pintu reguler penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma berkenaan dengan barang-barang bawaan mereka. Katanya, ruang VIP tidak dilengkapi peralatan untuk menimbang barang bawaan.

"Setelah lewat pintu masuk, mereka akan masuk ke lounge khusus yang ada di dalam," tuturnya.

Malaysia Siap Buat Kejutan untuk Indonesia

                                                             
Melalui permainan Norshahrul dan Khairul Fahmi, Malaysia bisa buat kejutan ke Indonesia.
Ketua Jurulatih Kelantan B. Sathianathan yakin timnas Malaysia mampu membuat kejutan dalam pertandingan final putaran pertama melawan Indonesia Piala AFF 2010 di Stadium Nasional Bukit Jalil, Minggu, 26 Desember 2010 ini.

"Saya yakin pasukan kita mempunyai peluang bagus pada lawan kali ini berdasarkan apa yang telah mereka tunjukkan sepanjang pertandingan," kata Sathianathan kepada Utusan Online.

Sathianathan juga berharap dua pemain Kelantan yang beraksi bersama skuad Negeri Jiran tersebut, terus memberikan aksi terbaik pada perlawanan final pertama itu nanti, dan mengikuti apa yang diarahkan pelatih K. Rajagobal.

"Saya bangga dengan dua pemain ini, yaitu Norshahrul Idlan Talaha dan Khairul Fahmi Che Mat, yang telah menunjukan aksi cemerlang sepanjang pertandingan," jelasnya.

Aksi mereka di final nanti diharapkan mampu memberikan kejutan untuk Malaysia dengan mengalahkan Indonesia. "Saya cukup gembira dengan apa yang telah ditunjukkan dan berharap mereka dapat memberikan kejutan dipertandingan ini," tuturnya. "Apalagi, ini akan menjadi peluang besar bagi Norshahrul dan Khairul Fahmi untuk membuktikan kemampuan di pentas antarabangsa,"

Melalui dua pemain ini, lanjutnya, diyakini Malaysia akan menjadi juara Piala AFF 2010 untuk pertama kalinya sejak digelar pada tahun 1996.

LIRIK LAGU SUPORTER MALAYSIA HAMPIR SAMA DENGAN INDONESIA

COBA SIMAK INI GAN EMANG DASAR MALAYSIA SUKA TIRU-TIRU
Laga Indonesia v Malaysia jelas menjadi partai besar di ajang Piala AFF 2010, 1 Desember ini di Stadion GBK Jakarta. Dan berita tak kalah besar, ialah rencana kedatangan Ultras Malaysia (Suporter Malaysia) ke Senayan, Rabu malam ini.

Ucapan selamat datang pun langsung diperlihatkan suporter tuan rumah Indonesia, sebut saja The Jakmania, suporter ibukota ini jelas menjadi suporter pertama yang bakal bersua suporter Malaysia.

Ultras Malaya memang tak terlalu punya rekor sebagai suporter yang fanatik. Meski demikian, dukungan mereka jelas menjadi semangat bagi pasukan Malaysia.

Meski lagu-lagu mereka masih identik dengan nada lagu-lagu suporter Indonesia, hal tersebut juga tak membuat mereka malu. Bahkan, 5000 suporter (KATANYA) Malaysia yang akan mengisi sebagian tribun GBK berencana menyanyikan penyemangat bagi Safiq Rahim dkk.





Rumah Termahal di Dunia


MILIARDER India, Mukesh Ambani, mengadakan pesta selamatan rumah barunya yang memiliki 27 lantai dan diyakini sebagai rumah termahal di dunia.
Sekitar 80 orang menghadiri pesta itu di Mumbai, Jumat (26/11) lalu, seperti dilaporkan surat kabar Times of India. Seorang tamu menyebut rumah itu sebagai “Taj Mahal dari abad 21″.
Ambani yang diyakini sebagai orang terkaya di India pindah ke rumah itu bulan lalu dengan istri dan tiga anaknya.
Berbagai laporan mengatakan rumah itu bernilai US$1 miliar. Gedung tinggi di Mumbai, yang menjulang ditengah banyak daerah kumuh, dilaporkan berisi bioskop, beberapa kolam renang dan landasan helikopter dan diberi nama “Antilia”, seperti nama sebuah pulau mitos di samudra Atlantik.

Kontroversi

Surat-surat kabar setempat mengatakan rumah itu memerlukan 600 untuk merawatnya dan menurut Times of India rekenin listrik pertama rumah itu untuk bulan September senilai 7 juta rupee (Rp1,3 miliar).
Mukesh Ambani adalah orang terkaya di India.
Rumah itu memicu kontroversi karena para pegiat anti kemiskinan menekankan kontras antara kemewahan rumah itu dan kehidupan masyarakat di daerah-daerah kumuh di sekitarnya di kota yang memiliki 18 juta penduduk tersebut.
Para tamu yang hadir dalam pesta itu termasuk penulis novel India Shobhaa De, bintang Bollywood Preity Zinta dan Aamir Khan dan miliarder Kumar Mangalam Birla.
Rumah yang memiliki sebuah kuil di lantai dasar dan perpustakaan di lantai puncak itu dirancang menurut prinsip Vaastu, tradisi India yang mirip dengan tradisi Cina, feng shui.
Menurut majalah Forbes Ambani, 53 tahun, memiliki kekayaan US$27 miliar.
Dia adalah direktur utama dan direktur pelaksana Reliance Industries, salah satu konglomerat terbesar di dunia. Dia juga pemilik tim cricket Liga Primer India, Mumbai Indians.

Antrean Diserobot, Eh Malah Menang Lotere Rp150 Miliar


SEORANG pria Filipina menang lotere $17 juta, lebih dari Rp150 miliar, setelah dia membiarkan seorang wanita menyerobot antrian.
Menurut seorang pejabat badan lotere nasional Filipina, bapak beranak tiga tersebut kemudian meminta mesin memilihkan angka ketika membeli kupon lotere bulan November lalu.
Pria berusia 60-an itu diyakini bermukim di Amerika Serikat dan pulang ke Filipina hanya untuk menjenguk kerabatnya.
Badan lotere Filipina merahasiakan nama pemenang dengan alasan melindungi yang bersangkutan dari aksi penculikan.
Jumlah hadiah lotere nasional Filipina pada penarikan 29 November tinggi sebab tidak satu pun pembeli meraih hadiah utama sejak 15 Mei 2010.
Mengikuti ketentuan lotere, hadiah yang tersedia dalam 86 penarikan tersebut kemudian diakumulasikan. Hasil pemenang lotere akhir November berhak atas hadiah utama terbesar di Filipina ini.
Jutaan warga berebut membeli tiket menjelang penarikan meski peluang untuk menang hanya satu banding 29 juta.
Namun, perusahaan lotere Filipina mengatakan si pemenang lupa memeriksa nomor di kupon loterenya dan baru satu pekan setelah pengumuman hasil penarikan, dia menyadari bahwa dia meraih rezeki nomplok $17 juta.
”Ketika dia tahu dirinya menang, dia terus menerus membayangkan: betapa sedih wanita itu. Dia mungkin saja merebut hadiah besar itu anda dia bersabar di antrian,” kata badan lotere nasional Filipina, Margie Juico kepada AFP.

Zulkifli Syukur Pernah Jadi Tukang Cuci Piring Demi Beli Sepatu Bola


TEMPO Interaktif, Makassar - Nama Zulkifli Syukur semakin dikenal seantero Indonesia sebagai bek yang tangguh. Berkat andilnya, Timnas Indonesia mampu mempertahankan kemangan 1-0 atas Filipina di babak Semifinal Pertama Piala AFF yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 16 Desember lalu.

Saat itu Filipina nyaris menyamakan kedudukan di menit ke-73. Beruntung palang pintu Indonesia kelahiran Makassar 3 Mei 1984 ini berhasil menghalau bola lewat sundulan kepalanya. Tapi siapa sangka Zulkifli sewaktu kecil menjadi tukang cuci piring di warung coto Makassar. Ini dikisahkan tante Zulkifli bernama, Hajah Nursiah, 72 tahun.

Sepeninggal ayahnya, M Syukur, beberapa tahun yang lalu, Zul pun tinggal bersama Nursiha sampai usia belasan tahun. Soalnya ibunya, Hajah Mardiyana, tinggal di Timika-Papua.

Hobi bermain bola anak keempat dari lima bersaudara ini sudah terlihat di usia delapan tahun. Kala itu pemain Arema Indonesia ini masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar Negeri Sudirman.

Sehabis pulang sekolah, kenang Nursiah dia langsung bermain bola. Biasanya main depan rumah atau main dilapangan Hasanuddin dan Karebosi. “Saya biasa larang kalau main bola. Karena bajunya pasti kotor dan hari-hari dicuci. Waktu itu kami tidak tahu kalau ternyata main bola bisa menghasilkan,” ucap Nursiah dengan mata berkaca-kaca kepada Tempo, Rabu (22/12) lalu.

Wanita paruh baya ini menambahkan, walau dilarang, Zul tetap ongotot bermain bola. Bahkan ia rela kerja serabutan untuk membeli sepatu demi hobbinya itu. “Dia (Zul) pernah kerja jadi tukang cuci piring di warung coto Makassar dekat rumah, tukang parkir, dan kerja selokan. Semua itu dilakukannya untuk beli sepatu. Dan sungguh kami tidak tahu,”jelasnya.

Dimata dia, Zul merupakan anak yang ulet dan disiplin, apapun yang dikerjakan agar bisa menghasilkan uang. Karena dia sendiri mengaku, kehidupan ekonomi saat itu hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Setelah Zul memasuki remaja, dia pun masuk ke klub lokal Persim Maros. Bakatnyanya pun sudah terasa hingga PSM pun meliriknya. Setahun di skuad Pasukan Ramang selanjutnya ke Bontang, Persim Minahasa dan Arema Indonesia.

Di Arema lah Zul mulai dikenal, hingga dipanggil masuk di timnasional membela Indonesia diajang bergengsi sepakbola Internasional. “Sejak kejuaraan ini digelar, sebelum tampil dia pasti menelpon kerumah. Saya pun mendoakannya. Supaya dia bisa konsen main dan Indonesia menang,”tuturnya.

Paman Zul, Haji Muh Gazali, 65 tahun, adalah mantan pengurus PSM era 90-an. Ia mengatakan, kalau Zul sudah menelpon, keluarga pun langsung menggelar nonton bareng dirumah ini. “Harapan kami sekeluarga, menghadapi Malaysia dipartai Final di Leg Pertama pada 26 Desember, Zul bisa bermain tenang, perbaiki kondisi dan jangan terpancing emosi,”bebernya.

Di rumah bercat putih-ungu berlantai dua berukuran kecil inilah, Zul tinggal. Kini rumah tersebut dihiasi poster berukuran besar. Terlihat Zul berpose dengan timnas lainnya