Rabu, 09 Maret 2011

KISAH TRAGIS AKTRIS CANTIK KOREA


Jang Ja Yeon mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di kediamannya.
Meski telah dua tahun berlalu, publik masih penasaran dengan apa yang menjadi penyebab aktris Korea, Jang Ja Yeon, memutuskan  mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Perlahan-lahan penyebab kematian aktris tersebut memang kini mulai terkuak. Pada 6 Maret lalu 'The 8 O'Clock News' yang ditayangkan SBS mengungkapkan jika selama ini Jang Ja Yeon dipaksa untuk melayani nafsu birahi 31 orang pria. Fakta itu terungkap setelah adanya dokumen yang ditulis tangan sendiri oleh Jang Ja Yeon.

Hal itu ternyata membuat artis cantik ini merasa lelah dan frustasi karena dijadikan budak seks bagi para orang-orang penting yang memiliki pengaruh di dunia hiburan di negeri Ginseng tersebut.

Diyakini hal itulah yang membuat Jang  memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan tragis. Ia sepertinya sudah tak sanggup lagi menanggung beban hidupnya yang pahit tersebut. Apalagi, selama ini, ia juga harus menjalani kehidupan yang berat dan menyedihkan karena ditinggal mati orangtuanya.

Orangtua Jang meninggal dunia karena kecelakaan mobil yang terjadi pada tahun 1999 lalu. Sejak ditinggal orangtuanya, artis kelahiran 8 Desember 1982 ini hidup bersama dengan adik dan kakaknya.

Jang memang memiliki keinginan yang kuat untuk berkarir di dunia entertainment. Ia mulai mencoba untuk menembus kerasnya persaingan di industri hiburan di negaranya tersebut.

Dengan berbekal kemauan yang keras, usaha Jang Ja Yeon tak sia-sia. Ia memulai karirnya sebagai artis dengan membintangi iklan di televisi. Wajahnya yang cantik membuat ia mendapatkan tawaran untuk membintangi serial drama.

Lompatan terbesar dalam karirnya adalah saat ia mendapatkan peran di drama 'Boys Before Flowers' yang memasang wajah Lee Min Ho sebagai pemeran utama. Di serial yang dibuat berdasarkan cerita dari Jepang 'Hana Yori Dango' ini, Jang berperan sebagai Sunny. Sunny adalah salah satu trio yang selalu memusuhi dan iri dengan pemeran utama wanita di serial tersebut.

Setelah itu, artis yang menutup mata pada usia 26 tahun ini kembali mendapatkan tawaran untuk membintangi film. Tidak tanggung-tanggung, Jang mendapatkan dua film sekaligus. Pada saat kematiannya, sebenarnya Jang sedang menunggu dua filmnya yang akan segera dirilis. Ia berakting untuk film 'They Are Coming' dan 'Penthouse Elephant'.

Dari tulisan yang dibuatnya sebelum ia bunuh diri diketahui jika kerjasamanya dengan manajemen artis yang menaungi Jang tidak berjalan mulus. Diketahui Jang menghadapi kesulitan saat merintis karirnya sebagai artis.

Manajemennya diduga telah memanfaatkan dan menuntut Jang untuk melayani para pria yang memiliki pengaruh dalam industri hiburan Korea dengan alasan untuk memuluskan karirnya sebagai artis. Ia dipaksa tunduk pada peraturan tersebut.

Sebelum kematiannya, artis ini diketahui menderita depresi sampai harus mendapatkan perawatan medis selama satu tahun.

Sebelum ditemukan bunuh diri di kamarnya, di rumahnya di kawasan Bundang Seongnam, pada 7 Maret 2009 lalu, sang kakak mengungkapkan adiknya itu sempat mengeluh jika ia mengalami stres berat dan ingin mati. Ia mengatakan hal tersebut kepada kakaknya melalui sambungan telepon.

Setelah tak bisa ditelepon, kakaknya memutuskan untuk pulang ke rumah dan menemukan tubuh Jang yang telah tergantung di kamarnya.

Kematian Jang dipercaya karena bunuh diri. Tetapi, catatan yang dibuat Jang membuat polisi melakukan investigasi ke kantor manajemennya. Polisi menangkap mantan manajer Jang, Kim Sung Hoon di Jepang.
Kim Sung Hoon membantahnya. Tetapi polisi tetap menjalani proses penyelidikan. Dan ia dihukum percobaan penjara selama 2 tahun dan harus menjalani pelayanan masyarakat selama 160 jam.

VIDEO MANUSIA 6 TAHUN MAKAN BATU

KRONOLOGIS PENEMBAKAN 3 WARIA DI TAMAN LAWANG

Dari keterangan saksi, pelaku berjumlah tiga orang dan mengendarai tiga sepeda motor.
Hingga kini aparat dari Kepolisian Sektor Menteng dan Polres Jakarta Pusat masih mengumpulkan informasi berkait peristiwa penembakan terhadap tiga waria di kawasan Taman Lawang, Jakarta Pusat, Kamis dini hari tadi, 10 Maret 2011.

Polisi saat ini masih memintai keterangan dari sejumlah saksi mata yang berada di tempat kejadian saat penembakan terjadi. "Tiga waria masih kami mintai keterangan. Mereka ada di tempat kejadian," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Menteng, Ajun Komisaris Pol. Janus Silaen.

Dari keterangan saksi, pelaku diketahui berjumlah tiga orang dan mengendarai tiga sepeda motor. Mereka mendatangi lokasi kejadian sekitar pukul 03.25 WIB dan memanggil ketiga korban yang menetap di Jalan Juana, Blora, Menteng, Jakarta Pusat. Tak jelas apa yang mereka bicarakan. Tapi, setelah itu sempat terjadi adu mulut sengit antara pelaku dan waria. Tak berselang berapa lama, lalu terdengar tembakan pistol. Tiga waria tergeletak bersimbah darah.
Sejumlah waria yang mendengar letusan itu segera menghampiri teman-teman mereka. Para pelaku langsung kabur. Karena panik, seorang dari mereka terjatuh dari motor. Dia memutuskan meninggalkan motor bebek miliknya berpelat nomor B 6616 EJP, dan berhasil melarikan diri.
Sekelompok waria pun mengamuk. Sia-sia mengejar pelaku, mereka lalu menghancurkan sepeda motor tak bertuan itu.
Saat ini polisi masih menunggu hasil pemeriksaan tim Puslabfor Mabes Polri untuk memastikan jenis senjata api yang digunakan pelaku. Apa motif di balik peristiwa itu pun belum diketahui. Ada dugaan, pelaku beraksi karena dendam.
Korban yang tewas ditembak diketahui bernama Sakira alias Faisal Harahap. Dua lainnya yang terluka parah adalah Venus alias Agus dan Astrid alias Tamtam.

Selama ini kaum waria di kawasan Menteng, Jakarta, dikenal hidup berkelompok. Sebagian di antara mereka tergabung dalam kelompok Blora dan biasa berkumpul di kawasan Jalan Latuharhari dan Jalan Purworejo, Menteng, Jakarta Pusat. (kd)

video psikolog cantik terapi telanjang

KERETA GANTUNG JATUH 43 TURIS TEWAS


Hasil investigasi polisi menyimpulkan kelalaian sebagai penyebab kecelakaan
Pada 35 tahun lalu, industri pariwisata Italia dilanda tragedi. Sebanyak 43 turis, termasuk 15 anak-anak, tewas saat sebuah kereta gantung terlepas dan jatuh dari ketinggian 213 meter di kawasan tetirah Cavalese.

Menurut stasiun berita BBC, sesaat setelah kereta terhempas ke tanah, rangkaian rel seberat 3 ton yang menahannya ikut jatuh dan langsung menimpa penumpang yang ada di dalam kabin. Alhasil, seluruh penumpang tewas seketika kecuali seorang anak perempuan berusia 14 tahun asal Milan.

Berdasarkan keterangan salah seorang teknisinya, kereta gantung yang dibangun pada tahun 1966 tersebut tidak dilengkapi dengan sistem pengaman cadangan untuk mengantisipasi putusnya kabel yang menahan kereta. Akibatnya, saat kabel suspensi tersebut putus, kereta langsung terjun bebas dan terhempas ke tanah.

Hasil investigasi polisi menyimpulkan kelalaian sebagai penyebab terjadinya kecelakaan kereta gantung terburuk dalam sejarah tersebut. Tidak lama, empat orang pejabat operator kereta diseret ke pengadilan karena dipandang lalai merawat dan mengoperasikan wahana kereta gantung milik mereka.