Rabu, 08 Februari 2012

Piramida di Gunung Sadahurip Tak Terbukti

 Kabar mengenai peninggalan bersejarah di Gunung Sadahurip di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, seperti bangunan piramida, tidak dapat dibuktikan.
"Gunung Sadahurip yang berbentuk menyerupai piramida itu terbentuk secara alami, jadi tidak bisa dikatakan kalau di dalam Gunung Sadahurip memendam piramida peninggalan sejarah," kata Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut, Warjita, kepada wartawan, Rabu (1/2/2012).
Pernyataan Warjita tersebut berdasarkan laporan tim ahli geologi dan arkeologi dari ITB yang datang melakukan penelitian di Gunung Sadahurip beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima dari tim peneliti ITB, Gunung Sadahurip tidak memendam peninggalan bersejarah atau bangunan piramida yang disebut-sebut oleh Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief.
Menurut tim penelitian yang dipimpin oleh ahli geologi ITB, Sujatmiko, kata Warjita, Gunung Sadahurip yang membentuk mengerucut seperti piramida karena proses pembentukan alam dan tidak ada yang istimewa terbentuk oleh manusia.
"Terbentuk secara alami dan tidak bisa dikatakan kalau di dalam Gunung Sadahurip memendam piramida peninggalan sejarah," katanya.
Adanya pernyataan tim peneliti sebelumnya yang ditirukan oleh Staf Khusus Kepresidenan itu, kata Warjita, berdasarkan penilaian tim dari ITB menyayangkan langkah penelitian oleh tim sebelumnya yang menyalahi aturan.
Tim peneliti dari ITB, kata Warjita, menilai tim peneliti Gunung Sadahurip sebelumnya langsung melakukan pendeteksian pada lapisan tanah, tidak terlebih dahulu menempuh jalur historis dan tanda-tanda peninggalan sejarah sekitar gunung.
Apalagi dikaji dari sejarah di Indonesia, kata Warjita, tidak pernah mengenal adanya peradaban pembuatan piramida, kecuali mengenal dengan adanya punden berundak dan candi. "Langkah penelitian tim dari pusat pun sudah menyalahi prosedur penggalian benda-benda bersejarah. Dilihat historis di Indonesia tak pernah mengenal peradaban pembuatan piramida," katanya.

Situs Gunung Padang Lebih Tua dari Piramida Giza

Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba menduga kuat adanya bangunan piramida di situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur dan Gunung Sadahurip di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dugaan itu mengundang kontroversi para ahli arkeologi dan geologi yang selama ini meneliti situs-situs geologi dan peninggalan arkeologi.
Menurut salah satu anggota Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba, Danny Hilman, mereka mengebor hingga sedalam 20 meter di Gunung Padang, tak jauh dari situs megalitikum, dan menemukan tiga rongga di badan gunung. Satu dari ketiga ruangan itu berukuran 10 meter x 20 meter. Posisi ketiga ruangan bertingkat.
Hasil penelitian itu dipaparkan di Kantor Sekretariat Kabinet, Selasa (7/2/2012). ”Selama ini para ahli arkeologi hanya meneliti situs megalitikum di lapisan atas. Belum banyak meneliti ke bagian lebih dalam,” kata Danny.
Menurut dia, para peneliti terdahulu menganggap temuan di Gunung Padang hanya situs megalitikum biasa. Hasil pengeboran tim menemukan lapisan dasar fondasi bangunan berumur 4700 SM. Lebih tua dari piramida Giza di Mesir yang berusia 3500 SM.
Andang Bachtiar, yang juga anggota Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba, mengatakan, pengeboran menemukan lapisan pasir. ”Kami mencari apakah lapisan itu bagian teknologi antigempa,” tuturnya.
Belum lagi ada klarifikasi tentang keberadaan piramida, tim juga menduga ada piramida di Gunung Sadahurip. Tim juga mengamati bentuk fisik kedua gunung itu mirip piramida.
Penemuan di situs Sadahurip dan Padang diklaim sebagian temuan Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief. Tim beranggota sembilan orang dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, geofisika, paleotsunami (ilmu tsunami purba), paleosedimentasi, geodinamika, arkeolog, filolog (ahli naskah kuno), dan antropolog.
Tim ini juga meneliti beberapa situs di tempat lain. Tujuannya untuk memahami apa ada kejadian alam hebat sehingga menghancurkan peradaban manusia waktu itu. Penelitian akan dilanjutkan 2,5 tahun ke depan melalui pendekatan riset, survei, manuskrip kuno, dan lain-lain.
Bantahan
Beberapa geolog dan arkeolog menampik adanya bangunan piramida di kedua gunung itu. Sutikno Bronto, geolog yang mendalami gunung api purba, mengatakan, kedua gunung itu ”hanya” gunung api purba. Bukan gundukan tanah berisi piramida.
Ciri-ciri lokasi gunung purba, lanjut Sutikno, adalah batuan penyusunnya merupakan hasil aktivitas gunung berapi setempat. Usia gunung api purba Padang lebih dari 2 juta tahun, sedangkan Sadahurip ribuan tahun.
Geolog dari BP Migas, Awang Harun Satyana, mengatakan, Indonesia mengenal bentuk piramida, yakni punden berundak. Untuk membuktikan ada tidaknya piramida di Sadahurip dan Padang, diperlukan penelitian secara menyeluruh. (IND/CHE)

Nasional "Negara Papua Telah Didaftarkan ke PBB"

Sidang lanjutan kasus makar “Presiden Papua” dengan agenda pembacaan eksepsi terdakwa, berlangsung Rabu 8 Februari di Pengadilan Negeri Jayapura. 

Forkorus Yaboisembut yang mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden Negara Republik Federal Papua Barat dalam Kongres Rakyat Papua III menolak dakwaan jaksa yang menjeratnya dengan pasal 106 KUHP tentang tindak pidana makar.

"Kami  menolak dakwaan sebab selama ini kami melakukan
perjuangan dengan cara damai, beradab dan bermartabat, sehingga tidak melanggar aturan," tegas Forkorus Yaboisembut kepada wartawan usai sidang pembacaan eksepsi.

Perjuangan, lanjutnya, dilakukan  tanpa kekerasan, tanpa senjata sebab akan banyak korban dan melanggar HAM.  "Orang akan banyak mati bila kami berjuang dengan kekerasan," singkatnya.

Forkorus juga meminta pemerintah Indonesia berhenti memaksakan bangsa Papua menjadi bangsa Indonesia. "Stop memaksa kami menjadi bangsa Indonesia, kami bangsa Papua berhak menentukan nasib kami sendiri," tegasnya.

Forkorus Yoboisembut yang  juga Ketua Dewan Adat Papua DAP juga mengklaim, selain memiliki 35 pengacara dalam negeri juga  memiliki 6 orang pengacara internasional di Brussel, Belgia. "Enam pengacara internasional ini akan mendaftarkan Negara Federal Republik Papua Barat di Perserikatan Bangsa Bangsa PBB.  Ini surat mereka," ujar Forkorus sambil menunjukan surat dari 6 pengacara Internasional tersebut.

Menurutnya, tugas  pengacara mereka di  tingkat internasional adalah memberitahukan dan mendaftarkan negara Federal Republik Papua Barat di PBB, menggugat aneksasi negeri Papua Barat ke Mahkamah Internasional. “Tugas mereka memberitahukan negara Federal Republik Papua Barat ke PBB, menggugat aneksasi Papua Barat ke Mahkamah Internasional," paparnya.

Forkorus Cs mengklaim surat pendaftaran Negara Federal Republik Papua Barat telah didaftarkan ke Sekretariat PBB oleh pengacara internasional mereka pada tanggal 26 Januari lalu. Sementara salinan suratnya telah diterima Forkorus Cs dua hari setelah pendaftaran surat itu ke PBB yakni tanggal 28 Januari.

Lion Air: Pilot Kami Tak Lagi Pakai Narkoba

Kini, maskapai penerbangan Lion Air menjamin tidak akan ada lagi pilotnya yang mengkonsumsi narkoba. Hal ini ditegaskan Lion Air setelah dua pilotnya dicokok kedapatan usai pakai narkoba jenis sabu. 

"Kru kami yang terbang, baik pilot atau kru kami tidak ada lagi yang terlibat narkoba. Artinya selama terbang kami cek bersih dari Narkoba," kata Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait di Kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta Timur, Rabu 8 Februari 2012.

Untuk dua pilotnya yang telah ditangkap, Edward mengatakan telah menyerahkan sepenuhnya proses hukum. Dua pilot Lion Air yang dibekuk karena kasus narkoba yakni HA di Makassar dan SS di Surabaya. SS dibekuk tiga jam sebelum menerbangkan pesawat. 

"Kasus kemarin kita serahkan kepada BNN. Sudah dilakukan rehab dan tetap akan dilakukan proses hukum kepada keduanya," kata Edward.

Lion Air menggandeng BNN untuk mencegah penggunaan narkoba, terutama bagi awak pesawat. Kerjasama ini diwujudkan untuk pencegahan, rehabilitasi dan membantu proses penindakan.

Lion Air akan meningkatkan intensitas pemantauan para pilot dan kru pesawat yang akan terbang. Semua pilot yang akan terbang, kata Edward, harus bersih dari narkoba.

"Selama kerja istirahat, aktivitas akan dimonitor," kata Edward. "Kami minta masukan dari BNN sehingga masalah ini tidak akan muncul lagi."

Edward juga berharap kepada masyarakat agar tetap yakin kalau Lion Air adalah maskapai penerbangan yang aman bagi Masyarakat. "Yakinlah pilot dan kru kami kami sudah tidak lagi ada narkoba," kata Edward

Pilot Nyabu Bikin Direktur Lion Air Stres

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengaku stres menghadapi pemberitaan di media massa mengenai ditangkapnya dua pilot maskapai itu yang berinisial SS dan HN. Keduanya kedapatan mengonsumsi narkoba, dalam waktu yang berdekatan.

"Siapa yang tidak stres lah, lihat di berita anak buahnya pakai narkoba," ujar Edward di Kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta, 8 Februari 2012.

Ketika ditanya apakah dirinya merasa kesal dengan pemberitaan yang selamai ini selalu menyoroti perusahaan yang ia pimpin, Edward tidak menepis. "Secara personal ya cukup terganggu," kata Edward.

Ia juga mengakui dengan adanya pemberitaan di media, jelas mempunyai dampak terhadap kinerja Lion Air. Namun pihaknya tetap optimistis dan yakin kasus dua pilot yang tertangkap sedang nyabu ini tidak akan terulang lagi. "Masalah Narkoba bukan masalah Lion, kami harus yakin pilot dan pegawai Lion Air tidak boleh sentuh narkoba," kata Edward. 

Kasus pilot nyabu terungkap saat BNN membekuk pilot Lion Air berinisial SS. Tak hanya barang bukti sabu seberat 0,4 gram dan alat penghisap, di tubuh pilot itu juga terpapar barang haram.

Kejadian Sabtu 4 Februari 2012 itu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, aparat juga mencokok pilot berinisial HA. Pertengahan 2011 lalu, dua penerbang, pilot MN dan kopilot HT dibekuk saat pesta sabu. Juga 6 April 2011 lalu seorang pramugari tertangkap tangan menyimpan sabu di pakaian dalam. Semua dari maskapai yang sama.

Nokia akan PHK 4.000 Karyawan


Nokia mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan di beberapa pabriknya. Sekitar 4.000 karyawan di pabrik yang berlokasi di Finlandia, Hungaria dan Meksiko akan diberhentikan bertahap pada tahun 2012 ini.

Dalam pernyataannya, Nokia memutuskan melakukan PHK tersebut karena ingin mengalihkan basis produksi smartphone ke Asia. Perakitan smartphone dipandang lebih efisien dilakukan di Asia karena mayoritas supplier komponen berada di benua ini. 

Dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (8/2/2012), ketiga pabrik yang dilanda pemutusan kerja itu masih akan beroperasi. Namun lebih untuk proses kustomisasi smartphone yang ditujukan ke pasar Eropa dan Amerika. 

"Memindahkan perakitan ke Asia ditujukan untuk meningkatkan kecepatan kami ke pasar. Dengan bekerja lebih dekat dengan supplier, kami yakin mampu memperkenalkan inovasi ke pasar lebih cepat sehingga lebih kompetitif," kata Niklas Savander, Nokia Executive Vice President.

Nokia saat ini masih berstatus sebagai vendor ponsel terbesar di dunia. Namun mereka keteteran di segmen smartphone yang didominasi handset Android serta iOS.

Vendor asal Finlandia itu kini menggantungkan asa pada sistem operasi Windows Phone buatan Microsoft. Mereka telah merilis sejumlah seri Nokia Windows Phone yaitu Lumia 800, Lumia 710 dan Lumia 900.