5000 BURUNG JATUH DARI LANGIT DI ARKANSAS
Kematian massal berbagai jenis burung dan ikan dilaporkan meluas hingga berbagai penjuru dunia, Rabu (5/1). Hanya beberapa hari setelah 5.000 burung berjatuhan dalam keadaan mati di Negara Bagian Arkansas, Amerika Serikat, kejadian serupa juga dilaporkan terjadi di Negara Bagian Lousiana, AS, dan di sebuah kota di Swedia. Christer Olofsson, petugas layanan darurat di kota Falkoeping, mengatakan, burung-burung mulai berjatuhan di kota di Swedia barat daya itu sejak Selasa tengah malam. Sekitar 50-100 burung jackdaw—sejenis gagak—ditemukan terkapar di jalanan berlapis salju. Sebagian besar sudah mati.
Institut Kedokteran Hewan Swedia saat ini sedang meneliti bangkai-bangkai burung itu untuk menyelidiki kemungkinan adanya infeksi virus flu burung.
Anders Wirdheim, ahli ornitologi, mengatakan bahwa peristiwa ini tidak lazim. Burung jackdaw biasa menghabiskan musim dingin dalam sebuah kawanan besar. Diduga ada gangguan yang membuat kawanan itu stres dan terbang tidak beraturan sampai mati.
Di AS, sekitar 500 bangkai burung blackbird sayap merah, jalak, dan grackles ditemukan di kawasan Pointe Coupee Parish, dekat kota Baton Rouge, Louisiana, Selasa (4/1). ”Kami sudah mengirim sampel bangkai ke sebuah laboratorium di Missouri dan sedang menunggu hasilnya,” tutur Olivia Watkins dari Departemen Perikanan dan Margasatwa Louisiana.
Hingga saat ini, para pakar belum mengetahui penyebab pasti kematian massal burung-burung tersebut. Berbagai teori mengemuka, mulai suara ledakan kembang api Tahun Baru yang membuat burung-burung tersebut kaget sampai petir dan hujan es.
Dari hasil pembedahan bangkai-bangkai burung tersebut, petugas hanya bisa memastikan penyebab kematian adalah ”trauma fisik yang akut” dan bukan disebabkan jenis penyakit tertentu.
Kabar kematian massal burung ini disusul kabar kematian massal misterius ribuan ikan yang terjadi di berbagai lokasi di dunia, mulai Teluk Chesapeake, Maryland, AS; Sungai Arkansas, Arkansas, AS; Semenanjung Coromandel, Selandia Baru; dan Pantai Parana, Brasil.
Di Sungai Arkansas, yang terletak hanya sekitar 160 kilometer dari lokasi kematian massal burung blackbird di kota Beebe, pekan lalu ditemukan sekitar 80.000-100.000 bangkai ikan drum (keluarga Sciaenidae). Ribuan bangkai ikan tersebar hingga 36 kilometer di sepanjang aliran sungai tersebut.
Komisi Memancing dan Berburu Arkansas kebingungan karena kematian massal tersebut hanya menimpa satu spesies ikan. ”Kalau penyebabnya adalah polusi, pasti ikan-ikan lain juga ikut terkena, bukan cuma ikan drum,” tutur Keith Stephens, petugas dari komisi tersebut.
Juru bicara Departemen Lingkungan Hidup Maryland Dawn Stolzfus, yang dikutip wbaltv.com, mengatakan bahwa penyebab kematian puluhan ribu ikan kecil di Teluk Chesapeake diduga disebabkan oleh cuaca dingin ekstrem yang membuat ikan-ikan itu stres. Stolzfus mengatakan, ikan-ikan itu biasanya berenang ke perairan yang lebih hangat sebelum cuaca dingin melanda kawasan itu pada Desember. Namun, entah mengapa, tahun ini mereka tidak melakukan itu.
Harian The New Zealand Herald (www.nzherald.co.nz) edisi hari Rabu mengabarkan, para petugas dari dinas perikanan masih terus menyelidiki penyebab kematian ratusan ikan di pantai-pantai di kawasan Semenanjung Coromandel, Selandia Baru utara.
Dari Brasil, Federasi Nelayan di Koloni Parana melaporkan, tidak kurang dari 100 ton ikan sarden, croaker, dan sejenis ikan lele ditemukan mati misterius sejak Kamis pekan lalu. (AFP/AP/CNN/DHF)
Rabu, 05 Januari 2011
Arab Saudi Tangkap Burung Mata-mata Israel
Burung yang dilengkapi GPS dan kode itu masuk ke wilayah pedesaan di Arab Saudi.
Aparat Arab Saudi menangkap Burung Nasar, burung pemakan bangkai dengan tuduhan menjadi mata-mata badan intelijen Israel, Mossad.
Di badan burung yang ditangkap itu dipasangi pemancar GPS dan label bertuliskan kode R65 dari Universitas Tel Aviv. Burung itu masuk ke wilayah pedesaan Arab Saudi beberapa minggu lalu.
Penduduk lokal menduga ini bagian dari plot zionis, atau setidaknya ada misi intelijen yang diemban burung berkepala botak itu.
Koran Arab Saudi, al-Weeam adalah kali pertamanya yang memuat insiden ini. Burung bangkai itu disebutkan mendarat di dekat rumah seorang syekh dalam komunitas Hayel. Artikel koran itu menyebut, bau busuk ke luar dari mulut burung itu.
Sementara, koran lokal Israel, Ma'ariv memberitakan penemuan burung itu telah menciptakan histeria massal di negara-negara Arab -- tentang pertumbuhan kekuatan militer Israel.
Aparat Israel mengklaim burung itu tak bersalah. GPS dan label kode adalah bagian dari studi tentang pola migrasi burung bangkai itu.
Insiden itu terjadi hanya beberapa minggu pasca laporan seorang pejabat Mesir tentang hiu yang menyerang turis di perairan Sharm el Sheikh juga terkait kegiatan intelijen Israel.
Penggunaan burung dalam aktivitas intelijen telah lama dikenal. Dulu, informasi rahasia ditulis di secarik kertas yang dipasangkan di kaki Burung Merpati. Oktober 2008, aparat keamanan Iran menangkap dua Merpati yang diduga mengintai Natanz -- lokasi markas pengayaan uranium Iran.
Hewan itu dipasangi cincin baja dan peralatan kecil yang sulit dilihat oleh mata normal. Mei 2010 lalu, hal serupa dilakukan aparat India. Seekor burung dara yang ditangkap diduga jadi mata-mata musuh bebuyutan India, Pakistan.
Strategisnya peran burung juga mengilhami markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon, untuk memproduksi kendaraan jenis nano aerial vehicles (NAV), berukuran mini yang bisa terbang. Tugasnya, memata-matai musuh di area perkotaan.
Alat yang dilengkapi sensor canggih tersebut akan menyerupai burung Hummingbird atau Kolibri, jenis burung terkecil di dunia yang beratnya bisa hanya 1,8 gram
Langganan:
Postingan (Atom)