Pelaku bom bunuh diri di masjid kompleks Markas Polres Kota Cirebon, Jawa Barat, diduga bernama Muchamad Syarif, 32 tahun. Dugaan ini muncul karena wajahnya mirip dan semalam orang tua dan saudara Syarif, Sri Mulat dan Gofur, yang tinggal di Jalan Astanagarip Utara, RT 3/6, Pekalipan 55, Kota Cirebon, diperiksa polisi.
“Semalam jam delapan ada aparat polisi datang ke rumah itu. Tidak lama kemudian, mereka dibawa pergi,” kata Ketua RT 3, Supandi, Sabtu, 16 April 2011.
Belum ada keterangan resmi dari pihak polisi soal keterkaitan keluarga ini dengan pelaku bom itu. Tetapi polisi Cirebon membenarkan telah meminta keterangan sejumlah warga terkait kasus ledakan bom itu, hanya siapa saja yang diperiksa, tidak disebutkan polisi.
Supandi menduga kedatangan polisi ke rumah itu ada kaitannya dengan penyelidikan suatu kasus, ditambah lagi mereka didatangi tidak lama setelah ledakan bom di masjid terjadi.
Apalagi, kata Supandi, ada kemiripan antara foto pelaku bom yang dipublikasikan media massa dan wajah Syarif. Kendati demikian, Supandi tidak berani menyimpulkan bahwa foto itu Syarif.
Syarif pindah dari rumah itu tahun 2010 atau sejak menikahi wanita di Majalengka.
Menurut keterangan Supandi saat masih tinggal di Pekalipan, Syarif dikenal tertutup sehingga warga tidak terlalu mengenalnya
Majalengka - Terduga aksi bom bunuh diri, M Sarip (32), juga diduga terlibat dalam pembunuhan seorang anggota TNI dan warga sipil pada awal April 2011. Di lokasi kejadian kasus tersebut, polisi menemukan kartu Surat Izin Mengemudi (SIM) atas nama Mochamad Sarip.
"Anggota saya yakni Koptu Sutejo dan seorang warga sipil bernama Ali menjadi korban pembunuhan. Pelakunya diduga dia (Sarip)," ujar pria yang mengaku sebagai atasan korban yang tidak mau disebut namanya.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat ditemui di rumah istri M Sarip, Gang 30 Bata, RT 3 RW 1, Dusun Senen, Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Pria bertubuh tegap dan cepak itu mengaku bertugas di Kodim TNI Sumber, Kabupaten Cirebon. Sementara korban tewas, Sutejo, juga bertugas di tempat yang sama.
"Kalau tidak salah kejadian pembunuhan itu 2 April lalu. TKP-nya di Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon. Sutejo meninggal, Ali selamat dengan luka di bagian leher," ujarnya yang saat itu ditemani dua anggota TNI lainnya.
Ia menambahkan, Sutejo tewas dengan sejumlah luka tusukan di bagian tubuh. "Lebih 20 tusukan, ada di dada, punggung dan wajah. Leher Sutejo terdapat luka menganga akibat digorok," paparnya.
Menurut informasi yang diperoleh pria berkaos kerah itu, di lokasi kejadian ditemukan identitas atas nama Mochamad Sarip. "Polisi menemukan SIM atas nama Mochamad Sarip," ungkapnya.
Dia menjelaskan, kasus tersebut saat ini ditangani Polres Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.