Cerita bagaimana kotak hitam ditemukan seolah tak ada habis mengingat perjuangan tim SAR yang harus berjibaku ke dasar jurang di Gunung Salak, Bogor untuk menemukannya. Regu SAR di bawah pimpinan Lettu M Taufik tidak menyangka benda yang ditemukan di bawah reruntuhan puing pesawat itu adalah kotak hitam yang selama ini dicari-cari.
Taufik turun ke dasar jurang bersama anggota regunya, yakni Sertu Diding, Serda Ahmad Baso, dan Prada Chairil. Saat ditemukan, Selasa kemarin sekitar pukul 10.00 WIB, benda itu terlihat menghitam seperti bekas terbakar. "Tapi, ketika digosok, ada warna oranye yang masih tampak," kata Taufik ditemui di Cijeruk, Bogor.
Kotak hitam ini berada 300 meter dari peralatan komunikasi pemancar frekuensi atau Emergency Locator Transmitter (ELT). "Medannya terjal sekali. 500 meter ke bawah dari lokasi ekor pesawat, kami menemukan ELT. Masih turun lagi 300 meter, kami baru menemukan black box. Kemiringan tebing itu 85 derajat," jelas Taufik.
Di sekitar kotak hitam itu, regu ini mendapati jasad yang tidak utuh. Sebelum mengangkat kotak hitam, regu ini mengevakuasi jasad-jasad tersebut lebih dulu.
Saking terjalnya medan di lokasi kecelakaan, regu baru berhasil naik dengan tali ke atas selama satu jam. Untuk mencapai puncak tebing Puncak I Gunung Salak, dibutuhkan waktu lebih lama lagi, tujuh jam.
Kotak hitam yang ditemukan tim dari Komando Pasukan Khusus itu hanya Cockpit Voice Recorder (CVR), tanpa Flight Data Recorder (FDR). CVR itu sudah diserahkan Badan SAR Nasional ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi, hari ini.
Lebih lanjut, KNKT dibantu tim dari Rusia akan menganalisis kotak CVR tersebut untuk mencari tahu penyebab kecelakaan Sukhoi, Rabu 9 Mei lalu.
Sementara tim SAR terus mencari FDR untuk melengkapi data KNKT sehingga analisis penyebab kecelakaan bisa lebih cepat