Selasa, 20 Maret 2012

Kesepakatan Damai Tidak Tersosialisasi, Bekasi Kembali Mencekam Oleh Aksi Sweeping


Bentrok kelompok massa anak buah John Kei dan warga menimbulkan korban tewas dan luka. Kekerasan pada Selasa, 20 Maret 2012 dinihari setidaknya mengakibatkan dua orang tewas. 

Satu korban yang diidentifikasi adalah Joni Situmorang, 38 tahun. Dia disebut-sebut bekerja sebagai sopir anak buah John Kei. Joni tewas di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi karena luka bacok di sekujur tubuh. Mobil yang dia kendarai, Suzuki Fitara, hangus dibakar warga. 

Seorang korban lagi belum diketahui identitasnya. Tubuhnya hangus sehingga sulit dikenali. Korban diperkirakan berumur 30 tahun. Perkelahian itu terjadi mulai pukul 04.00. Korban terdesak dan masuk got. Kelompok lawan terus merangsek dan menyiram tubuh korban dengan bensin lalu membakarnya. Dia tewas di tempat kejadian dengan kondisi tubuh gosong. Sepeda motor yang dikendarai korban juga dibakar.

Polisi mengidentifikasi satu korban luka bernama Septian Yahya Saputra, 19 tahun. Ia kritis di Rumah Sakit Ananda Bekasi sebab luka bacok di punggungnya. Juru Bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan kepolisian masih berupaya memediasi kedua belah pihak agar tidak ada lagi jatuh korban dari bentrokan tersebut.

Korban Tewas Bentrok Warga Bukan Anggota John Kei


Korban yang tewas dalam bentrok berdarah di Kalibaru, Kota Bekasi, Jawa Barat, bukan anggota Jhon Kei. Pria itu tewas mengenaskan dengan luka bacok dan dibakar. Dia diidentifikasi bernama Laode Amsir, 26 tahun, asal Buton, Sulawesi Tenggara.

Kakak korban, Amirudin mengatakan adiknya tewas saat hendak berangkat kerja di salah satu toko bangunan di Kota Bekasi. "Di tengah jalan dia dihadang dan dianiaya secara sadistis," katanya kepada wartawan di rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Bekasi, saat mendampingi jenasah adiknya diotopsi.

Dari rekaman video terlihat jelas aksi keji pembantaian tersebut. Korban jatuh ke dalam saluran air setelah menderita luka bacok, bagian belakang kepalanya menganga. Korban terlihat sempoyongan. Dia terus menutup kepalanya dengan tangan. Sementara dari atas jalan warga terus menghujani korban dengan golok dan celurit.

Menurut Amirudin, adiknya selalu berangkat kerja memakai pakaian terusan layaknya pekerja bengkel. Saat kondisinya sudah tak bernyawa, pakaian yang dia pakai sobek-sobek akibat luka bacok.

Amirudin meminta polisi menangkap pembunuh adiknya. "Kami keluarga hanya minta keadilan," katanya.

Polisi Tangkap Dua Pemicu Bentrok Rawabambu

  
Polresta Bekasi Kota, sudah menangkap dua orang yang diduga menjadi provokator dalam bentrokan di Jalan Kalibaru, Kampung Rawabambu, Kelurahan Kalibaru Medansatria Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa dinihari 20 Maret 2012. 

"Dua orang yang kami amankan dari kelompok Titian," kata Kapolresta Bekasi Kota, Komisaris Besar Priyo Widhianto.

Meski sudah diamankan, namun Priyo belum menjelaskan status kedua orang itu. "Kami akan minta keterangannya dulu di Polres," imbuhnya.

Dalam bentrokan itu ada dua korban meninggal dunia, tiga luka berat dan tiga orang lagi mengalami luka ringan. Mereka kini dirawat di RS Ananda Bekasi Barat dan RSUD Kota Bekasi.

Guna proses penyelidikan, kata Priyo, kepolisian akan menggunakan rekaman video yang diambil polisi saat bentrokan terjadi. "Akan kami lihat nanti, mana saja  pihak yang menjadi pemicu," ungkapnya.

Selain korban jiwa, saat kejadian bentrokan ada dua kendaraan yang diduga milik kelompok Jhon Kei yakni mobil Suzuki Grand Vitara dan sebuah motor bebek, yang hangus terbakar.

Pengamanan di lokasi kejadian masih dilakukan Polresta Bekasi Kota dengan menerjunkan 120 personel yang dibantu dua kompi pasukan Brimob Polda Metro Jaya, dan dua kompi dari Kodim 0507 Bekasi.

"Kami sudah bagi tugas, kalau Polda akan menangani penyelidikan dan penyidikan. Sementara Polres akan menangani pengamanan wilayah. Jumlah personel akan kita tambah pada malam hari, karena tingkat kerawanannya tinggi," jelas priyo.

Terkait bentrokan itu, Plt Walikota Bekasi Rahmat Effendi, sudah melakukan inspeksi mendadak. Menurut Rahmat, di Kota Bekasi butuh penanganan khusus untuk mencegah bentrokan. "Karena penduduknya multi etnis," katanya.

Guna meminimalisir bentrokan ini, kedepan Pemkot Bekasi juga akan mendeklarasikan kerukunan antar umat beragama. Rahmat menuturkan, yang terjadi di Kampung Rawabambu, adalah karena kurang dewasanya tiap-tiap kelompok dalam menghadapi gesekan yang terjadi.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, Komisaris Taufik mengatakan, dalam bentrokan itu juga disita senjata tajam seperti parang dan bom molotov.

Sebelumnya, keributan pecah antar sekelompok orang dengan warga setempat di Perumahan Titian Indah, Kalibaru pada Senin 19 Maret 2012 sekitar pukul 23.00 WIB. Keributan ini diawali pada Minggu malam dimana seorang membeli ninuman keras di sebuah warung, lalu membuat onar di Kampung Rawabambu.

Karena kesal, warga lalu memukul pria itu dengan botol saos, hingga korban luka-luka di kepalanya. Melihat temannya luka, sejumlah pria lainnya melakukan sweeping.

Salah seorang warga setempat, Septian Yahya Saputra (19), kena bacok di punggng, kepala, dan tangan kirinya. Pemuda tanggung itu kini masih dalam perawatan di RS Ananda, Kota Bekasi. 

Melihat warganya semaput, sekitar 200 warga dari Kampung Rawabambu melakukan serangan balik ke kelompok pria yang tinggal di Perumahan Titian Indah pada Senin tengah malam.

Kawah Ijen Muntahkan Gas Beracun

  
Kawah Gunung Ijen (2.386 mdpl) di perbatasan Kabupaten Bondowoso dengan Banyuwangi, Jawa Timur, mengeluarkan gas beracun.
“Berdasarkan hasil penelitian, layunya sejumlah pohon cemara di lereng Gunung Ijen ternyata positif akibat gas beracun dari kawah yang terbawa oleh angin,” kata Ketua Tim Penyelidikan Gunung Ijen dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sofyan Primulyana di Banyuwangi, Senin (19/3/2012).
Sejak awal Maret 2012 dilaporkan tanaman cemara di lereng Gunung Ijen menjadi layu dan kering menyusul meningkatnya aktivitas gunung api setempat, sehingga sejumlah petugas dari PVMBG melakukan penelitian terhadap layunya ranting dan daun pohon cemara tersebut.
Menurut Sofyan, ranting dan daun pohon cemara mengandung gas beracun dari Kawah Ijen dengan kandungan asam sulfat dan karbondioksida.
“Layunya pohon cemara tersebut tidak secara spontanitas, melainkan sudah terakumulasi sejak aktivitas vulkanik Gunung Ijen meningkat pada Desember tahun lalu,” paparnya.
Ia menjelaskan, gas beracun tersebut hanya mengenai cemara dalam radius 2 kilometer dari Kawah Ijen karena pohonnya relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya.
“Berdasarkan penelitian, ternyata gas beracun hanya menyebar sejauh 500 meter dari Kawah Ijen dan tidak akan menuju ke permukiman penduduk di lereng gunung yang memiliki ketinggian 2.386 mpdl itu,” katanya menjelaskan.
Ia mengimbau masyarakat di lereng Gunung Ijen tidak panik dan tetap tenang karena gas beracun tersebut semakin jauh akan hilang terkikis pepohonan yang ada di sekitarnya.
PVMBG menetapkan status Gunung Ijen naik dari Waspada menjadi Siaga terhitung sejak tanggal 12 Maret 2012 pukul 00.00 WIB berdasarkan pemantauan visual dan instrumental.
Masyarakat di sekitar Gunung Ijen, baik pendaki maupun penambang belerang dilarang mendekat pada radius 1,5 kilometer dari kawah aktif yang ada di puncak Ijen.

Dahlan Ngamuk, 5 Petugas Jasa Marga Kena SP


Buntut dari ngamuknya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan di pintu tol Semanggi arah Slipi adalah sanksi surat peringatan (SP) kepada lima karyawan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Karyawan ini dinilai lalai karena terlambat masuk kerja.

"Dari hasil rapat tadi kami menegaskan komitmen kepada seluruh kepala cabang di Jabodetabek. Ada sanksi SP I dan II untuk petugas," kata Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman kepada detikFinance, Selasa (20/3/2012).

Ia menambahkan, lima orang diberi sanksi SP oleh manajeman. Empat orang merupakan grup atau shift pagi yang bertanggungjawab atas operasional pintu tol Senayan. Sementara satu orang lain, merupakan karyawan shift malam yang telah meninggalkan pos sebelum penggantinya tiba.

"Satu shift kena SP. Satu diantaranya kepala shift. Ada empat orang, Ditambah satu orang yang shift malam yang sudah meninggalkan pos," tambahnya.

Pintu tol Senayan merupakan bagian dari cabang Cawang-Tomang-Cengkareng. Seluruh kepala cabang Jabodetabek termasuk Cawang-Tomang-Cengkareng, diminta komitmennya untuk menjaga pintu tol dan menghindari antrian panjang.

"Bukan hanya karena Pak Dahlan saja. Kebetulan ini ditemukan langsung oleh Menteri. Kami sudah berkomitmen pada November untuk mencegah antrian, dari rapat tadi kami minta komitmen lebih tegas," paparnya.