omizawa, Pembalap Berbakat yang Pergi Terlalu Dini Jakarta – Pembalap Moto2, Shoya Tomizawa, kehilangan nyawa akibat kecelakaan di Sirkuit Misano, San Marino. Padahal, Tomizawa adalah pembalap muda yang penuh dengan bakat.
Tomizawa tewas usai terjatuh dari motornya dan kemudian dilindas oleh dua motor dalam balapan Moto2 di Sirkuit Misano, Minggu (5/9/2010). Tomizawa tewas di usia muda: 19 tahun.
Saat meninggal, Tomizawa masih berada di urutan keenam klasemen sementara Moto2. Pembalap yang membela tim Suter itu mengoleksi 82 angka, berselisih 129 angka di belakang Toni Elias yang berada di posisi teratas.
Meski begitu, Tomizawa dianggap sebagai salah satu pembalap paling berbakat yang dimiliki Jepang saat ini. Buktinya sudah tersaji ketika Tomizawa memenangi balapan Moto2 pertama di Qatar dan jadi runner-up di seri berikutnya di Spanyol.
Yang patut jadi kredit positif adalah Tomizawa melakukannya dengan motor yang di atas kertas kalah kelas dibanding rival, belum lagi faktor masih barunya kelas Moto2 dengan motor 4 tak berkapasitas 600cc. Sebagai catatan, Moto2 adalah ajang pengganti GP kelas 250cc yang baru digelar tahun ini.
“Motor kami cuma berharga 30 ribu euro, dibanding motor lain yang berharga 1 juta euro dan dia (Tomizawa) cuma kalah 0,3 detik,” seru mekanik kepala Tomizawa, Gilles Bigot, seusai seri Spanyol awal tahun ini.
Sebagai tambahan informasi, Bigot adalah mekanik yang sangat berpengalaman karena pernah menjadi mekanik yang mengantar Alex Criville jadi juara dunia 500cc tahun 1999.
Tomizawa tewas usai terjatuh dari motornya dan kemudian dilindas oleh dua motor dalam balapan Moto2 di Sirkuit Misano, Minggu (5/9/2010). Tomizawa tewas di usia muda: 19 tahun.
Saat meninggal, Tomizawa masih berada di urutan keenam klasemen sementara Moto2. Pembalap yang membela tim Suter itu mengoleksi 82 angka, berselisih 129 angka di belakang Toni Elias yang berada di posisi teratas.
Meski begitu, Tomizawa dianggap sebagai salah satu pembalap paling berbakat yang dimiliki Jepang saat ini. Buktinya sudah tersaji ketika Tomizawa memenangi balapan Moto2 pertama di Qatar dan jadi runner-up di seri berikutnya di Spanyol.
Yang patut jadi kredit positif adalah Tomizawa melakukannya dengan motor yang di atas kertas kalah kelas dibanding rival, belum lagi faktor masih barunya kelas Moto2 dengan motor 4 tak berkapasitas 600cc. Sebagai catatan, Moto2 adalah ajang pengganti GP kelas 250cc yang baru digelar tahun ini.
“Motor kami cuma berharga 30 ribu euro, dibanding motor lain yang berharga 1 juta euro dan dia (Tomizawa) cuma kalah 0,3 detik,” seru mekanik kepala Tomizawa, Gilles Bigot, seusai seri Spanyol awal tahun ini.
Sebagai tambahan informasi, Bigot adalah mekanik yang sangat berpengalaman karena pernah menjadi mekanik yang mengantar Alex Criville jadi juara dunia 500cc tahun 1999.