Sejujurnya tak banyak hal mengejutkan dari apa yang dirilis oleh Apple akan generasi kedua iPad-nya. Namun harus diakui bahwa dalam kurun satu tahun lebih usia iPad 1 memang tak bisa disaingi oleh produk kategori sejenisnya. Keandalannya pada teknologi layar yang impresif adalah kekuatan produk ini. Meski demikian toh Apple tak tinggal diam, paling tidak penambahan sensor three-axis gyro akan menambah marak penggunaan berbagai aplikasi kelak. Walaupun sejujurnya, sensor ini sudah banyak digunakan oleh perangkat Android.
Meskipun dimensi iPad 1 sudah paling pas untuk ditenteng, pemikiran untuk mengurangi faktor ketebalan jadi agenda utama Apple sebelum merilis generasi kedua ini. Hasilnya memang sangat signifikan, berkurang hampir 5 mm sudah sangat bagus. Sekaligus meneguhkan sebagai perangkat tablet paling tipis. Sebagai perbandingan Dell Streak masih di bilangan 10 mm. Tidak mudah memangkas menjadi 8,8 mm, sebab pastilah akan berkenaan dengan penggunaan berbagai chip.
Dua hal lain yang memberikan perbedaan signifikan adalah prosesor dan penggunaan kamera. Dengan dual core harapannya akan mampu meningkatkan kinerja. Ini sejalan dengan pengenalan OS versi baru yang telah diumumkan berbarengan perilisan iPad 2. Faktor kamera ditujukan sebenarnya bukan buat pemotretan, namun untuk mewadahi kepentingan penggunaan fitur FaceTime.
Aplikasi satu ini menggunakan video dengan codec H-264 atau AAC. Sementara protokol sinyalnya memakai VoIP. Jadi FaceTime berbeda dengan video call biasa yang menggunakan jaringan 3G GSM. Biayanya tentulah cukup mahal. Sementar FaceTime memakai basis internet.
iPad 2 yang akan hadir di pasar pada 11 Maret nanti, justru banyak mengadopsi fasilitas pada iPhone 4. Dengan kata lain, seperti memindahkan ponsel ke tablet. iPad 2 dijual seharga 500 sampai 630 dollar. Harga yang sama dengan iPad 1. Namun tampaknya hal ini akan membuat harga iPad 2 dibanting