Tentara loyal pemimpin Libya, Moammar Kadhafi, menyerang sebuah kota penting di sebelah timur Libya setelah sebelumnya merebut Kota Zawiya di sebelah barat. Kota ini berjarak 800 kilometer dari arah timur ibu kota Tripoli.
Dilansir Herald Sun dan dikutip Tribunnews.com, Rabu (2/3/2011), tentara pemerintah juga berhasil merebit terminal ekspor minyak, Marsa El Brega, sekitar sepekan lalu namun diambil alih oleh pemberontak. Dengan situasi seperti ini memperlihatkan jika para pengunjuk rasa membutuhkan bantuan internasional untuk mengatasi serangan tentara pro-Khadafi.
Serangan ini sepertinya paling signifikan yang dilakukan sistem operasi militer Khadafi sejak aksi ini dimulai dua pekan lalu. Pihak Washington mengatakan jika ini bisa membawa Libya melahirkan perang sipil berkepanjangan kecuali jika sang veteran Khadafi memutuskan mengundurkan diri.
Pihak pengunjuk rasa mengatakan mereka kemungkinan akan mencari bantuan militer luar negeri, suatu hal yang sangat sensitif bagi negara-negara Barat setelah kasus Irak yang melahirkan perang saudara berkepanjangan pascainvasi AS tahun 2003.
"Kami mungkin akan meminta bantuan luar negeri dan mungkin saja serangan udara yang akan membawa ia (Khadafi) ke peti mayat," ujar juru bicara pemberontak, Mustafa Gheriani dari kelompok koalisi February 17th Coalition.
0 komentar:
Posting Komentar