Kamis, 02 Februari 2012

Polisi Dikerahkan ke Lokasi Penembakan Warga

 Kasat Reskrim Polres Rokan Hulu, AKP Anthony Lumban Gaol, membenarkan ada warga yang dirawat di rumah sakit karena luka tembak. Namun ia tidak bisa memastikan apakah luka tembak tersebut karena ditembak Brimob atau bukan.

"Informasi yang kami dapat akibat konflik lahan. Tapi kami tidak tahu pasti apakah itu masuk wilayah Riau atau Sumatera Utara," kata Anthony Lumban Gaol kepada VIVAnews, Kamis 2 Februari 2012.

Namun, lanjutnya, warga kabupaten Rohul, Riau, mengaku kalau lahan itu adalah milik mereka. Untuk memastikan dan mengamankan konflik warga Riau dengan perusahaan Sumut tersebut, Anthony mengaku sudah menurunkan belasan anggotanya. "Saya sedang di jalan menuju ke TKP, tadi anggota sudah kami turunkan ke sana," ujarnya.

Sementara itu, kuasa hukum warga Desa Batang Kumuh, Rohul, Riau, Nasir Sihotang mengatakan bahwa lokasi konflik tersebut berada dalam wilayah Riau.

"Perusahaan Majuma Agro Indonesia itu mendapat izin dari Bupati Tapsel. Anehnya, perusahaan sampai menyerobot lahan di Riau seluas 5.508 hektar. Jelas saja warga Riau tidak menerima lahannya dikalaim perusahaan milik mereka," katanya.
Jalur Hukum
Nasir menyebutkan pihak masyararakat sudah membawa masalah ini ke jalur hukum. "Masalah ini sudah terjadi sejak 1999. Dan pada 2009 lalu, PN Pasirpengaraian memangkan masyarakat. Tapi sekarang kasusnya sedang kasasi ke Mahkamah Agung dengan nomor 2845/PDT/2011," jelasnya.

Saat ini, katanya, beberapa warga yang merasa terancam keselamatannya terpaksa mengungsi ke desa tetangga. "Ada sebagian warga yang terpaksa mengungsi karena merasa was-was," ujarnya. 

Mengenai peristiwa penembakan ini, Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu Amat Sastro, enggan berkomentar. "Jangan dilihat dari kasus penembakannya. Lihat kasus sebenarnya," kata Wisnu Amat saat dihubungi VIVAnews.com.

Brimob Tembak Warga, 3 Aparat Dibacok

 Kasus bentrokan akibat sengketa lahan kembali terjadi. Kali ini terjadi di perbatasan Sumatera Utara-Riau. Akibat bentrokan itu, 5 warga terluka akibat terkena tembakan anggota Brimob. Sedangkan dari pihak Brimob juga jatuh korban sebanyak 3 orang.

"Korban tidak hanya dari warga, tapi juga dari anggota kami. 3 Anggota Brimob terkena bacokan warga dan saat ini dirawat di puskesmas setempat," kata Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu Amat Sastro, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 2 Februari 2012.

Menurut Wisnu, dari pihak warga, ada 5 orang yang terkena tembakan dari anggota Brimob. Sedangkan seorang satpam PT Mayzumah Agro Indonesia juga mengalami luka-luka akibat aksi massa. "Informasi yang kami terima, satpam itu saat ini kritis," jelasnya.

Wisnu menjelaskan, aksi massa ini dipicu saat PT Mayzumah hendak mengelola lahan seluas hampir 6 ribu hektar dengan menggunakan alat berat. Namun, masyarakat desa Batang Kumuh, kecamatan Tambusai, kabupaten Rokan Hulu, Riau, merasa lahan yang akan digarap PT Mayzumah itu adalah miliknya. "Warga datang dan meminta pekerjaan itu distop, tapi pegawai tidak mau," ujarnya.

Karena tidak mau menghentikan pekerjaan, menurut Wisnu, warga kemudian menyerang pekerja. "Kemudian terjadi kerusuhan," ujarnya. Dan saat itu, menurut Wisnu, ada lima anggota Brimob yang sedang berjaga dan mencoba menghalau keributan.

Akibat bentrokan ini timbul korban di tiga pihak yakni warga, perusahaan, dan brimob. 

Sebelumnya, Kuasa hukum warga Desa Kumuh, M Nasir Sihotang, kepada VIVAnews menyebutkan warga yang terkena tembakan tersebut adalah Osmar Sihombing (30 tahun), Franky Dolok Pasaribu (30 tahun), Nomos Sihombing (34 tahun),  Johanes Sitorus (35 tahun), Ranto Sirait (27 tahun) dan Joni Sihotang (58). "Mereka sedang masih dirawat di rumah sakit umum daerah Rohul," kata Nasir, Kamis 2 Februari 2012.

Seperti diberitakan sebelumnya, peluru dari senjata Brimob tersebut bersarang di tubuh korban. Ada yang di kaki, paha dan ada juga di pantat.

"Kejadiannya tadi siang pukul 11.00 WIB. Saat itu perusahaan asal Sumut, PT Mazumah Agro Indonesia, mengerahkan alat berat ke lahan milik warga yang berada dalam wilayah Riau. Karena PN Pasirpengaraian sudah memenangkan warga, maka warga menolak alat berat itu masuk ke lahannya," terang Nasir.

Lagi, kepala babi ditemukan di luar masjid

polisi malaysia
Polisi mengatakan belum tahu motif peletakan kepala babi di luar masjid.

Polisi di Malaysia mengatakan kepala babi ditemukan di luar masjid di Sentul, Kuala Lumpur, hari Kamis (2/2).

Ini adalah penemuan kepala babi yang ketiga dalam satu bulan terakhir dan wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak, mengatakan kepala babi ini adalah simbol penghinaan kepada warga Muslim.

Sejauh ini belum diketahui siapa yang meletakkan kepala babi di luar masjid tersebut.

Namun para politisi non-Muslim mengatakan kepala babi tersebut ditujukan untuk menyulut ketegangan antara warga Muslim dan non-Muslim.

Kepala babi, yang ditemukan di tiga tempat terpisah dalam sebulan ini, diletakkan di dekat pintu masuk.

Pelaku sepertinya ingin memastikan bahwa mereka yang akan memasuki masjid untuk salat Subuh melihat kepala babi tersebut.

Para pejabat juga mengatakan belum bisa menentukan motif peletakan kepala babi di luar masjid.

Ketegangan

Wartawan BBC mengatakan ketegangan antara kalangan Muslim dan Kristen meningkat di Malaysia setelah muncul tuduhan para misionaris memaksa warga Muslim memeluk agama Kristen dalam beberapa bulan ini.

Di luar kasus penyebaran agama, kalangan Islam dan Kristen di Malaysia juga bersengketa soal penggunaan kata "Allah" di kitab Injil.

Hampir dua pertiga penduduk Malaysia memeluk Islam dan pemerintah melarang peredaran Injil yang menggunakan kata "Allah" untuk mengacu ke Tuhan.

Larangan pemakaian kata "Allah" dikecam oleh sejumlah tokoh Kristen.

Mereka mengatakan larangan ini tidak memiliki dasar yang kuat karena jauh sebelum Islam, kata "Allah" biasa dipakai untuk menyebut Tuhan.

Pengadilan memutuskan pada 2009 bahwa larangan ini melanggar konstitusi namun pemerintah Malaysia mengajukan banding.