Kasus bentrokan akibat sengketa lahan kembali terjadi. Kali ini terjadi di perbatasan Sumatera Utara-Riau. Akibat bentrokan itu, 5 warga terluka akibat terkena tembakan anggota Brimob. Sedangkan dari pihak Brimob juga jatuh korban sebanyak 3 orang.
"Korban tidak hanya dari warga, tapi juga dari anggota kami. 3 Anggota Brimob terkena bacokan warga dan saat ini dirawat di puskesmas setempat," kata Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu Amat Sastro, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 2 Februari 2012.
Menurut Wisnu, dari pihak warga, ada 5 orang yang terkena tembakan dari anggota Brimob. Sedangkan seorang satpam PT Mayzumah Agro Indonesia juga mengalami luka-luka akibat aksi massa. "Informasi yang kami terima, satpam itu saat ini kritis," jelasnya.
Wisnu menjelaskan, aksi massa ini dipicu saat PT Mayzumah hendak mengelola lahan seluas hampir 6 ribu hektar dengan menggunakan alat berat. Namun, masyarakat desa Batang Kumuh, kecamatan Tambusai, kabupaten Rokan Hulu, Riau, merasa lahan yang akan digarap PT Mayzumah itu adalah miliknya. "Warga datang dan meminta pekerjaan itu distop, tapi pegawai tidak mau," ujarnya.
Karena tidak mau menghentikan pekerjaan, menurut Wisnu, warga kemudian menyerang pekerja. "Kemudian terjadi kerusuhan," ujarnya. Dan saat itu, menurut Wisnu, ada lima anggota Brimob yang sedang berjaga dan mencoba menghalau keributan.
Akibat bentrokan ini timbul korban di tiga pihak yakni warga, perusahaan, dan brimob.
Sebelumnya, Kuasa hukum warga Desa Kumuh, M Nasir Sihotang, kepada VIVAnews menyebutkan warga yang terkena tembakan tersebut adalah Osmar Sihombing (30 tahun), Franky Dolok Pasaribu (30 tahun), Nomos Sihombing (34 tahun), Johanes Sitorus (35 tahun), Ranto Sirait (27 tahun) dan Joni Sihotang (58). "Mereka sedang masih dirawat di rumah sakit umum daerah Rohul," kata Nasir, Kamis 2 Februari 2012.
Seperti diberitakan sebelumnya, peluru dari senjata Brimob tersebut bersarang di tubuh korban. Ada yang di kaki, paha dan ada juga di pantat.
"Kejadiannya tadi siang pukul 11.00 WIB. Saat itu perusahaan asal Sumut, PT Mazumah Agro Indonesia, mengerahkan alat berat ke lahan milik warga yang berada dalam wilayah Riau. Karena PN Pasirpengaraian sudah memenangkan warga, maka warga menolak alat berat itu masuk ke lahannya," terang Nasir.
"Korban tidak hanya dari warga, tapi juga dari anggota kami. 3 Anggota Brimob terkena bacokan warga dan saat ini dirawat di puskesmas setempat," kata Kapolda Sumatera Utara, Inspektur Jenderal Wisnu Amat Sastro, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 2 Februari 2012.
Menurut Wisnu, dari pihak warga, ada 5 orang yang terkena tembakan dari anggota Brimob. Sedangkan seorang satpam PT Mayzumah Agro Indonesia juga mengalami luka-luka akibat aksi massa. "Informasi yang kami terima, satpam itu saat ini kritis," jelasnya.
Wisnu menjelaskan, aksi massa ini dipicu saat PT Mayzumah hendak mengelola lahan seluas hampir 6 ribu hektar dengan menggunakan alat berat. Namun, masyarakat desa Batang Kumuh, kecamatan Tambusai, kabupaten Rokan Hulu, Riau, merasa lahan yang akan digarap PT Mayzumah itu adalah miliknya. "Warga datang dan meminta pekerjaan itu distop, tapi pegawai tidak mau," ujarnya.
Karena tidak mau menghentikan pekerjaan, menurut Wisnu, warga kemudian menyerang pekerja. "Kemudian terjadi kerusuhan," ujarnya. Dan saat itu, menurut Wisnu, ada lima anggota Brimob yang sedang berjaga dan mencoba menghalau keributan.
Akibat bentrokan ini timbul korban di tiga pihak yakni warga, perusahaan, dan brimob.
Sebelumnya, Kuasa hukum warga Desa Kumuh, M Nasir Sihotang, kepada VIVAnews menyebutkan warga yang terkena tembakan tersebut adalah Osmar Sihombing (30 tahun), Franky Dolok Pasaribu (30 tahun), Nomos Sihombing (34 tahun), Johanes Sitorus (35 tahun), Ranto Sirait (27 tahun) dan Joni Sihotang (58). "Mereka sedang masih dirawat di rumah sakit umum daerah Rohul," kata Nasir, Kamis 2 Februari 2012.
Seperti diberitakan sebelumnya, peluru dari senjata Brimob tersebut bersarang di tubuh korban. Ada yang di kaki, paha dan ada juga di pantat.
"Kejadiannya tadi siang pukul 11.00 WIB. Saat itu perusahaan asal Sumut, PT Mazumah Agro Indonesia, mengerahkan alat berat ke lahan milik warga yang berada dalam wilayah Riau. Karena PN Pasirpengaraian sudah memenangkan warga, maka warga menolak alat berat itu masuk ke lahannya," terang Nasir.
0 komentar:
Posting Komentar