Polisi menemukan sejumlah bahan peledak aktif di kediaman mertua Pepi Fernando, salah satu tersangka yang juga otak pelaku bom buku dan Serpong. Saat penggeledahan berlangsung, diduga ada delapan bom aktif yang tersimpan di kediaman Pepi.
Dugaan adanya delapan bom aktif itu diungkapkan Tri Hari Purnomo, Ketua RW19 tempat tinggal Pepi di kawasan Harapan Baru, Bekasi Barat, Jawa Barat. Saat ditemui VIVAnews.com kemarin, Tri mengaku tak sengaja mendengar percakapan anggota Gegana yang sedang menyisir rumah Alwi Hasmi, mertua Pepi.
Rumah mertua Pepi digeledah sejak Kamis sampai Minggu atau 21 sampai 24 April 2011. Setiap penggeledahan, Tri merupakan satu-satunya perwakilan warga yang diperbolehkan polisi masuk menemani petugas.
"Setiap kali penggeledahan, polisi hanya fokus di salah satu ruang saja. Yakni gudang, letaknya di atas, lantai dua," kata Tri kepada VIVAnews.com. Nah, saat itulah Tri tak sengaja mendengar percakapan seorang petugas yang memakai seragam penjinak bahan peledak.
"Ada delapan yang 100 persen bom aktif," kata Tri mengutip anggota Gegana yang saat itu berada di dekatnya. Kendati demikian, Pepi tidak mengonfirmasi soal ini kepada petugas. Dia merasa takut. Belum lagi disebut ada dua bahan peledak lain, tapi tidak disebutkan apakah itu aktif atau hanya bahan-bahan pendukung saja.
Selama penggeledahan, polisi memang menemukan sejumlah bahan peledak di kediaman Pepi. Belum diketahui sejak kapan bahan-bahan peledak itu disimpan. Yang pasti, penyimpanan bahan peledak itu sangat membahayakan penghuni rumah dan warga sekitar.
Saat penggeledahan hari Sabtu, delapan penghuni rumah ditambah satu bayi ada di dalam rumah mertua mantan sutradara film dokumenter itu. Apa jadinya kalau bom itu meledak.
Tri hanya berharap polisi dapat mensterilkan area itu hingga tidak ada lagi bahan peledak tersisa. "Kami khawatir kalau masih ada bom di rumah itu. Tolong polisi selesaikan," kata Tri. (umi)