Selasa, 22 Maret 2011

PIDATO KHADAFI : RAKYAT LIBYA MENERTAWAKAN ROKET-ROKET SEKUTU


Pemimpin Libya Moammar Kadhafy, dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Selasa malam waktu setempat atau pada hari keempat serangan militer yang didukung PBB di Libya, secara menantang menyatakan, negaranya siap berperang. Sementara itu, para pemimpin Barat, Rabu ini merencanakan langkah mereka selanjutnya. "Kita akan memenangkan perang ini," kata Khadafy kepada pendukungnya di kompleks Bab Al-Aziziyah di Tripoli yang telah menjadi sasaran serangan rudal koalisi dalam tayangan televisi. "Kita tidak akan menyerah," katanya kepada kerumunan pendukungnya, banyak dari mereka melambai-lambaikan  bendera  hijau. "Mereka tidak bisa meneror kita. Kita bersenang-senang dengan roket-roket mereka. Rakyat Libya menertawakan roket-roket itu. Kita akan mengalahkan mereka dengan metode apapun," katanya sebagaimana dikutip CNN.
Dia melanjutkan, "Rakyat Libya sedang memimpin perang internasional melawan imperialisme, melawan kelaliman dan saya katakan kepada Anda, saya tidak takut."
Rabu pagi, CNN melaporkan, semalam koalisi melancaran serangan udara di dekat kota Misrata, di timur Tripoli. Pasukan anti-pemerintah mengatakan, mereka telah diserang secara intens di kantong meraka di Misrata, yang telah dikepung pasukan Khadafy selama beberapa minggu, dengan empat anak terbunuh hari Selasa.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama, yang akan berada di Washington, Rabu ini, setelah mempersingkat lawatannya ke Amerika Latin, mengatakan dia berharap ada "kejelasan" struktur komando masa depan dari operasi militer sekutu "dalam  beberapa hari ini". Obama mengatakan telah terjadi "penurunan signifikan" penerbangan militer AS di atas Libya saat sekutu Barat mencoba untuk membangun zona larangan terbang yang disetujui PBB yang bertujuan untuk melindungi warga sipil Libya.
Pertempuran berkobar antara pasukan yang setia kepada Khadafy dengan pasukan oposisi pada hari Selasa, dan meski Khadafy membual, ada laporan bahwa pemimpin Libya itu mungkin akan mencari jalan keluar dari konflik itu. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan kepada ABC News bahwa orang yang dekat dengan Khadafy telah menghubungi sekutu Libya di seluruh dunia untuk melihat bagaimana mereka bisa keluar dari masalah ini.
"Kami telah mendengar tentang... orang yang dekat dengan Khadafy mendekati orang-orang yang mereka kenal di seluruh dunia -di Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, di luar itu- dan bertanya tentang apa yang harus dilakukan? Bagaimana agar bisa keluar dari persoalan ini?" kata Clinton.
Clinton menambahkan, "Jika ada oposisi yang sesungguhnya di Libya yang sedang berusaha untuk menegaskan keberadaannya, kami akan memberi mereka kesempatan yang lebih baik dari sebelum Dewan Keamanan bertindak."
Pasukan koalisi, yang dipimpin Amerika Serikat, Perancis dan Inggris, dan termasuk beberapa negara Eropa lainnya serta negara Arab yaitu Qatar, bertindak berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 yang memberi wenang untuk melakukan "segala cara yang diperlukan" demi melindungi warga sipil. Di antara anggota koalisi ada koordinasi tetapi tidak ada komanda bersama, dan ada arah untuk menyerahkan kontrol operasi ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tetapi hal itu telah memecah aliansi tersebut.
Obama, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, setuju bahwa NATO harus memainkan peran kunci dalam struktur komando misi Libya, kata Gedung Putih. Para duta besar NATO melanjutkan pembicaraan mereka hari Selasa setelah sesi diskusi yang "sangat sulit" hari Senin yang gagal mengatasi perpecahan mereka. Namun seorang diplomat mengatakan, mereka sepakat untuk menggunakan kekuatan angkatan laut NATO untuk menegakkan embargo senjata di Libya berdasarkan Resolusi PBB 1973.

PESAWAT SILUMAN ANDALAN AMERIKA


Amerika Serikat memiliki sejumlah pesawat tempur dalam menggempur pertahanan anti-serangan udara Libya. Salah satunya adalah pesawat tempur pembom B2 Spirit, yang berteknologi stealth atau siluman.

Pesawat B2 Spirit merupakan pembom strategis jarak jauh yang memiliki kemampuan lolos dari pantauan radar. Presisi pemboman B2 Spirit pun dikenal tepat. Pesawat yang hanya dimiliki AS ini memiliki jelajah hingga 10.000 kilometer tanpa isi bahan bakar. Kapasitas angkut bom pun merupakan kapasitas terbesar.
Pesawat ini memiliki kapasitas angkut 2 orang. Panjang pesawat ini 21 meter, dengan lebar sayap 52 meter. Walaupun beratnya mencapai 71 ton dalam keadaan kosong, pesawat ini mampu mencapai kecepatan hingga 760 kilometer per jam.

Amerika Serikat mengembangkan pesawat ini sejak 1978 melalui program Advance Technology Bomber. Pesawat ini baru diumumkan kepada publik pada 1988. AS hanya memiliki 20 unit pesawat ini.


VIDEO PESAWAT TERMAHAL DI DUNIA DALAM PERANG DI LIBYA

Kode:

PURNAWIRAWAN JENDRAL RENCANAKAN KUDETA SBY

Media yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, menurunkan laporan ekslusif tentang 'purnawirawan jenderal senior' yang secara rahasia mendukung kelompok Islam garis keras dalam usaha menumbangkan kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Termasuk, merancang penyerangan 1.500 orang di Cikeusik, Pandeglang, Banten yang menewaskan tiga jemaah Ahmadiyah secara tragis. Diduga kuat, kata Al Jazeera, penyerangan ini sistematis.

"Jenderal ini menggunakan grup garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis," demikian laporan koresponden Al Jazeera, Step Vassen dalam rekaman Al Jazeera yang ditayangkan Selasa 22 Maret 2011 malam. Lihat videonya di sini.

Dalam laporannya itu, Al Jazeera mewawancarai beberapa orang termasuk Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS) Haji Chep Hernawan.

"Para pensiunan jenderal sudah muak dengan SBY. Mereka juga menganggap SBY gagal. Karena itu, para purnawirawan ini mengangkat isu lain seperti pelarangan Ahmadiyah," kata dia. Ditambahkan Chep, para mantan jenderal memberi dukungan, teruskan jihad.

Juga seorang purnawirawan yang mengaku mendukung aksi revolusi. Namun, kata dia, "revolusi harus  berjalan damai."

Bagaimana tanggapan pemerintah?

Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengaku belum mendengar soal rencana kudeta SBY. "Tidak ada itu, dan tidak pernah boleh ada di Indonesia. Jadi tidak pernah kita mendengar ada rencana itu. Tidak pernah ada laporan yang masuk ke kita katanya kudeta dan sebagainya itu," kata Purnomo usai mengikuti pembukaan acara The Jakarta International Defense Dialogue (JIDD), di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 23 Maret 2011.

"Itu tidak betul karena menghadapi proses reformasi seperti ini
melihat jernih permasalahan. Jadi tidak bisa digebyah-uyah seperti
itu. Tidak betul itu."

Ditanya soal sikap pemerintah, Purnomo mengatakan, pemerintah   punya perangkat yang bisa memantau perkembangan di lapangan. "Dan kita juga tahu persis seberapa besar itu," kata dia. "Ya, kalaupun ada (kudeta), akan kita hadapi."

 Apakah perlu pemerintah menindaklanjuti pemberitaan Al Jazeera? "Mereka kan sudah jelas menyampaikannya seperti Wikileaks," jawab Purnomo.

Pemerintah akan memberikan klarifikasi? "Saya kira kalau kita melakukan klarifikasi ya bahaya sekali. Kan kita punya data punya informasi. Dephan itu punya direktur intelijen, ada BIN, ada BAIS TNI,  ada mata dan telinga kita

HELIKOPTER AS TEMBAKI WARGA YANG MENONTON JATUHNYA PESAWAT AS


Tripoli - Dua awak pesawat F-15E Strike Eagle yang jatuh di Libya telah kembali ke tangan AS. Tapi prosesi penyelamatan mereka sempat diwarnai tembakan yang melukai 6 warga desa Libya yang menonton lokasi dan bermaksud menolong.

Orang Libya yang datang untuk menyelidiki di lokasi pesawat tempur AS jatuh menyatakan, sebuah helikopter AS datang ke lokasi pesawat jatuh dengan menembakkan senjata, membuat para warga desa yang menonton dan bermaksud memberikan pertolongan, panik dan terluka. Beberapa di antaranya dilarikan ke rumah sakit, seorang pria 20 tahun bahkan kakinya perlu diamputasi.

Warga desa menyatakan, mereka berada di lokasi guna mencari awak pesawat yang hilang untuk menyambut dan menolong mereka. Demikian dilansir The Guardian, Rabu (23/3/2011).

Seorang anggota pasukan pemberontak Libya di lokasi kecelakaan itu, Omar Sayid, yang juga merupakan kolonel dari polisi militer, mengatakan kepada Channel Four News, "Kami terganggu dengan penembakan itu, karena jika mereka akan memberi kita kesempatan kita akan menyerahkan kedua pilot itu kepada mereka (AS). Tembakan itu membuat panik," ujarnya.

Dua awak melontarkan diri dari F-15E mereka pada pukul 10.30 waktu setempat pada hari Senin (21/3) yang oleh Pentagon disebut akibat mengalami "kerusakan peralatan", bukan karena ditembak jatuh lawan. Parasut dua penerbang itu terbuka dan mereka mendarat di lokasi terpisah di wilayah pemberontak, dekat Bu Mariem, 24 mil timur Benghazi.

Satu awak bersembunyi di sebuah kandang domba sebelum ditemukan oleh pasukan pemberontak. Pemberontak memeluknya, memberinya minuman jus dan makanan, dan membawanya ke Benghazi. Sedangkan awak lainnya juga diselamatkan warga.

AS lalu menyelamatkan mereka dengan mengirimkan 12 personel marinir dengan menumpang dua helikopter Osprey berukuran besar. Upaya penyelamatan inilah yang diwarnai tembakan kepada para warga desa.

Heli itu terbang dari kapal induk USS Kearsarge, sebuah kapal penyerang besar. Dua awak F-15E itu saat ini telah berada di tangan AS, mereka hanya menderita luka ringan.

Meskipun militer AS menolak untuk mengiyakan atau menyangkal laporan bahwa helinya mengumbar tembakan, penduduk desa mengatakan kepada para wartawan bahwa tim penyelamat Amerika itu memberondongkan peluru di lapangan di mana salah satu pilot mendarat, dan penduduk desa terluka.

Hamid Moussa el-Amruni, yang keluarganya memiliki peternakan di mana awak pesawat tempur AS bersembunyi, mengatakan bahwa ia sendiri mengalami luka di kaki dan punggung akibat kena pecahan peluru. Dia terpaksa menggunakan kruk, tapi dia mengaku tidak menyimpan dendam, percaya bahwa kejadian tersebut adalah kecelakaan.

Reporter Channel Four Lindsey Hilsum berbicara dengan warga desa dan mengunjungi RS Jala di Benghazi, tempat sejumlah korban luka dirawat. Di antara mereka ada Hamad Abdul Ati, 43.

Abdul Ati mengaku lebih bingung dibanding marah, dan tidak mengerti mengapa Amerika begitu agresif dalam misi penyelamatan mereka.

"Kami menganggap bahwa siapa pun yang ditembak jatuh atau tawanan perang, kita harus menyelamatkan dia dan menyerahkan dia," katanya di ranjang rumah sakit.

"Tapi pesawat lain menembak saya dan Hamdy, anak saya. Saya kena pecahan peluru di tangan.."  Sedangkan Hamdy harus diamputasi kakinya.

"Mengapa ini terjadi? Mobil saya hancur, rumah saya rusak. Kami baru saja menyelamatkan awak kedua dan menaruhnya ke mana pun ia ingin di tempat yang aman. Bahkan awak yang lain, kami sambut dia dengan perayaan," kata Abdul Ati.

Para wartawan mengatakan penduduk desa tidak menunjukkan sikap permusuhan setelah insiden itu, melainkan, mereka mengungkapkan rasa syukur atas koalisi pimpinan Amerika, yang mereka katakan telah menyelamatkan mereka dari pembantaian oleh pasukan Khadafi.

Laksamana Samuel Locklear, koordinator pasukan koalisi dari AS, menyangkal pasukannya telah menembakkan peluru. Ia hanya mengatakan bahwa penyelamatan telah dilaksanakan seperti yang diharapkan, "mengingat keadaan" penyelidikan sedang berlangsung.

FILM PENDEK INDONESIA JUARA DUNIA


Film pendek independen buatan orang Indonesia dengan judul "Save Water" yang dibuat oleh Muhammad Zulqamar menjuarai hadiah utama kompetisi video "MyView H2O" yang digelar Bank Pembangungan Asia (ADB).
"Save Water menang tidak hanya karena diarahkan dan digambarkan dengan baik, tapi karena mengandung pesan yang kuat yang disampaikan secara sederhana, padat, dan dengan jenaka serta berdampak kuat," kata Direktur Utama Departemen Hubungan Eksternal ADB, Ann Quon, Rabu (23/3/2011).
Dalam film tersebut digambarkan bahwa hanya dalam jangka waktu lebih dari satu menit, dan tanpa berkata-kata, bagaimana aktivitas mandi dan melestarikan air dapat berjalan beriringan. Film itu menggambarkan bagaimana hanya dengan satu gayung air dapat membuat seseorang bisa melakukan aktivitas mandi dengan menyenangkan dan bersih.
ADB menggelar kompetisi tersebut pada tahun 2011 ini untuk mempromosikan sebab-akibat dan solusi terhadap krisis kekurangan air di Asia. Para pemenang telah diumumkan pada Hari Air Sedunia, sebuah perayaan global yang dirancang untuk memperingati pentingnya mengelola dengan baik dan benar sumber-sumber air di bumi yang jatuh 22 Maret 2011.
Dewan juri dalam kompetisi ini antara lain sutradara Jepang Momoko Ando yang pernah menjuarai kompetisi film internasional, sutradara Indonesia Joko Anwar yang kerap disebut sebagai salah satu sutradara muda terbaik Asia, dan pembuat film dokumenter AS Christopher Beaver yang juga kurator laman dokumenter Docspopuli.com. Dewan juri lainnya adalah Khavn dela Cruz yang diberi julukan "Bapak Pembuat Film Digital Filipina", pembuat film dokumenter China Du Haibin, dan pembuat film dokumenter Pakistan Samar Minallah, serta Penasehat Senior Presiden ADB, Arjun Thapan.
Pada kategori di bawah-21 tahun, pemenangnya adalah Emmanuel "Joe" Ortigas yang berusia 18 tahun dari Filipina dengan film bertajuk "Time to Refill", yang memaparkan bahayanya bila dunia kekurangan air. Sementara pada kategori di atas-21 tahun, pemenangnya adalah Nash Anggahan dari Filipina dengan film "My Riverside Home" yang menuturkan kisah yang menggugah mengenai kehidupan seorang wanita di rumahnya yang terletak di pinggir sungai.

ALUTSISTA ROBOTIK PESAWAT CANGGIH PERANCIS YANG HANCURKAN LIBYA


Seusai serangan sekutu ke Libya, harga komoditas, termasuk minyak dan emas, melonjak. Serangan ke Libya menghunjam lebih jauh ke jantung para investor. Itulah metafora yang diangkat sebagai berita utama harian The Business Times, Selasa (22/3).
Seiring dengan munculnya dampak serangan sekutu, tidak sedikit pula kalangan yang menanyakan, apa maksud sekutu menamai serangannya dengan ”Operation Odyssey Dawn”. Di internet, seorang yang diliputi rasa ingin tahu mencoba mengira-ngira maksud nama itu. Ia menemukan dengan benar bahwa dawn yang secara harfiah berarti fajar juga menandai awal atau permulaan. Sementara odyssey, menurut kamus Webster, adalah satu pengembaraan atau perjalanan panjang, umumnya ditandai dengan berbagai perubahan peruntungan.
Nama operasi militer sekutu Barat kali ini memang agak unik. Sebelumnya, nama operasi dibuat lebih gamblang, seperti Operasi Badai Gurun (Desert Storm). Segera muncul dugaan, apakah operasi diperkirakan berlangsung selama 10 tahun seperti perjalanan Odysseus?
Seperti dituturkan oleh Josh Dzieza (di situs The Daily Beast, 22/3), nama operasi militer menurut peraturan tentara ”tidak boleh mengungkapkan tingkat permusuhan yang tidak konsisten dengan cita-cita atau kebijakan luar negeri Amerika”. Nama operasi juga ”tidak boleh mencederai ’cita rasa baik’ atau menghina sekutu atau bangsa-bangsa Dunia Bebas lain”. Juga tidak boleh ”melecehkan satu kelompok, sekte, atau keyakinan tertentu”.
Atas dasar itu pula mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush hanya dua minggu menggunakan nama Operasi Keadilan Tanpa Batas (Infinite Justice) untuk perang di Afganistan dan menggantinya dengan Operasi Kebebasan Berkelanjutan (Enduring Freedom).
Meski memperkirakan bahwa penemuan nama operasi bisa berasal dari berbagai khazanah literatur mitologi atau apa pun, pemilihan Odyssey dilihat masih menimbulkan teka-teki.
Fajar Pengembaraan Apakah dengan memilih Odyssey, sekutu Barat bermaksud akan menjelajahi seluruh Laut Tengah, tanya Geoffrey Nunberg, pakar linguistik dari Berkeley School of Information, University of California, seperti ditulis dalam ulasan Dzieza? Odyssey menempuh perjalanan pulang selama 10 tahun setelah berperang selama 10 tahun. Apakah sekutu akan berperang lama di Libya seperti Odyssey atau juga seperti diramalkan oleh Kolonel Khadafy?
Nunberg menduga penggunaan kata dawn dimaksudkan untuk menghalau kerisauan akan keterlibatan Amerika di wilayah itu. Sementara Tom Sepanski dan Christian Turner dari perusahaan Landor Associate menyebutkan bahwa dawn menghadirkan nada lebih membesarkan hati dibandingkan dengan storm.
Dari sisi pemerintahan Presiden Obama sendiri, dawn pernah digunakan. Februari 2010, Pemerintah AS mengubah nama Operasi Kebebasan Warga Irak (Operation Iraqi Freedom) menjadi Operasi Fajar Baru (Operation New Dawn).
Nama Operasi Fajar Pengembaraan—bila memang demikian maksudnya—kini telah diambil secara resmi untuk operasi di Libya betapapun aneh nama itu. Fase pertama operasi ini—seperti diulas dalam kolom, Selasa—telah dilancarkan dan ditandai dengan peluncuran tak kurang dari 112 rudal jelajah Tomahawk dari dua kapal perusak (USS Stout, USS Barry) dan tiga kapal selam (USS Providence, USS Scranton, USS Florida), juga dari kapal perang Inggris (HMS Triumph).
Selain dua kapal perusak dan tiga kapal selam, di Laut Tengah, AS juga mengoperasikan tidak kurang dari enam kapal lain, termasuk dua kapal perang amfibi dan USS Mount Whitney, kapal komando- dan-kontrol yang merupakan kapal bendera Armada Ke-6 AS (The Huffington Post, 21/3). Di kawasan itu, AS juga mengoperasikan pesawat pengintai P-3 dan EP-3.
Serangan pun dilakukan dengan tembakan rudal dari jet tempur Inggris (Tornado dan Typhoon), jet Perancis (Rafale dan Mirage), serta pengebom siluman (stealth) B-2 Spirit yang berangkat dari Pangkalan AU Whiteman, Missouri, AS.
Semua serangan ditujukan untuk melumpuhkan Angkatan Udara dan pertahanan udara Libya, yang sebelumnya berperan sentral dalam upaya Khadafy merebut kembali kota-kota yang sebelumnya dikuasai oleh oposisi anti-Khadafy.
Perang robotik
Kini, setelah kekuatan udara dan pertahanan udara dilumpuhkan, kekuatan oposisi tentu bisa leluasa bergerak untuk menguasai kembali kota-kota yang kemarin berhasil direbut kembali oleh Khadafy dan siapa tahu juga melanjutkan perlawanan ke Tripoli.
Selain rudal jelajah Tomahawk, rudal lain yang juga sering disebut dalam Operasi Fajar Odyssey ini adalah Storm Shadow. Orang sering memperbandingkan rudal ini dengan Tomahawk.
Rudal jelajah luncur-udara yang diorder oleh AU Inggris (RAF) ini berkode resmi CASOM (Conventionally-Armed Stand-Off Missile). Perancis yang juga membutuhkan rudal jenis ini, lalu memesannya kepada perusahaan Matra Bae Dynamics (MBD) tahun 1997. Di AU Perancis, namanya berubah jadi SCALP EG dan dipasang pada jet Rafale, Mirage 2000D dan Mirage 2000-5. Di RAF, rudal adalah senjata Typhoon, Tornado, dan Harrier GR7.
Rudal diciptakan untuk menyerang dari jarak jauh (atau di luar jangkauan sistem pertahanan udara lawan) sasaran yang dijaga ketat oleh sistem pertahanan udara. Storm Shadow juga memiliki kemampuan siluman (mengelak dari radar) dan amunisinya mampu menembus sasaran keras.
Tampak bahwa dalam serangan ke Libya ini pun senjata robotik memainkan peranan penting. Ia banyak digunakan untuk menyerang dari jarak jauh sekaligus mengamankan pilot, yang baru akan mendekat manakala pertahanan udara lawan sudah lemah.
Kecenderungan menggunakan wahana robotik pun telah diamati dalam penggunaan pesawat-pesawat tempur tanpa awak (unmanned combat aerial vehicle/UCAV), seperti Predator, yang sebelum ini telah banyak digunakan AS di medan Irak dan Timur Tengah pada umumnya serta Afganistan.
Mengantisipasi perkembangan ini, Indonesia juga mulai melakukan kajian untuk pengembangan kemampuan nasional dalam produksi sistem persenjataan robotik ini. Hanya saja, seperti terungkap dalam lokakarya Komisi Teknis Dewan Riset Nasional di Jakarta, akhir November tahun lalu, sejumlah kendala masih dihadapi Indonesia. Sejumlah teknologi sensitif, seperti sensor, diakui belum dikuasai di sini (Kompas, 2/12/2010).
Negara lain yang menyadari makin pentingnya perang robotik pada masa depan malah mulai memberikan tawaran menarik kepada para ahli alat utama sistem persenjataan (alutsista) robotik nasional yang masih mengalami kelangkaan proyek.

FOTO SERDADU AS TERTAWA SETELAH MEMBANTAI WARGA


Kebengisan serdadu Amerika Serikat kembali terkuak. Kali ini melibatkan para serdadu AS yang bersama-sama serdadu negara Barat lainnya sedang menjajah Afghanistan.
Banyak sekali foto dan video yang menunjukkan kelakuan para serdadu AS sedang cengengesan usai membantai warga sipil Afghanistan. Pembantaian sipil serupa sering terjadi tetapi di podium, para jenderal AS berdalih, sasaran sesungguhnya adalah militan bersenjata.
Kini, dari banyak foto dan video para serdadu pembantai itu, ada tiga yang dipublikasikan media Jerman, Der Spiegel, Senin (21/3/2011) dan bikin geger Washington, pusat kendali perang Afghanistan yang kini juga "mengganyang" Libya.
Foto pertama menunjukkan Jeremy Morlock, serdadu AS berusia 22 tahun, sedang tersenyum di samping jenazah Gul Mudin, anak seoerang petani yang baru saja dia bantai. Peristiwa itu terjadi pada 15 Januari 2010.
Seymour M Hersh dari majalah New Yorker menyebutnya tindakan seperti itu kemungkinan bagian dari aktivitas olahraga serdadu AS.
Tuduhan Seymour M Hersh bukan tanpa alas fakta. Selain dia pernah menginvestigasi kebengisan serupa dalam penjajahan Sekutu di Irak, olahraga para serdadu itu juga pernah terungkap di pengadilan.
Foto berikutnya menunjukkan serdadu lain dalam tim Jeremy Morlock yang juga berpose di samping jenazah yang sama. Hanya, ia tak tampak cengengesan. Morlock dan empat serdadu lainnya kini diadili atas tuduhan membunuh tiga warga sipil, termasuk Gul Mudin tadi.
Sedangkan foto ketiga menunjukkan dua jenazah warga sipil yang diikat yang juga berasal dari koleksi foto dan video salah seorang tersangka. Hanya, kasus pembunuhan dua jenazah tersebut belum ditelusuri.
Menanggapi publikasi foto-foto itu, Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton, langsung menelepon pejabat Afghanistan guna mendiskusikan masalah tersebut. Ia tak disebutkan meminta maaf.
Penasehat Keamanan Nasional AS, Tom Donilon, juga menjalin kontak dengan Afghanistan. Maklum, AS sedang merayu Afghanistan agar diizinkan membangun pangkalan militer secara permanen di wilayah negeri itu.
Adapun permintaan maaf disampaikan Kolonel Thomas Collins, sekaligus menyatakan bahwa pihaknya sedang menyiapkan peradilan militer terhadap total 12 serdadu terkait kasus itu. Mereka disebut sebagai "tim pembunuh".
Militer dalam pernyataannya mengakui, tindakan seperti dalam foto-foto itu "menjijikkan bagi kita sebagai manusia dan bertentangan dengan standar dan nilai-nilai Amerika Serikat."
Tetapi, ini bukan kejadian pertama. Salah satunya, serdadu lelaki dan perempuan AS terlihat berpose mengejek para tahanan yang sudah ditelenjangi di penjara Abu Graib, 20 mil di barat Baghdad, Irak.
Itu delapan tahun silam, ketika AS dan sekutunya berambisi menumpas negara berdaulat di bawah kendali Saddam Hussein, dan kemudian menggantungnya. Kini, negara-negara Barat yang sama sedang menjajah Libya di bawah kendali Kolonel Moammar Khadafy.

TEMBAKAN RUDAL ANTI PESAWAT TERDENGAR DI TRIPOLI


Tripoli - Tembakan rudal anti-pesawat terbang meletus di langit Tripoli, ibukota Libya, empat malam  setelah militer koalisi internasional melancarkan operasi menegakkan zona larangan terbang.

Tembakan itu terjadi sehari setelah pertempuran dahsyat antara pejuang pro-demokrasi dan loyalis Muammar Khadafi.

"Kami mendengar suara sangat bising. Kami mendengar sejumlah ledakan dalam 10 menit," kata reporter Al Jazeera, Anita McNaught, dari Tripoli, Selasa (22/3/2011) waktu setempat.

"Kami belum melihat adanya asap di cakrawala. Orang-orang menembakkan senjata menantang. Kami berada di jantung loyalis di sini di mana orang benar-benar menantang upaya internasional untuk memaksa Khadafi untuk menyerah, karena mereka ingin melihatnya," lapornya.

"Tembakan  anti-pesawat tidak seintens (seperti Senin malam ketika dua instalasi angkatan laut di luar kota diserang Sekutu). Mungkin mereka merasa sebagian besar target signifikan telah hancur," ujarnya.

Sementara kantor berita AFP melaporkan bahwa sedikitnya dua ledakan terdengar di kejauhan sebelum awak pertahanan udara di Tripoli melepaskan tembakan.

Beberapa ledakan kuat mengikuti, namun wartawan yang tidak dapat menentukan lokasi ledakan.

Rudal anti-pesawat udara melesat membelah malam sekitar 10 menit, khususnya di daerah dekat kediaman Khadafi, tidak jauh dari hotel tempat pers internasional ditempatkan.

VIDEO JET TEMPUR AS JATUH DI LIBYA

SALAH PAHAM, AS TEMBAKI WARGA SIPIL LIBYA



Penembakan ini menimbulkan kepanikan, kata pihak pemberontak anti rezim Muammar Khadafi
- Misi penyelamatan dua pilot pesawat tempur Amerika Serikat yang jatuh di Libya Senin kemarin berakhir rusuh. Enam warga sipil luka-luka akibat tembakan serampangan dari helikopter pasukan Marinir AS yang mengevakuasi kedua pilot, saat penduduk setempat justru ingin membantu dan menyambut mereka. Sedangkan kedua pilot itu berhasil diselamatkan.

Keterangan itu diperoleh dari sejumlah saksi yang berada di pihak anti rezim Muammar Khadafi. Perwakilan pihak pemberontak, Kolonel Omar Sayid, menyayangkan adanya kesalahpahaman dari tim evakuasi kedua pilot AS, yang mengira sejumlah warga yang berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat tempur F-15E adalah musuh, sehingga terjadi penembakan.

"Kami terganggu dengan penembakan itu, karena bila mereka [tim evakuasi] memberi kami kesempatan, maka kami akan menyerahkan kedua pilot itu. Penembakan ini menimbulkan kepanikan," kata Sayid seperti dikutip stasiun berita Channel Four News.  

Menurut harian The Guardian, gara-gara kesalahpahaman itu, enam warga lokal cedera. Bahkan seorang pria 20 tahun dikhawartikan harus kehilangan salah satu kakinya karena luka tembak.  

Sebuah pesawat tempur F-15E jatuh di dekat kota Benghazi, yang merupakan basis pasukan anti Khadafi, saat tengah menjalani misi zona larangan terbang pada Senin pagi waktu setempat. Departemen Pertahanan AS mengklaim penyebab jatuhnya pesawat itu akibat "kerusakan teknis" dan bukan akibat tembakan dari rezim Khadafi.

Kedua pilot berhasil selamat dengan memanfaatkan kursi pelontar beberapa saat sebelum pesawat mereka jatuh. Tak lama kemudian, militer AS mengerahkan tim evakuasi dengan dua helikopter dari kapal serang amfibi USS Kearsarge. Mereka adalah 12 tentara Marinir dengan senjata lengkap.  

Pihak militer AS belum bersedia memberi tanggapan atas misi penyelamatan berdarah itu.• VIVAnews 

WARGA ANTI KHADAFI: KENAPA AS SERANG KAMI?


Sejumlah warga Libya yang menentang rezim Muammar Khadafi justru mengaku heran dengan tindakan militer Amerika Serikat. Mereka justru ditembaki militer AS terkait jatuhnya pesawat tempur F15E awal pekan ini.

Menurut harian The Guardian, pesawat tempur F-15E itu jatuh di pinggir desa Bu Mariem, dekat kota Benghazi, yang merupakan basis pasukan anti Khadafi. Saat itu pesawat tersebut menjalankan misi "zona larangan terbang" pada Senin pagi waktu setempat. Departemen Pertahanan AS mengklaim penyebab jatuhnya pesawat itu akibat "kerusakan teknis" dan bukan akibat tembakan dari rezim Khadafi.

Sejumlah warga berkisah bahwa pada awalnya kontak dengan kedua pilot yang berhasil selamat dengan parasut itu berjalan baik. Namun, tak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dan tembakan saat pasukan AS lainnya datang ke lokasi jatuhnya pesawat dengan helikopter untuk mengevakuasi kedua pilot. Menurut Guardian, enam orang terluka akibat tembakan itu. 

"Kami saat itu mengira bahwa pesawat yang jatuh itu adalah milik Khadafi. Kami mulai berseru kepada pilot, tapi kami cuma bisa berbahasa Arab," kata seorang warga lokal bernama Hamid Moussa el-Amruni kepada kantor berita Associated Press.

"Kami lalu melihat pilot itu di dekat jatuhnya pesawat dengan parasut. Seorang warga yang bisa berbahasa Inggris lalu berkata kepada dia, 'kami di sini, kami bersama dengan pihak pemberontak' dan kemudian pilot itu mendekat," lanjut Hamid.

Lalu muncul pula asisten pilot yang memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja dan kemudian mendekat kepada kerumunan orang. Mereka lalu menyalami dan memeluk dia, pertanda ungkapan terima kasih atas pihak-pihak yang melindungi langit Libya dari serbuan pesawat rezim Khadafi.  

Namun, tak lama kemudian muncul laporan bahwa enam warga lokal tertembak. Di antara mereka adalah Hamad Abdul Ati. Pria 43 tahun itu terkena timas panas dan pecahan bom.

Kepada wartawan stasiun berita Inggris, Channel Four News, dia marah bercampur bingung, karena tidak habis pikir bagaimana bisa pasukan Amerika bisa begitu agresif saat menjemput kedua rekan mereka.

"Kami menganggap bahwa siapapun yang ditembak atau jadi tahanan perang, maka yang bersangkutan harus kami selamatkan dan kami serahkan," kata Hamad, sambil terbaring di ranjang rumah sakit. "Tapi pesawat yang lain malah menembaki saya dan putra saya, Hamdy. Saya punya pecahan bom yang menempel di tangan."

Staf rumah sakit mengungkapkan bahwa Hamdy, yang baru berusia 20 tahun, harus diamputasi salah satu kakinya.

Menurut seorang warga lokal, jet F-15 yang jatuh itu kemudian dihancurkan oleh tembakan dari pesawat lain. Kemungkinan, tembakan itu sengaja dilancarkan untuk memastikan tidak ada teknologi pesawat F-15 yang masih berfungsi.

Pihak militer AS belum bersedia memberi komentar atas misi penyelamatan berdarah itu.

WNI ANTRE DI JEPANG DEMI SEBUNGKUS MIE INSTANT


JAKARTA - Pengalaman miris yang tak terlupakan selama tragedi tsunami di Jepang juga dialami oleh Irma, salah seorang mahasiswi Indonesia yang menempuh pendidikan S3 di Universitas Tohoku, Jepang. Gempa berkekuatan 9 skala richter tersebut sempat membuat Irma panik lantaran semua sendi kehidupan di Jepang mendadak lumpuh.

Selain harus berlarian menyelamatkan diri, perempuan 31 tahun tersebut mengaku sempat mengalami sulitnya mencari bahan makanan usai tragedi terbesar Jepang selama 30 tahun terakhir itu terjadi. Bahkan, untuk mendapatkan sebungkus mie instan di supermarket, Irma harus rela antre berjam-jam di depan toko.

"Toko baru buka pada hari Sabtu. Itupun kami harus menunggu berjam-jam sampai toko buka. Setelah masuk ke supermarket, kami hanya diberi waktu 5 menit saja untuk berbelanja. Untuk mendapatkan mie instan, kami harus antre hingga dua jam," ujar Irma yang malam ini tiba di Jakarta, Selasa (15/3/2011).

Usai gempa dan tsunami terjadi, aktivitas di Kota Sendai, Prefektur Miyagi, tempat bermukimnya Irma seketika berubah menjadi kota mati. Aliran listrik yang padam serta jaringan komunikasi yang susah diakses membuat kondisi warga saat itu semakin tak menentu. Apalagi, sarana perbelanjaan juga baru di buka sehari setelahnya.

Irma menceritakan, saat gempa terjadi, perempuan yang sudah 8 tahun tinggal di Jepang tersebut sedang berada di dalam aula kampusnya. Saat goncangan dahsyat itu terjadi, Irma mengaku tidak melihat adanya kepanikan yang dialami warga Jepang. "Semua orang tenang dan langsung menuju ruangan terbuka. Tidak seperti di Indonesia, orang-orang Jepang lebih tenang menghadapi gempa," ujar Irma.

LAGI, MAHASISWI BIKIN HEBOH DI DUNIA MAYA



JAKARTA - Dunia maya kembali dihebohkan atas pemunculan gambar-gambar porno dari wanita yang disebut-sebut sebagai mahasiswi asal Indonesia yang kuliah di sebuah universitas terkenal.

Pemunculan foto-foto itu diketahui setelah beredar luas BlackBerry Massanger (BBM) yang mengirimkan share link ke sebuah situs porno.

Di situs porno tersebut, foto-foto tersebut diberi judul dalam bahasa Inggris yang berbunyi "Additional Nude Facebook Photos From Indonesian Student Tarra Nadhira Hindersah".

Sebagai pengantar, situs itu juga menerangkan, foto-foto yang ada merupakan foto tambahan dari 12 foto yang sebelumnya beredar di situs yang sama. Berikut tulisan yang dituangkan dalam pengantar tayangan foto-foto porno di situs tersebut.

We originally only published twelve photos from the recent Indonesian Tarra Nadhira Hindersah Facebook scandal because the majority of the photos are just photos of Tarra Nadhira Hindersah flashing her really ***** **** and ****** at the camera.

Someone decided to post a comment last night stating that if we had a heart we would remove the photos from our website. Well... We're heartless and here are 28 additional photos of Tarra Nadhira Hindersah to prove it!

NOTE: A lot of websites in and around Indonesia got blocked from showing these photos, which is one of the primary reasons we have decided to publish them... We don't believe in that kind of censorship in America and have very little respect for countries that treat their citizens so poorly.


Anehnya, situs ini tidak terblok tayangannya. Padahal situs-situs porno lainnya sudah tidak dapat diakses di Indonesia.

DOMBA BERTANDUK EMPAT


GARUT - Domba milik Atis (45), warga Kampung Nagrak, Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler jika sekilas seperti domba biasa. Namun setelah diperhatikan secara seksama pada bagian tanduknya terdapat keanehan.

Domba berjenis kelamin jantan ini memiliki empat tanduk. Dua di atas dan dua lagi di pinggir telinganya. Padahal domba asli Garut ini biasanya hanya memiliki dua tanduk. Kontan saja, keanehan domba milik Atis ini menghebohkan warga setempat.

Warga setempat atau warga yang kebetulan melintas di kawasan tersebut, berbondong-bondong ingin menyaksikan keganjilan domba berwarna hitam itu. Bahkan tak sedikit yang sengaja mengadikan gambar domba itu dengan kamera ponse

KRONOLOGIS JATUHNYA PESAWAT AS DI LIBYA




Tripoli - Gara-gara kegagalan mekanik, jet tempur US Air Force (USAF) jatuh di Libya. Beruntung lokasi jatuhnya jet masuk dalam daerah yang dikuasai anti Moammar Khadafi sehingga 2 krunya yang sempat melontar bisa diselamatkan.

Perkembangan informasi tentang jatuhnya jet ini tercatat dalam news.blogs.cnn.com. Berikut ini tulisan soal jet berawak dua orang itu.

-Selasa, 22 Maret 2012, pukul 12:16 p.m. waktu Libya

Jet tempur F-15 Eagle USAF dilaporkan jatuh di wilayah yang dikuasai anti-Khadafi. Media-media Arab memberitakan pilot jet sudah berhasil diselamatkan dan dugaan sementara penyebabnya adalah kegagalan mekanik

-Selasa, 22 Maret 2012, pukul 12:32 p.m. waktu Libya

Reuters memberitakan satu kru bisa diselamatkan, sementara satu lainnya sedang dalam proses evakuasi setelah jet tempur F-15 Eagle jatuh di wilayah yang dikuasai anti-Khadafi.

-Selasa, 22 Maret 2012, pukul 12:50 p.m. waktu Libya

Jubir pasukan Amerika Kenneth Fidler membenarkan ada jet tempur F-15 Eagle yang jatuh di Libya. Dua pilotnya berhasil melontarkan diri keluar pesawat. Satu sudah diselamatkan, satu lainnya dalam pencarian. "(Jet yang jatuh) bukan karena serangan militer musuh. Mereka terbang dari Eropa," ujar Fidler.

-Selasa, 22 Maret 2012, pukul 1:29 p.m. waktu Libya

Pihak militer AS menyatakan kedua kru jet F-15 Eagle yang jatuh di Libya dalam keadaan selamat dan aman.

-Selasa, 22 Maret 2012, pukul 1:42 p.m. waktu Libya

Pejabat pertahanan AS mengatakan sudah mengevakuasi kedua kru jet F-15 Eagle yang jatuh di Libya. Kelompok anti-Khadafi pertama kali mengevakuasi kru yang kedua dan 'memperlakukannya dengan baik' sampai pasukan koalisi menjemputnya. Saat ini kedua kru sudah berhasil dikeluarkan dari Libya.

VIDEO PEMBERONTAK ANTI KHADAFI MELEMAH

PESAWAT TEMPUR AS JATUH DI LIBYA



Tripoli - Sebuah pesawat tempur Angkatan Udara Amerika Serikat jatuh di Libya. Penyebab jatuhnya pesawat tersebut kemungkinan disebabkan oleh kegagalan mekanik dan bukan karena serangan musuh.

Demikian disampaikan juru bicara Komando Afrika militer AS, Vince Crawley seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (22/3/2011).

Crawley mengatakan, kecelakaan itu terjadi "semalam." Namun dia menolak menyebutkan lokasi jet tempur tersebut ditemukan jatuh.

Menurut Crawley, seorang pilot jet tempur F-15E Eagle tersebut telah ditemukan dalam keadaan selamat. Sedangkan seorang lagi kru pesawat tengah berupaya ditemukan. Operasi pencariannya sedang dilakukan.

Sebelumnya surat kabar Inggris, Daily Telegraph, memberitakan jatuhnya pesawat tempur AS tersebut. Media tersebut mengutip seorang korespondennya yang berada di Libya.

"Baru saja menemukan sebuah pesawat tempur AS yang jatuh di lapangan. Diyakini kegagalan mesin penyebab jatuhnya," kicau koresponden Telegraph Rob Crilly di situs mikro-blogging Twitter.

Pesawat-pesawat tempur AS, Inggris dan Prancis melancarkan serangan udara di Libya menyusul keluarnya resolusi Dewan Keamanan PBB yang memungkinkan aksi militer terhadap negara itu.