Rusia, Selasa (20/3/2012), memperingatkan, Iran tidak akan punya opsi mengembangkan senjata nuklir kecuali jika berada dalam ancaman serangan AS atau Israel terkait program nuklirnya yang dipersoalkan itu.
"CIA dan para pejabat AS lainnya mengaku bahwa mereka hingga kini tidak punya informasi tentang keputusan politik yang diambil para pemimpin Iran untuk mengembangkan senjata-senjata nuklir," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada radio Kommersant FM. "Namun, saya yakin sebuah keputusan seperti itu tentu akan dibuat setelah (ada) serangan terhadap Iran," kata Lavrov.
Wawancara yang telah direkam itu disiarkan segera setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memperingatkan bahwa negaranya siap melancarkan serangan balasan terhadap AS atau Israel "pada level yang sama seperti serangan mereka terhadap kita".
Moskwa punya hubungan militer dan komersial yang dekat dengan Teheran dan hanya mendukung dengan sikap enggan empat babak sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran yang dicurigai sedang membuat senjata nuklir.
Lavrov menyatakan, Rusia tidak membela seorang sekutu, tetapi berupaya untuk menghindari konflik yang lebih luas atau kemungkinan perlombaan senjata nuklir yang melanda kawasan itu. Ia juga mengecam keras Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad karena berulang-ulang mengancam akan menghancurkan Israel yang merupakan musuh bebuyutan negaranya.
"Ini sama sekali tidak bisa diterima... dan kami mengecam keras hal (ancaman) itu," kata Lavrov. "Ini tidak beradab dan tidak pantas dilakukan oleh sebuah negara setua Iran.