Minggu, 31 Oktober 2010

AWAS VIRUS MCDONALDS DI FACEBOOK


Pengguna Facebook di Indonesia hari ini dihebohkan undangan berisi link atau tautan beralamat di bit.ly untuk menonton video heboh mengenai McDonald. Judulnya banyak. Ada "The Truth Behind McDonald" dan "Shocking McDonald Video". Namun, bukan dapat video yang dimaksud, Facebook Anda malah menyebarkan undangan yang sama ke teman-teman dan mengotori inbox jika Anda mengkliknya.
Hati-hati. Semua itu hanyalah trik orang yang iseng untuk memanfaatkan akun Facebook Anda. Inilah bentuk virus baru di Facebook untuk mencuri data pribadi penggunanya. Jika pelakunya jahat, maka bukan tidak mungkin akun Anda dipakai untuk bermacam penipuan lewat Facebook.
Kalau ditelusuri, Graham Cluley dari perusahaan keamanan internet dan komputer Sophos telah mengingatkan bahwa penyebaran virus ini sudah berlangsung sejak Agustus 2010. Menurutnya, penyebar virus memang selalu mengubah judul, tetapi semuanya terkait McD. Walau begitu, judul tersebut bisa saja diganti dengan judul menarik apa pun. Facebook pun sudah dihubungi untuk mencegah penyebaran. Namun, virus itu rupanya masih bisa bocor hingga ke pengguna Indonesia.
Bagaimana sang pelaku mencuri data Facebook Anda? Begini cara kerjanya. Undangan tersebut menyertakan tautan ke alamat situs dengan iming-iming video berisi informasi aneh tentang McDonald. Begitu tautan tersebut diklik, akan muncul aplikasi Facebook dengan nama "Worst McD's Customer". Untuk dapat membuka video, halaman tersebut meminta izin Anda untuk mengakses identitas, posting di wall, akses data kapan saja, akses ke informasi kontak, bahkan mengatur halaman di Facebook.
Jika pilihan allow yang diklik, boro-boro dapat video yang diharapkan. Aplikasi tersebut malah secara otomatis mengirimkan undangan yang sama ke semua teman Anda. Bayangkan kalau semua yang diizinkan pengguna dimanfaatkan pelaku. Halaman Facebook Anda bakal diacak-acak.
Jadi, kalau dapat undangan dengan judul terkait McD dan sejenisnya, abaikan saja. Kalau ragu-ragu, cek informasi apa saja yang mereka ingin akses. Jika berlebihan, maka tinggalkan tautan tersebut. Jangan gadaikan keinginan Anda melihat video aneh-aneh dengan mengorbankan semua akses ke akun Facebook Anda ke orang lain.
Nah, lalu bagaimana kalau Anda telanjur terkena jebakan tersebut? Tenang saja, masih ada cara untuk mengobatinya. Menurut Cluley, hapus semua referensi yang mengarah ke tautan tersebut, baik di status maupun setting aplikasi. Pastikan tidak ada bagian Facebook Anda yang mengarahkan ke tautan tersebut.

Tips Membersihkan Virus McD di Facebook

Sudah terlanjur mengeklik video McDonalds di Facebook yang ternyata virus iseng? Jangan khawatir. Akun Anda dipastikan aman karena virus tersebut tidak mencuri password.

Tapi, bukan berarti akun Facebook Anda aman dari ulah iseng pembuat virus. Pasalnya, begitu aplikasi jahat tersebut masuk akun Anda, ia bisa melakukan apa saja yang bisa membuat repot. Bukankah saat akan menonton video heboh soal McDonalds, Anda sudah rela memberikan akses kepada aplikasi tersebut untuk memprosting apa saja di wall Anda dan mengirim apapun ke semua teman Anda? Begitu Anda mengeklik allow saat itu, virus bekerja dan secara tidak sengaja Anda telah menyampah di inbox semua teman dengan undangan berisi link yang sama karena ulah virus iseng tersebut.

Nah, sebelum pelaku pembuat virus tersebut berulah lagi, bisa apa saja yang dilakukannya dari mengirim iklan spam sampai mungkin sumpah serapah dan link gambar porno, buruan bersihkan virus tersebut dari akun Facebook Anda. Bagaimana caranya? Ikuti kiat dari Vaksincom, penyedia solusi keamanan, di bawah ini (lihat gambar sebagai panduan).

1. Klik [Account] [Privacy Settings] Anda akan membuka menu "Choose Your Privacy Settings"

2. Klik [Edit your settings] dari menu "Applications and Websites" di pojok kiri bawah untuk membuka menu "Choose Your Privacy Settings > Applications, Games and Websites

3. Klik [Remove unwanted or spammy applications] untuk membuka layar "Applications, Games and Websites > Applications You Use dak klik tanda "X" di sebelah "Edit Settings"

4. Anda akan mendapatkan layar konfirmasi Remove, klik tombol [Remove] untuk menghapus program HD Video Player



Sabtu, 30 Oktober 2010

VIDEO DETIK-DETIK TSUNAMI MENTAWAI








Kepanikan saat tsunami menerjang Mentawai, Sumatra Barat, 25 Oktober lalu, direkam Sebastian Carvalho, peselancar asal Cile. Carvalho merekam situasi mencekam itu di Resort Macaronis, Pagai Utara. 

Dalam video tersebut, kepanikan benar-benar menyelimuti resort indah itu. Tsunami membuat semua orang lari ke tempat lebih tinggi. Menurut Calvalho, momen itu betapa menakutkannya momen itu. 

"Suaranya datang seperti kereta yang tidak terkendali. Kami langsung berlari ke bagian atas bangunan, beberapa orang yang sepertinya masih jauh, mereka terus berlari," kata Carvalho kepada SCTV, Sabtu (30/10). "Peristiwa di Resort Macaronis di Mentawai ketika tsunami saya pikir adalah momen paling menakutkan dalam hidup daya." 

Beruntung, Carvalho bersama 19 tamu dan delapan staf warga lokal di resort itu selamat. Namun, Selasa pagi, tidak ada lagi di Resort Macaronis. Yang tersisa hanyalah puing-puing yang mengotori keindahan pulau yang menjadi favorit peselancar dunia itu. 

Di Desa Munte, yang terpencil di Pagai Utara, kedahsyatan tsunami meninggalkan bekas. Sampah-sampah serta puing puing yang dihempas tsunami berserakan bersama dengan jenazah. Tidak hanya itu, wilayah ini juga terputus oleh lautan selama dua hari saat ombak naik. Baru Jumat kemarin warga Munte yang selamat menguburkan jenazah anggota keluarga mereka yang menjadi korban amukan tsunami.(BOG)

Jumat, 29 Oktober 2010

LEDAKAN DASYAT DAN HUJAN ABU RADIUS 20 KM






Jakarta - Kota Yogyakarta diguyur hujan abu pekat setelah Kota Yogyakarta diguyur hujan abu pekat setelah erupsi Gunung Merapi. Hujan abu terpantau di Kecamatan Ngemplak, Ngadlik dan Mlati. 

Warga di sekitar lereng Gunung Merapi diminta oleh Tim SAR untuk mengungsi ke arah Kota Yogyakarta. Di Turi dan Pakem, terdengar sirene serta pengumuman agar mengungsi, Sabtu (30/10/2010) dini hari.

Mobil, motor serta orang-orang yang menuju Selatan Yogya pun berwarna putih abu-abu tertutup debu.

Di Kaliurang, Sleman, hujan abu pekat mengguyur hingga sejauh 20 Km dari puncak Merapi. Awalnya hujan abu bercampur pasir turun dengan deras, sempat pula turun bersama air.

Pada pukul 02.00, di beberapa titik, abu bercampur pasir menutupi jalan setinggi setengah cm.

Lalu lintas pengungsi dari arah Lereng Merapi yang melalui Kaliurang mulai berkurang. Sesekali terlihat ambulance menuju arah Merapi untuk melakukan evakuasi warga yang masih tersisa di lereng.

Hingga pukul 02,15 WIB, hujan abu di Yogya dan sekitarnya masih berlangsung.

Ribuan pengungsi di Desa Umbulharjo, Sleman dievakuasi turun. Tidak ada lagi warga yang masih bertahan di desa ini.

"Sudah kami evakuasi tadi sekitar pukul 01.30 WIB," ujar seorang petugas SAR yang ditemui detikcom di desa tersebut, Sabtu (30/10/2010).

Petugas tersebut mengaku tidak sempat lagi mendata pengungsi yang dievakuasi turun. "Yang jelas jumlahnya ribuan," kata dia.

Pantauan detikcom, Desa tersebut kini gelap gulita. Jalan dari Kaliurang menuju Desa di Lereng Gunung Merapi ini juga gelap gulita. Sepanjang jalan sejauh menuju Desa hampir tidak ditemui orang. Kecuali para petugas medis atau SAR. Lokasi pengungsian di Balai Desa juga sudah digembok.

Seluruh jalan, bangunan dan kendaraan tertutup abu. Kendaraan yang akan menuju Kaliurang harus berjalan lambat dan ekstra hati-hati karena abu yang menutup jalan cukup tebal.



Terdengar ledakan sangat keras dari puncak Gunung Merapi. Suaranya bergemuruh seperti halilintar dan terdengar berkali-kali. Warga di kawasan Kaliurang, Sleman pun panik.

VIDOE HUJAN ABU DI YOGYA
















LEDAKKAN KERAS DARI PUNCAK MERAPI 


Ledakan pertama terdengar sekitar pukul 00.40 WIB, Sabtu (30/10/2010). Warga langsung mengungsi berbondong-bondong meninggalkan kawasan di sekitar lereng Merapi.

Mereka menggunakan mobil, motor, maupun berjalan kaki. "Ayo mengungsi, ayo mengungsi," teriak mereka.

Pantauan detikcom dari Jl Kaliurang Km 20, Purworejo, Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, puncak Merapi tidak bisa terlihat karena gelap. Dari lokasi ini jarak ke Gunung Merapi sekitar 12 Km.

Mendengar ada ledakan susulan, warga bertambah panik. Bahkan sebagian dari mereka mengetuk pintu-pintu rumah yang masih tertutup untuk mengajak mengungsi. "Ayo mengungsi, Merapi meletus lagi," ajak mereka.

Hingga pukul 01.00 WIB, arus warga dari lereng Merapi masih terus mengalir.




Gunung Merapi kembali meletus Sabtu, 30 Oktober 2010 dini hari tadi. Ledakan besar di puncak Merapi diikuti hujan abu dahsyat hingga radius 20 kilometer. Saat ini, abu Merapi menutupi sebagian wilayah Yogyakarta, Klaten, dan Magelang. Pemandangan didominasi warna putih. Abu juga mengganggu lalu lintas. Dari pengamatan VIVAnews, di daerah Pakem, Yogyakarta, abu tebal membuat jarak pandang di jalan raya terbatas, hanya sekitar 10 meter.
Pihak kepolisian tanpa henti memperingatkan agar pengendara menyalakan lampu. Sejumlah petugas juga membagi-bagikan masker, sementara yang lain menyirami debu yang melapisi jalan agar tak berterbangan.
Dari informasi yang diperoleh, abu Merapi juga sampai ke pusat kota Yogyakarta dan sempat mengganggu penerbangan. Bandara Adisucipto, Yogyakarta ditutup mulai pukul 05.30 sampai 07.05 karena landasan tertutup abu. Sementara, di wilayah Srumbun, Magelang, Jawa Tengah, abu menutupi pemukiman warga.

Letusan dahsyat Merapi tadi malam memaksa warga mengungsi. Padahal, wilayah itu masih berada di lokasi aman.
Seorang warga, Sutrisno mengatakan, letusan keras membuat warga yang sebagian besar sedang terlelap, kaget. "Lalu petugas melalui pengeras suara, mengumumkan agar warga di sekitar pos pemantauan Babadan mengungsi," kata dia. Pagi ini, sejumlah warga yang semalam mengungsi terlihat berjalan kaki pulang. "Kami mau lihat kondisi rumah," kata Sutrisno. (Laporan: Fajar Sodiq, Yogyakarta | 
Panik, Pengungsi Merapi Tewas Tertabrak Truk
Korban tewas tertabrak saat hendak menyelamatkan diri pasca letusan Merapi tadi malam
Letusan dahsyat Merapi Sabtu tadi malam, 30 Oktober 2010, membuat warga di sekitar panik. Di langit yang merah, asap hitam Merapi terlihat membubung setinggi 3,5 kilometer, lalu disusul hujan abu lebat sampai radius 20 kilometer.

Menurut Komandan posko penanggulangan bencana Merapi Sleman, Widi Sutikno, kepanikan tadi tak urung memakan korban jiwa. "Ada korban yang meninggal, satu orang. Ini bukan karena letusan gunung Merapi, tapi karena kepanikan ketika mau dievakuasi," kata Widi.

Dijelaskan dia, korban tewas tertabrak truk saat hendak menyelamatkan diri. Saat itu ia mengendarai motor. "Entah truk atau motornya yang terlalu kencang. Lokasinya di Candi Binangun, Pakem, Sleman," kata Widi. Siapa identitas korban, masih belum jelas.

Selain satu korban tewas, petugas juga menemukan dua lainnya luka-luka.

Ditambahkan dia, warga di lereng gunung belum diungsikan karena situasi yang belum memungkinkan. Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Mafilindati Nuraini mengungkapkan, instansinya telah membagikan 105 ribu masker pada para pengungsi dan warga masyarakat.

"Karena kondisi debu sangat tebal dibandingkan letusan sebelumnya, kami menginstruksikan rumah sakit dan puskesmas untuk membagikan masker pada siapa saja yang berkunjung," kata dia. Masker juga dibagikan di sekolah-sekolah. "Ini untuk mencegah penyakit pernafasan."
Saat ini bantuan masker masih berdatangan, di antaranya dari Kementerian Kesehatan, TNI, dan lainnya.

Pada letusan pertama, awan panas 'wedhus gembel' yang dimuntahkan Merapi menghanguskan Dusun Kinahrejo, kampung halaman Mbah Maridjan. Sebanyak 35 orang menjadi korban letusan Merapi, termasuk sang juru kunci dan redaktur VIVAnews.com, Yuniawan Wahyu Nugroho. Yuniawan tewas saat mencoba menjemput Mbah Maridjan untuk turun ke lokasi yang aman. (Laporan: Fajar Sodiq| Yogyakarta | kd)
Photobucket

VIDEO PENANGKAPAN 4 TUYUL DI GROGOL









Jakarta - Seratusan orang berdesak-desakan di lorong sempit di Grogol Utara, Kebayoran Utara. Mereka penasaran ini melihat dua pasang mahluk halus tuyul yang dikabarkan tertangkap oleh seorang tetangganya.

Adalah Totok (41) yang mengaku telah menangkap empat tuyul. Hasil tangkapan pria yang dikenal sebagai juru pijit dan pengobat alternatif itu disimpan di dalam sebuah botol plastik ukuran 500 ml dan ditaburi garam.

"Saya tangkap seminggu lalu. Awalnya istri bilang ada anak-anak lagi main di teras, setelah salat ashar saya lihat ternyata itu tuyul, 2 cowok dan 2 cewek. Lalu saya baca-bacain (merapal doa -red), tangkap dan masukin ke botol," tutur warga Jl Pulau Mawar, RT 04/08, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta, itu, Jumat (29/10/2010).

Meski sudah sepekan lamanya disimpan, tetapi baru pagi ini kabar tersebut tersiar dari mulut ke mulut. Totok pun nampaknya kurang berkenan tuyul-tuyul bila hasil tangkapannya itu jadi tontonan khalayak seperti sekarang ini.

Maka, botol yang disebut-sebut berisi empat tuyul tersebut, dia masukkan ke bagian dalam rumah petak kontrakannya. Sebelumnya botol diletakkan di meja ruang tamu, sehingga warga yang datang lebih awal masih berkesempatan menonton bahkan memotretnya.

"Saya mau buang saja nanti. Saya khawatir ada banyak orang gini lalu botolnya jatuh, kabur lagi itu tuyul-tuyulnya. Jadi gangguan lagi deh," tutur Totok dengan nada gusar.

Tetapi ini tidak membuat surut niat warga untuk bisa menyaksikan langsung si tuyul. Tak ayal antrian warga membuat lorong yang hanya muat untuk dilewati satu sepeda motor itu jadi tersumbat bahkan sampai meluber ke lorong di sekitarnya.

"Penasaran. Saya udah beberapa kali kehilangan uang di rumah, jangan-jangan tuyul-tuyul itu yang mengambilnya," ujar Yuli (33) tetangga Totok.

Reporter detikcom sempat menyaksikan langsung botol yang oleh Totok disebut berisi dua pasangan tuyul. Namun secara kasat mata, tidak terlihat wujud jelas dari tuyul itu.

Sekilas botol itu tak lebih dari sekedar botol kosong. Jika serius diperhatikan, terlihat ada semacam banyangan di dalam botol. Tidak jelas juga apakah itu bayangan tuyul atau faktor cahaya di dalam ruangan.

Kamis, 28 Oktober 2010

VIDEO KAMPUNGNYA MBAH MARIJAN







Mbah Maridjan Dimakamkan di Glagaharjo

Headline News / Sosbud / Kamis, 28 Oktober 2010 11:13 WIB

Metrotvnews.com, Sleman: Juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan akan dimakamkan di Dusun Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Yogyakarta, Kamis (28/10) siang ini. Ratusan warga menunggu di lokasi pemakaman umum tersebut. Saat ini jenazah Mbah Maridjan masih dalam perjalanan. Jenazah kakek berusia 83 tahun itu dibawa dengan ambulans dari Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Jenazah dibawa mampir ke Universitas Islam Indonesia di Jalan Kaliurang, Sleman, untuk disalatkan.

Selain Mbah Maridjan, di pemakanan ini juga akan dikebumikan korban lain awan panas Gunung Merapi, Selasa (25/10). Dari 31 korban tewas, 27 di antaranya berasal dari Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman. Ini merupakan Desa tempat rumah Mbah Maridjan berdiri. Desa Umbulharjo merupakan kawasan terparah akibat letusan Merapi. Desa ini tersapu erupsi awan panas. Maklum, desa ini merupakan daerah aliran awan panas alias wedhus gembel Merapi.







Rabu, 27 Oktober 2010

VIDEO PENGUBURAN MASSAL KORBAN TSUNAMI





Puluhan Korban Tsunami Mentawai Dikubur Massal

Headline News / Nusantara / Kamis, 28 Oktober 2010 03:06 WIB





Salah satu desa yang terparah dihajar tsunami adalah Montei Barubaru, Kecamatan Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Sedikitnya 88 korban tewas dikuburkan secara massal di sana, Rabu (27/10) sore.

Puluhan korban tewas itu ditemukan tim dari relawan, TNI, Polri, Badan SAR Nasional dan pemerintah daerah. Seorang korban meninggal di rumah sakit. Dari 311 penduduk di Montei Barubaru, 131 selamat dan 86 lainnya mengungsi ke posko relawan Sikakap Timur.

Sebanyak 31 warga bertahan di Motei Barubaru untuk mencari sanak keluarganya yang hilang. Diperkirakan, masih ada 90 warga Montei Barubaru yang hilang dan dalam proses pencarian.

Proses pencarian cukup sulit. Sebab, kebanyakan korban terkena reruntuhan rumah dan hilang terkena arus. Apalagi, proses evakuasi tidak dilakukan dengan alat berat. Alhasil, tim membutuhkan waktu lama. Dari 73 rumah, semua rata dengan tanah




Selasa, 26 Oktober 2010

MERAPI MELETUS TETANGGA MBAH MARIJAN TERKENA LUKA BAKAR







      



 Sleman: Awan panas dari Gunung Merapi di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (26/10), keluar sekitar pukul 17.02 WIB. Sejumlah warga di lereng gunung panik dan dievakuasi ke posko terdekat.

Awan panas atau dikenal oleh warga sekitar dengan nama Wedhus Gembel tercatat keluar empat kali. Sejumlah warga panik. Mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah. Salah seorang warga Kaliurang terkena abu vulkanik saat berupa mengungsi dengan sepeda motor.

Sementara di posko Babadan di wilayah Magelang, Jawa Tengah, sudah tercium bau belerang. Diprediksikan akan terjadi hujan abu. Wilayah tersebut segera disterilkan.(*)
Tayangan siaran langsung di televisi mengenai proses evakuasi warga lereng Gunung Merapi, menjadi hiburan tersendiri bagi pengungsi. Tiap melihat kelebat tetangga dan kerabatnya, mereka berseru dan mengucap syukur.

Demikian kondisi di balai desa Hargo Binangun, Sleman, DI Yogyakarta, yang menjadi tempat pengungsian warga lereng Merapi, Selasa (26/10/2010) malam. Warga yang sudah terlebih dahulu tiba di sana, bergerombol menonton televisi yang menayangkan hiruk pikuk yang berlangsung di luar ruangan.

Suasana di luar balai desa memang cukup ramai. Warga yang berusia muda hingga paruh baya banyak yang memilih menyaksikan langsung kesibukan evakuasi meski risikonya adalah tersiram hujan abu. Semuanya mengenakan masker dan beberapa mengenakan helm atau topi sebagai pelindung rambut.

Sementara para lansia, bila tidak menonton televisi atau mengobrol, maka mereka merebahkan diri di atas karpet. Sejak dua hari lalu balai desa itu memang sudah disiapkan sebagai tempat pengungsian lengkap dengan fasilitas dapur umum.

Jarak antara balai desa Hargo Binangun dengan puncak Gunung Merapi hanya sekitar 10 km saja. Maka bagunan yang dinding dan atapnya sudah berselimut debu itu merupakan pos pengungsian yang terdepan sehingga pilihan para jurnalis televisi melakukan siaran langsung.
Dampak semburan hujan abu Gunung Merapi terasa hingga radius 15 km dari puncaknya. Debu yang melapisi sepanjang Jl Kaliurang semakin tebal dan setiap kali ada mobil melintas, pasti mengepul luar biasa.

Sebenarnya tidak terlalu banyak mobil yang berlalu lalang, hanya ambulans dan SAR. Sementara warga sipil dilarang keras oleh polisi yang berjaga untuk memasuki kawasan lereng, apa pun alasan yang disampaikan.

"Kalau mau mengungsi, turun gunung boleh. Tapi naik gunung, maaf. Sampai di sini saja ya Mas, berbahaya," ujar seorang polisi yang mengenakan masker.
Hujan abu akibat letusan Gunung Merapi sampai ke Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Penduduk memilih untuk tinggal dirumah karena hujan abu disertai bau belerang yang cukup pekat.

"Hujan Abu berbau belerang sejak pukul 21.00 WIB," ujar warga Gombong, Dzakiran, kepada detikcom, Selasa (26/10/2010).

Dzakiran menuturkan, hujan abu cukup deras. Akibatnya, genting rumah dan pepohonan di dekat rumahnya pun mulai memutih.

"Saya lihat abunya cukup tebal," terang Dzakiran.

Hal senada disampaikan Eko. Eko mengaku sulit melihat saat mengendarai motornya ke warung.

"Jadi gelap, jarak pandang terbatas," terang Eko.

Hujan abu tersebut, menurut Eko, terjadi sesaat setelah hujan deras yang turun di Gombong. Hujan abu tersebut hingga kini masih terjadi.

Sampai saat ini, hujan abu yang berasal dari letusan Gunung Merapi merata di kawasan Jateng-DIY. Sementara itu di kawasan lereng merapi, hampir semua benda yang dibiarkan di luar rumah berlapis abu  tebal. Oleh karena itu penduduk diminta mengenakan masker.
Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Jateng-DIY terus meningkat hingga terjadi erupsi sore tadi. Hingga saat ini juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, terjebak di lereng merapi bersama 8 orang lainnya.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan detikcom di pegungsian, dilaporkan bahwa Mbah Maridjan bersama 8 orang lainnya, warga dusun Kinahrejo, Sleman, tengah terjebak di lereng Gunung Merapi yang sudah memutih karena abu vulkanik.

Saat ini tim evakuasi tengah mengumpulkan peralatan untuk mengevakuasi mereka. Diduga Mbah Marijan bersama orang tersebut terjebak karena lahar dan tumpukan kayu.

Sementara itu, seorang tetangga Mbah Marijan, Mugio, dilaporkan tewas. Mugio tewas karena luka bakar akibat awan panas yang dihembuskan Gunung Merapi sore tadi.

Sampai saat ini dilaporkan ada tiga penduduk lereng Gunung Merapi yang meninggal dunia akibat letusan Gunung Merapi. Sementara ini 30-an orang tengah menjalani perawatan di RSUD Magelang karena mengalami sesak napas. Sebanyak 13 korban luka bakar juga dilarikan ke RS Panti Nugroho, Sleman.

Sementara itu hujan abu masih terus mengguyur daerah di sekitar lereng Gunung Merapi. Warga sekitar dan yang sedang ada di pengungsian diminta menggunakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik yang berbau belerang ini.

Merapi mulai memuntahkan awan panas sekitar pukul 17.30 WIB. Hingga kini, awan panas masih terus dikeluarkan oleh gunung berapi teraktif di dunia itu.



Wartawan Vivanews Tewas di Rumah Maridjan


Breaking News / Sosbud / Selasa, 26 Oktober 2010 23:46 WIB


 Awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi telah menghanguskan sejumlah rumah warga di kaki gunung. Satu di antaranya kediaman juru kunci Gunung Merapi, Ki Surakso Hargo atau yang dikenal dengan Mbah Maridjan. Seorang wartawan yang diketahui berada di kediaman Mbah Maridjan dilaporkan tewas.


Juru kamera Metro TV Edward AR yang berhasil menembus ke bagian atas kaki Merapi, ke kediaman Mbah Maridjan, mendapati sebagian rumah sang juru kunci sudah hangus. Situasi di lokasi pun sangat mencekam. Selain gelap gulita, udara di sana sangat panas akibat dari awan panas atau wedhus gembel gunung. Sedangkan keberadaan Mbah Maridjan sendiri belum diketahui.


Menurut Edward, di halaman rumah Mbah Maridjan, ditemukan sekitar 10 jenazah. Mereka diduga tamu Mbah Maridjan yang berusaha menyelamatkan diri atau wartawan yang sedang meliput aktivitas Merapi. Satu di antaranya dipastikan adalah Yuniawan Wahyu Nugroho, editor vivanews.com. Hal itu diketahui setelah ditemukan KTP atau disapa Wawan. Hingga berita ini dibuat, belum diketahui pasti jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Merapi tersebut.
Seorang Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) tewas bersama 15 orang lainnya di sekitar rumah juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan. Relawan TNI ini tewas terhembus awan panas alias wedhus gembel dalam misi menjemput Mbah Maridjan.

"Ada Relawan TNI dari Bantul, Tutur Priyono, tewas di atas dan dibawa ke RS Sarjito," ujar Sekretaris PMI Kecamatan Pakem, Wahyu Dwi Hantoro," kepada wartawan di posko pengungsian Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/10/2010).

Wahyu menuturkan, Tutur tewas dalam misi menjemput Mbah Maridjan. Tutur terpanggang awan panas alias wedhus gembel yang dikeluarkan Gunung Merapi sore tadi. Rencananya, Tutur akan mengamankan Mbah Maridjan dari wedhus gembel tersebut.

"Tewas di atas bersama tim," terang Wahyu.

Saat ini jenazah para korban awan panas Gunung Merapi yang tewas di sekitar rumah Mbah Maridjan tengah diidentifikasi di RS Sardjito, Yogyakarta. Hingga saat ini baru berhasil diidentifikasi sebanyak 9 korban meninggal akibat awan panas tersebut.

Berikut identitas 9 jenazah korban awan panas Gunung Merapi yang ditemukan di sekitar rumah Mbah Maridjan :

1. Parno (pria/ warga Dusun Kinahrejo)
2. Yuniawan Wahyu Nugroho (pria/ wartawan VIVAnews)
3. Sipon (wanita/ warga Dusun Kinahrejo)
4. Wahono (pria/ relawan lereng merapi)
5. Tutur Priyono (pria/ relawan PMI)
6. Imam (pria/ warga Kinahrejo)
7. Mukiman (pria/ warga Kinahrejo)
8. Ny. Puji Sasono (wanita/warga Kinahrejo)
9. Barno Utama (pria/warga Kinahrejo

Mbah Maridjan Meninggal dalam Posisi Sujud
Nasib juru kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan sudah diketahui. Pria bernama asli Mas Penewu Suraksohargo ini diyakini tewas.  Anggota Tim SAR, Subur Mulyono, yang menyampaikan kabar duka ini.

Jenazah Mbah Maridjan ditemukan pukul 05.00 Waktu Indonesia Barat tadi pagi. "Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi sedang sujud di dekat rumahnya," kata Subur di RS Sardjito, Yogyakarta, Rabu 27 Oktober 2010.

Saat dievakuasi, posisi Mbah Maridjan masih sujud dengan luka bakar di tubuhnya. Subur mengaku mengenali jenazah tersebut dari batik yang dikenakan jenazah.

"Karena sering ketemu, saya yakin itu Mbah Maridjan -- dari batik yang dikenakan," tambah dia. Sampai saat ini, jelas dia, proses evakuasi sedang berlangsung.

Sebelumnya , petugas Kamar Jenazah RS Sardjito Yogyakarta, mengakui pihaknya sudah menerima jasad Mbah Maridjan.

"Benar, Mbah Maridjan sudah ada di sini," kata petugas tersebut.

Soal kondisi jenazah Mbah Maridjan, dia mengaku tak berani menggambarkannya. Yang jelas, "kami menerima jenazah tersebut pukul 06.30 WIB," tambah dia.

Mbah Maridjan meninggal di rumahnya bersama belasan orang lainnya. Termasuk, rekan kami, redaktur VIVAnews, Yuniawan Nugroho yang kembali naik ke atas gunung  demi juru kunci Merapi itu turun.














Photobucket

Rabu, 27 Oktober 2010, 08:06 WIB

Bagaimana kondisi Mbah Maridjan? Nasib sesepuh Merapi itu masih simpang siur. Ada yang mengatakan dia meninggal di dusunnya yang luluh lantak diterjang awan panas letusan Merapi.  Tapi ada lagi yang mengatakan, ia ditemukan dalam kondisi lemas dan kini sedang dirawat  intensif. Namun, informasi yang didapat VIVAnews, menyebutkan, sesepuh Merapi itu diduga kuat telah meninggal dunia.
Kode:

Amukan Angin Tornado


Seorang warga berhasil merekam terjangan angin tornado yang menghancurkan sekolah dan rumah di Texas, Amerika Serikat.
Kode:

BANJIR JAKARTA RATUSAN SISWI DI EVAKUASI

Ratusan Siswi Tarakanita Terjebak Banjir

Headline News / Metropolitan / Selasa, 26 Oktober 2010 03:01 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Banjir di kawasan Petogogan, Jakarta Selatan, menyebabkan ratusan siswi Sekolah Menengah Atas Tarakanita terjebak di sekolahnya. Hingga Selasa (26/10) dini hari, evakuasi masih terus dilakukan.

Evakuasi lambat karena minimnya jumlah perahu karet. Tidak ada bantuan apa pun dari Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Buntutnya, satu perahu karet terpaksa melakukan evakuasi dengan mengangkut lima hingga delapan siswi.

Para siswi terjebak sejak Senin sore saat pemukiman terendam hingga dua meter. Banjir juga mengakibatkan kemacetan di Jalan Kapten Pierre Tendean. Kondisi itu diperparah akibat banyaknya sepeda motor yang mogok saat menerobok banjir.(RAS)




Senin, 25 Oktober 2010

VIDEO TSUNAMI MENTAWAI, 283 TEWAS DAN 500 ORANG HILANG















Sekitar 150 rumah di Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betumonga, Pagai Utara, rusak barat.
Gempa besar 7,7 Skala Richter yang terjadi Senin malam kemarin, 25 Oktober 2010, pada pukul 21.42 WIB, tak hanya memicu tsunami di Sikakap, wilayah yang terletak di Pulau Pagai Utara. Tsunami juga memporakporandakan Pulau Pagai Selatan, yang hanya dipisahkan sebuah selat sempit dari Pulau Pagai Utara.

Di Selatan, akibat terjangan tsunami jauh lebih parah. Menurut keterangan warga Sikakap, Supri Lindra, Pulau Suroso--pulau kecil di  dekat Pagai Selatan--rusak parah dan merenggut dua nyawa penduduk setempat.
“Dua orang dikabarkan meninggal, sedangkan satu orang dinyatakan hilang. Tapi ini masih data sementara,” kata Supri yang juga wartawan Pualiggoubat, koran lokal Mentawai, kepada VIVAnews, Selasa, 26 Oktober 2010.
Sementara itu, meski tak ada korban tewas, sekitar 150 rumah di Dusun Munte Baru-Baru, Desa Betumonga, Pagai Utara, rusak barat. Demikian juga halnya di Desa Piri, Desa Silabu, Pagai Selatan. Sejumlah rumah warga di situ porak-poranda diguncang gempa. 

“Ini informasi dari kepala dusun yang baru saya terima,” tambah Supri.

Kata dia, data ini belum pasti. Sebab, informasi tentang data kerusakan dan korban jiwa di Kepulauan Mentawai masih simpang siur.

Dari kepolisian setempat, diperoleh informasi bahwa ketinggian gelombang yang menghantam Pulau Pagai Utara dan Selatan mencapai 1 hingga 1,5 meter.

Ini berbeda dengan data Pusat Pengendalian Operasi Sumbar yang mengatakan ketinggian gelombang saat sampai di daratan hanya berkisar antara 30 hingga 35 cm. 
Supri menambahkan, saat ini warga yang mengungsi ke Bukit Pasoran di Sikakap mulai kembali ke rumah masing-masing. Warga mulai membersihkan kediaman mereka setelah diterjang gelombang tsunami tadi malam. Suasana masih mencekam.

Adanya tsunami ini sebelumnya diungkapkan seorang warga Australia, Rick Hallet. Pada Nine Network ia mengaku menyaksikan datangnya gelombang tsunami setinggi tiga meter yang terjadi tak lama setelah gempa Mentawai datang mengguncang. Saat itu, dia dan 14 orang lainnya berada di kapal carteran yang mereka sewa untuk surfing. Tiba-tiba dinding air raksasa berbuih putih setinggi tiga meter menggulung mereka di perairan Pulau Mentawai, sekitar pukul 22.00 WIB kemarin. (Laporan: Eri Naldi, Padang | kd)


Gempa besar 7,2 Skala Richter di Mentawai, Sumatera Barat yang terjadi Senin malam pada pukul 21.42 WIB, menimbulkan gelombang tsunami sampai sekitar 1,5 meter di sekitar Pulau Pagai Utara dan Selatan.
Hingga kini diduga tiga orang tewas dan ratusan lainnya hilang.

"Dusun yang berpenduduk 200 orang ini, kini tinggal 40 orang yang berada di lokasi. Yang lainnya belum jelas nasibnya," kata Supri Lindra, warga Sikakap, saat dihubungi VIVAnews.com, Selasa 26 Oktober 2010.

Sekitar 160 warga Dusun Munte baru-Baru, Desa Betumonga, Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dilaporkan hilang. Supri mendapat informasi bahwa korban tewas mencapai 3 orang.
Jumlah korban tewas ini masih simpang siur.  Data terakhir yang didapat VIVAnews  menyebutkan baru dua dua orang meninggal di Pagai Selatan yakni, bayi berusia tiga bulan di Dusun Bulasat dan seorang perempuan di Beleraksok, Desa Malakotak. Sedangkan warga Dusun Munte Baru-Baru.

Namun saat dikonfirmasi kepada Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat Ade Edward, ia mencatat satu orang meninggal di Dusun Munte Baru-Baru. "Baru satu orang yang dinyatakan meninggal, ratusan lainnya belum ada kabarnya," ujar Ade.

Supri melanjutkan, kemungkinan ratusan warga Desa Munte Baru-Baru yang dikabarkan hilang ini berada di pengungsian dan belum kembali ke desa. "Kondisinya belum jelas, apakah hilang atau masih di pengungsian karena mereka lari secara berpencar," katanya.
Supri mengabarkan, saat ini warga mulai membangun tenda-tenda pengungsian dan posko bencana.
Tsunami yang menghantam Pagai Utara Selatan terjadi 15 menit pasca gempa 7,2 Skala Richter juga merusak sejumlah kawasan di Kabupaten Mentawai. Kawasan resort Makaroni dikabarkan rusak berat akibat dPublik Australia menaruh perhatian khusus pada peristiwa gempa 7,2 skala Richter (versi BMKG, versi USGS 7,7 SR) yang mengguncang Mentawai, Senin 25 Oktober 2010 malam. 

Tak hanya karena Mentawai memiliki ombak terbaik nomor tiga di dunia, setelah Hawaii dan Tahiti --  yang jadi magnet bagi para surfer 'pencari ombak' Australia, tapi juga karena  kabar adanya 10 warga asing, sebagian besar Australia, yang hilang di Mentawai pasca gempa mengguncang tadi malam.

Kedutaan Besar Australia di Jakarta sedang berusaha mengontak kapten kapal, WN Australia, Chris Scurrah. Namun selain jaringan komunikasi sedang buruk, kapal juga tak dilengkapi telepon satelit.

"Ada satu kapal yang belum bisa dikontak," kata Yuli staf  perusahaan pemilik kapal, Sumatran Surfariis, seperti dimuat situs The Age, Selasa 26 Oktober 2010.

"Di antara para penumpang, 9 di antaranya dari Australia," kata dia.

Perahu sepanjang 23 meter dengan dua tingkat dibangun pada 2002 ditumpangi Scurrah, seorang pria Jepang bernama Akinori Fujit, dan 8 warga Australia lainnya.

Sementara, manajer LSM Surfaid yang berbasis di Australia, Tom Plumer mengkonfirmasi, kapal itu telah hilang. "Kapal itu ada di dekat episentrum, sungguh menakutkan," kata dia.

Apalagi, ia mendengar ada tsunami yang merusak desa-desa di wilayah itu.

"Kami mendapat laporan banyak penduduk lokal luka dan hilang setelah dinding air menghantam desa," kata dia.

Helikopter segera diterbangkan untuk mencari keberadaan korban.

Sebelumnya, warga  Australia, Rick Hallet mengaku menyaksikan peristiwa tsunami  setinggi tiga meter yang terjadi setelah gempa Mentawai.

Saat itu ia  dan 14 orang lainnya berada di kapal carteran yang mereka sewa untuk surfing -- tiba-tiba dinding air berwarna putih setinggi tiga meter menggulung mereka di perairan Pulau Mentawai, sekitar pukul  22.00 WIB.

Untung penumpang kapal langsung menyelamatkan diri dengan cara melemparkan benda-benda mengapung dan berenang ke daratan.

Mereka lalu memanjat pohon dan tetap tinggal sampai suasana aman hingga datang kapal penyelamat. (umi)iterjang tsunami. Kapal pesiar yang ditumpangi turis asing juga dikabarkan masih hilang kontak.

Jumlah korban tewas akibat tsunami di Mentawai, Sumbar terus bertambah. Catatan Kepala Badan Provinsi Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Provinsi Sumbar, Harmensyah, korban tewas mencapai 23 orang dan 103 hilang.

"Itu dari 10 desa di Mentawai. Upaya pencarian terus dilakukan," kata Harmensyah saat dihubungi detikcom, Selasa (26/10/2010).

Dia menjelaskan, tsunami terjadi menyusul gempa 7,2 SR pada Senin (25/10) malam. Ketinggian air mencapai sekitar 3 meter di Mentawai.

"Air menyapu rumah penduduk yang berada di pinggir pantai," terangnya.

Dia mengakui, bahwa di daerah itu tidak ada alat pendeteksi dini tsunami. "Itu daerah terisolir," tutupnya.

Diketahui ratusan warga kini juga berada di pengungsian. Mereka khawatir akan bencana susulan. Di Kecamatan Sikakap, Desa Sikakap ada 150 KK, Desa Muara Taikako 100 KK, Kecamatan Pagai Utara, Desan Silabu ada 150 KK, Kecamatan Pagai Selatan, Desa Malakopak ada 25 KK, Desa Sinakok 50 KK, Desa Malako 45 KK, Kecamatan Sipora, Desa Bosowa 125 KK.


Kutu Busuk Meneror Kota New York

 
 
 
 
Walikota Michael Bloomberg, mengaku prihatin karena bisa merusak reputasi Kota New York
 

Gerombolan kutu busuk akhir-akhir ini mulai meresahkan penduduk Kota New York. Serangga yang bikin gatal ini tidak hanya mampir di tempat tidur dan sofa, namun sudah mampir di sejumlah gedung terkenal di New York. Akhirnya para turis, terutama wisatawan lokal, berpikir dua kali untuk berkunjung ke kota terbesar di Amerika Serikat (AS) itu. 

Menurut kantor berita Assocciated Press (AP), dalam beberapa hari terakhir muncul keluhan serangan kutu busuk di gedung Empire State Building, Bloomingdale's dan Lincoln Center.

Sejumlah calon turis yang sudah merencanakan liburan di New York akhirnya mengaku mengurungkan niat untuk ke sana setelah hampir setiap hari mendapat laporan keluhan adanya kutu busuk di banyak hotel.

"Kutu busuk itu ada dimana-mana. Namun kayaknya kami kali ini tidak ingin ke sana," kata warga Kota Baltimore, Patty Majerik. Dia tadinya berencana ke distrik Manhattan, New York, bulan depan bersama kedua anaknya, yang masing-masing berusia 7 dan 10 tahun.

Majerik mengaku hampir setiap tahun menyempatkan diri ke New York, baik untuk berbelanja maupun menonton pertunjukan teater di kawasan Broadway dan konser Natal Radio City pada akhir tahun. 

Warga Florida, Suzanne Baldwin, juga tengah pikir-pikir untuk menyambangi New York November mendatang. Baldwin sebenarnya sudah terbiasa memeriksa apakah kamar hotelnya ada kutu busuk, namun dia merasa tidak habis pikir bila serangan kutu busuk juga sampai melanda tempat-tempat lain.

"Setelah berpikir masak-masak, walaupun tidak bisa mendapat ganti atas biaya tiket yang telah dikeluarkan, maka tidak sepadan bila terus-menerus khawatir [adanya kutu busuk]," kata Baldwin dalam email kepada A

Bahkan warga yang tinggal di pinggiran Kota New York pun mengkhawatirkan hal yang sama. Seorang guru yoga bernama Susannah Johnston mengaku tadinya ingin menginap bersama suami di suatu hotel di Manhattan akhir pekan lalu setelah nonton sebuah konser hingga larut malam.

Namun, niat itu mereka tarik kembali. "Kami waktu itu meriset hotel berikut tarifnya. Dari situ, kami menemukan bahwa sejumlah hotel yang kami incar ternyata punya kisah mengerikan mengenai kutu busuk," kata Johnston.

Walikota Michael Bloomberg, Senin lalu mengaku prihatin atas masalah kutu busuk ini karena bisa merusak reputasi Kota New York dan bisa merugikan industri pariwisata. "Kita tidak mau ada hal yang membuat enggan orang untuk datang ke kota ini. Semoga masalah ini bisa segera teratasi," kata Bloomberg.

Dilempar Sepatu, Howard Malah Tertawa

Seorang pria di Australia mencoba meniru perbuatan seorang jurnalis Irak dua tahun lalu, yang melempar sepasang sepatu ke arah Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, George W. Bush. Namun, target kali ini adalah mantan perdana menteri Australia, John Howard.

Menurut kantor berita Associated Press, insiden itu terjadi saat Howard tampil menjadi pembicara di suatu program bincang-bincang "Q&A" yang ditayangkan langsung oleh stasiun televisi ABC Australia, Senin malam, 25 Oktober 2010.

"Ini untuk kematian warga Irak!" seru seorang pria bernama Peter Gray saat melempar sepatu ke arah Howard dari kursi penonton. Lemparan itu meleset dan Gray langsung diusir dari studio oleh petugas keamanan.

Gray mengaku bahwa lemparan itu merupakan ungkapan kekesalan kepada Howard, yang dia anggap sebagai sekutu Bush dalam invasi militer AS ke Irak. Selama memerintah Australia, Howard membantu kampanye militer AS dengan mengerahkan 2.000 tentara ke Irak. 

Namun, Howard tidak marah. Dia bahkan tertawa menanggapi insiden itu. "Lupakan, lupakan," ujar dia. "Apakah ada di antara kalian yang melepas sepatu?" Howard bercanda.

Ini bukan kali pertama Howard dilempari sepatu. Ketika memberi kuliah umum di Universitas Cambridge, Inggris, pada November 2009, Howard pernah dilempari sepatu boot Doc Marten oleh seorang penonton. Motifnya, si pelempar merasa Howard adalah rasis.

Tak heran bila Howard merasa tak kaget atas insiden semalam itu. "Saya pernah kok dilempari oleh para pakar, jadi mengapa saya khawatir?" kata Howard kepada stasiun radio Macquarie. Tidak jelas apa maksud perkataan Howard itu

VIDEO HOWARD DI LEMPAR SEPATU

HEBOH ULAR BERKEPALA MANUSIA


SENIN, 25 OKTOBER 2010, 13:28 WIB
Seorang pria yang mengaku sebagai paranormal pemilik ular berkepala mirip manusia, diperiksa polisi. Khawatir sebagai penipuan, ular berkepala mirip manusia itupun diperiksa di Rumah Sakit Hewan Institut Pertanian Bogor. 
Kode:

Minggu, 24 Oktober 2010

Horror disease hits Uganda



A disease whose progression and symptoms seem straight out of a horror movie but which can be treated has killed at least 20 Ugandans and sickened more than 20,000 in just two months. 

Jiggers, small insects which look like fleas, are the culprits in the epidemic which causes parts of the body to rot. They often enter through the feet. Once inside a person's body, they suck the blood, grow and breed, multiplying by the hundreds. Affected body parts - buttocks, lips, even eyelids - rot away. 

James Kakooza, Uganda's minister of state for primary health care, said jiggers can easily kill young children by sucking their blood and can cause early deaths in grown-ups who have other diseases. Most of hose infected, especially the elderly, cannot walk or work. 

"It is an epidemic which we are fighting against and I am sure over time we will eradicate the jiggers," Kakooza said. 

The insects breed in dirty, dusty places. The medical name for the parasitic disease is tungiasis, which is caused by the female sand fly burrowing into the skin. It exists in parts of Latin America and the Caribbean, besides sub-Saharan Africa. 

Kakooza said health workers are telling residents of the 12 affected districts in Uganda that jiggers thrive amid poor hygienic conditions. 

"We are also telling them to use medicated soap. They can apply petrol and paraffin in places infested by jiggers and they die," Kakooza said. 

The most affected part of Uganda is the Busoga region in the east, 150 kilometers (90 miles) from Kampala, Uganda's capital. Some cases have been reported in the central region, less than 70 kilometers (43 miles) from the city, which has led to fears the whole country might be affected. 

Some think jiggers - whose scientific name is Tunga penetrans - were brought to Uganda and other east African countries by migrants from India who constructed the railway from Mombasa, the Kenyan seaport, to Kampala i the 19th century. Others say they came to Africa aboard a British ship that sailed from Brazil.