KEDIRI - Seorang kakek di Kediri 'bangkit' dari kematian usai dipastikan meninggal dunia. Sontak saja, kejadian ini membuat warga Batulengket, Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Rabu (20/4/2011), mendadak gempar.
Mat Eksan (75) yang diyakini keluarga dan warga sekitarnya sudah meninggal, kembali pulang. 26 Maret lalu, memang ditemukan mayat pria tergantung pada sebuah pohon dalam keadaan membusuk. Melihat ciri-ciri fisiknya, keluarga yakin itu mayat Mat Eksan. Tahlilan hari ketiga dan ketujuh pun sudah digelar, tinggal menunggu peringatan hari ke-40.
Tak pelak, berita kembalinya Mat Eksan itu membuat warga gempar dan sebagian percaya pria renta itu bangkit dari kubur. Hanya berselang beberapa menit setelah Mat Eksan kembali ke rumahnya, ratusan warga mulai berduyun-duyun mendatangi rumahnya untuk melihat keadaan kakek itu. Bahkan kuburnya pun banyak didatangi warga.
Mat Eksan pertama kali ditemukan Kliwon (55), tetangganya di selatan Jembatan Lama. Tentu saja Kliwon heran melihat tetangganya itu hidup kembali karena sebelumnya dikabarkan telah meninggal dan keluarganya sudah menggelar selamatan tahlilan tujuh hari kematiannya.
Karena penasaran, Kliwon kemudian berhenti menemui Mat Eksan. Saat ditemukan kondisinya sangat lusuh dan tubuhnya kurus kering. Kliwon kemudian mengajak Mat Eksan makan dan ngopi di warung.
Selanjutnya Mat Eksan ditanyai seputar kepergiannya dari rumahnya yang telah berlangsung selama 36 hari. Setelah mendapat penjelasan singkat, Mat Eksan kemudian diajak pulang ke rumahnya. Kepulangannya tentu saja membikin heboh para tetangganya.
Imam Basori (50), seorang tetangganya yang mengaku hadir saat pemakamanan serta tahlilan hari ketiga dan ketujuh mengaku heran tiba-tiba Mat Eksan muncul kembali. “Pihak keluarga sebelumnya sudah memastikan mayat yang ditemukan di Gunung Klotok adalah Mat Eksan,” ujarnya.
Penjelasan sama juga disampaikan Sukemi (45), sepupu Mat Eksan, bahwa keluarga memastikan Mat Eksan meninggal gantung diri di Gunung Klotok. “Ciri-ciri mayat yang ditemukan di Gunung Klotok sangat mirip,” ujarnya.
Menurut Mukini (50), anak tertua Mat Eksan, saat mengecek ke kamar mayat RS Bhayangkara ciri-ciri fisiknya mirip dengan orangtuanya. “Saya hapal jari ketiga kaki kiri bapak lebih panjang dari jari kedua,” ungkapnya kepada Surya.
Hanya saja, saat itu Mukini mengaku tidak dapat mengecek wajah dan kepalanya karena kondisi mayatnya sudah rusak. “Wajahnya sudah tidak bisa dikenali, tapi ciri jari kaki dan lengannya sama dengan milik bapak,” tutur karyawati PT Gudang Garam tersebut.
Jenazah Mat Eksan sendiri langsung dimakamkan keluarganya di pemakaman umum desa setempat tanggal 1 April 2011 lalu. Penguburan Mat Eksan dilakukan pada malam hari di pemakaman yang berlokasi di tengah kebun tebu.
Kondisi makamnya juga mengandung misteri karena tanahnya saat ini ambles sekitar 20 cm. Bahkan, batu nisan yang tertulis nama Mat Eksan wafat, 01 – 04 -2011 sempat terpendam tanah. “Biasanya makam setelah 20 hari tanahnya ambles,” ujar Supendi, juru kunci makam yang ikut memakamkan Mat Eksan.