Jakarta - Penyisiran dan penanganan benda yang diduga bom di pipa gas Serpong, dekat gereja Christ Cathedral, berlangsung dalam waktu lama. Hingga pukul 14.30 WIB, Tim Gegana masih terus melakukan penanganan. Ada informasi di lokasi ini memang ada bom. Bahkan, disebut-sebut bomnya berdaya ledak besar.
"Ada informasi bahwa bomnya sangat besar, sekitar 50 kg dan berdaya ledak besar. Makanya, polisi menanganinya dengan teliti dan sangat menyeriusi penemuan bom tersebut," kata seorang sumber, Kamis (21/4/2011).
Sumber di sebuah lembaga negara ini berharap polisi bisa menangani bom ini dengan tuntas, sehingga masyarakat tidak khawatir dan merasa aman. Dia juga meminta masyarakat untuk waspada menghadapi makin banyaknya teror bom tersebut.
Hingga kini, belum ada satu pun pejabat Polri yang bisa dikonfirmasi mengenai dugaan bahwa bom yang diamankan di pipa gas Serpong itu memiliki daya ledak besar. Polisi hanya menyatakan bahwa benda mencurigakan di pipa gas tersebut diduga adalah bom.
Lokasi pipa gas di Serpong yang disisir dan diamankan Gegana ini berada di dekat Gereja Christ Cathedral dan pabrik batik SK Keris, terletak di Jalan Telaga Gading Serpong. Lokasi ini dipenuhi semak belukar, dan jauh dari pemukiman warga. Karena sulitnya lokasi, polisi menggunakan robot untuk mendeteksi bom tersebut. Perusahaan Gas Negara (PGN) juga telah meminta agar aliran gas di pipa itu juga ditutup terlebih dulu.
Penanganan benda yang diduga bom ini terlihat sangat serius dengan banyaknya anggota Tim Gegana yang dikerahkan. Selain itu, di lokasi juga telah disiagakan 5 mobil Tim Gegana. Juga ada dua mobil pemadam kebakaran dengan dilengkapi tangga milik Summarecon Serpong .
Belum diketahui secara persis, bagaimana Tim Gegana bisa menyisir lokasi ini. Warga setempat mengetahui penyisiran ini, setelah Tim Gegana datang dan polisi menutup ruas jalan di lokasi ini. Disebut-sebut bahwa bom di pipa gas ini akan diledakkan bersamaan dengan hari Paskah. Tapi, bagaimana sebenarnya benda yang diduga bom ini? Sebaiknya tunggu penjelasan Mabes Polri.
0 komentar:
Posting Komentar