Jumat, 03 Juni 2011

PEREMPUAN DI LEMPAR DARI PESAWAT


Jumat, 3 Juni 2011, Pengadilan Argentina menjatuhkan hukuman kepada tiga mantan pejabat militer atas tuduhan pembunuhan sadis terhadap lima perempuan selama 'Perang Kotor' di negara itu. Pembunuhan dilakukan dengan melempar para perempuan yang masih hidup dari pesawat yang tengah mengudara.

'Perang Kotor' mengacu pada pembersihan terhadap warga negara pembangkang yang dilakukan pemerintahan militer Argentina antara 1976 dan 1983.

Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan pengadilan, para terdakwa dituduh terlibat dalam sejumlah 'penerbangan maut'. Hakim Sergio Torres telah menjatuhkan hukuman penjara kepada ketiga terdakwa sekaligus membekukan asetnya.

Mereka yang menjadi korban pembunuhan antara lain, seorang biarawati asal Prancis, Suster Leonie Duquet, dan empat perempuan yang tergabung dalam 'Ibu-ibu dari Plaza de Mayo', kelompok pejuang hak asasi manusia yang didirikan para perempuan keluarga korban pembunuhan atau korban hilang selama kediktatoran militer.

Rezim militer menculik Duquet dan biarawati lain asal Prancis, Alice Domon, pada Desember 1977. Dalam operasi yang sama, mereka juga menculik 10 perempuan anggota kelompok Plaza de Mayo, termasuk sang pendiri, Azucena Villaflor.

Terkubur sejak 1978, sisa-sisa jasad Duquet, Villaflor dan tiga perempuan lain, teridentifikasi pada 2005. Sementara itu, jasad Domon tidak pernah ditemukan.

Kelompok hak asasi manusia setempat mengatakan bahwa ratusan korban era kediktatoran militer dibunuh dengan cara dilempar hidup-hidup ke laut dari pesawat yang sedang mengangkasa. Sementara itu, 5.000 lainnya juga dibunuh dan disiksa di Sekolah Mekanik Angkatan Laut the Naval Mechanics School (ESMA).

Pengusutan kasus kejahatan perang di masa lampau itu telah dimulai sejak awal 2009 dan diharapkan akan berakhir pada beberapa bulan ke depan.

Salah satu yang tengah menghadapi dakwaan pengadilan adalah Alfredo Astiz. Pria 59 tahun yang memiliki julukan 'Malaikat Maut' ini dituduh bertanggung jawab atas kematian Duquet dan Domon. Saat perang, ia bertugas menyusup ke kelompok Plaza de Mayo untuk memilih target yang akan diculik.

Berdasar data pemerintah setempat, sedikitnya 9.000 orang diculik, disiksa dan dibunuh dalam apa yang dikenal sebagai 'perang kotor' di Argentina. Namun, sejumlah aktivis percaya jumlah korban mencapai 30 ribu orang.

PELAKU PEMBACOKAN TENTENG TANGAN KORBAN


Jakarta - Pelaku pembacokan dan penebasan tangan seorang tukang bubur yang biasa mangkal di Taman Bronbek, Jl Kelapa Sawit RT 01 RW 10, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, berinisial Ta (40). Pelaku sempat membawa tangan korban yang ditebasnya.

"Katanya supaya enggak hilang," kata Kapolsektro Matraman Kompol Uyun Rafei saat ditemui wartawan di Mapolsektro Matraman, Jumat (3/6/2011).

Pelaku sendiri berhasil diringkus anggota kepolisian 20 menit setelah kejadian berlangsung.

"Dia ditangkap di dekat rumahnya tidak jauh dari tempat kejadian tanpa perlawanan," jelas Uyun.

Saat ini polisi sedang melakukan penyidikan terkait insiden pembacokan dan penebasan tangan kiri tukang bubur, Urip (45). Urip sendiri saat ini berada di RS St Carolus, Jakarta Pusat.

"Beberapa saksi kita panggil dan mintai keterangan," ujar Uyun.

Peristiwa tersebut bermula dari upaya Ketua RW setempat dan pelaku untuk membubarkan para pedagang yang biasa mangkal di Taman Gronbek. Namun upaya tersebut mendapat perlawanan dari para pedagang.

Ketua RW dan pelaku yang kalah jumlah balik kanan. Tidak terima dengan kekalahan, pelaku kembali ke lokasi kejadian dengan membawa parang.

Para pedagang yang ketakutan lari tunggang langgang. Naas bagi Urip yang tidak bisa berlari. Tengkuk leher kiri dan bahu belakang kena hantaman parang. Selain itu, tangan kiri korban putus ditebas parang pelaku.

RELA JUAL GINJAL DEMI BISA BELI IPAD 2


Seorang remaja rela menjual satu ginjalnya dengan harapan agar bisa membeli iPad 2. Remaja asal Provinsi Anhui, China, bernama Xiao Zhang, menjual ginjalnya seharga 20 ribu yuan atau setara dengan Rp 26,3 juta.

Dilansir The Age, Rabu (3/6/2011), Zhang mengaku kepada ibunya jika ia berniat menjual ginjalnya setelah melihat iklan di internet yang mencari pendonor dengan imbalan uang. Ibunya melihat iPad 2 dan bertanya darimana ia bisa memperoleh benda mahal itu.

"Saya ingin iPad 2 namun saya tidak punya uang," demikian disampaikan Zhang. Ia juga membeli iPhone dan sebuah laptop dari hasil penjualan ginjal tersebut.

Sementara, RS Chenzhou 198 di Provinsi Hunan, di mana si remaja ini melakukan operasi pengangkatan ginjal tidak memiliki kualifikasi untuk melakukan transplantasi ginjal. Menurut kabar, ginjal itu dibeli seorang pengusaha kaya.