Pemimpin Libya, Moammar Khadafy, kemungkinan terluka akibat serangan udara NATO dan mungkin telah meninggalkan Tripoli, kata Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattini, Jumat (13/5/2011). Namun, seorang juru bicara Pemerintah Libya langsung membantah hal itu.
Frattini mengatakan kepada wartawan bahwa ia percaya apa yang telah diberitahu oleh Giovanni Innocenzo Martinelli, uskup Katolik di Tripoli. Uskup itu mengabarkan, Khadafy mungkin telah meninggalkan Tripoli dan mungkin bahkan terluka akibat serangan udara NATO. "Saya cenderung percaya pada komentar uskup Tripoli, Monsignor Martinelli, yang melakukan kontak erat dalam beberapa minggu terakhir, ketika ia mengatakan kepada kami bahwa Khadafy sangat mungkin (telah) berada di luar Tripoli dan mungkin juga terluka. Kami tidak tahu di mana atau bagaimana (dia terluka)," kata Frattini.
Namun, juru bicara Pekata Ibrahim di Tripoli. "Pemimpin dalam kondisi moral tinggi. Dia dalam kondisi mental yang baik. Dia memimpin negara ini dari hari ke hari. Dia sama sekali tidak terluka."
Tentang bantahan Libya itu, Frattini mengatakan, ia masih percaya apa kata Martinelli. Dalam sebuah wawancara terpisah yang dipublikasikan di situs web
harian
Corriere della Sera, Frattini juga mengatakan, ia tidak percaya pada cuplikan tayangan TV Libya yang memperlihatkan Khadafy bertemu dengan para pemimpin suku, Rabu. Menurut dia, tayangan itu tidak otentik. "Saya sangat meragukan bahwa gambar tersebut diambil pada hari itu dan di Tripoli," kata Frattini. "Ada banyak orang di lapangan yang merasakan denyut nadi dari situasi .... Di antara banyak orang itu, saya merujuk uskup Martinelli, yang telah dan masih memiliki hubungan erat dengan rezim itu," katanya.
Dia menambahkan, "Tekanan internasional kemungkinan telah menyebabkan Khadafy memutuskan untuk mencari perlindungan di lokasi yang aman. Saya cenderung berpikir bahwa ia melarikan diri dari Tripoli, bukan dari Libya."
Sementara itu, seorang pejabat di pusat operasi NATO di Naples menegaskan kembali sikap NATO bahwa badan itu tidak menargetkan individu dalam serangan bomnya yang menghantam ibu kota Libya. NATO juga mengatakan tidak harus mengonfirmasi komentar Frattini. "Kami tidak dapat memverifikasi karena kami (memang) tidak melacak gerakan Khadafy," kata pejabat itu. "Kami tidak punya kekuatan di darat."
Dihubungi dari Roma, kantor Martinelli mengatakan, uskup itu telah meninggalkan Tripoli menuju Tunis. Uskup itu sendiri tidak dapat dikontak. Sebagai pejabat tinggi Vatikan di Tripoli, Martinelli berada dalam kontak erat dengan orang dekat Khadafy. Uskup asal Italia itu bergabung dengan seorang ulama Muslim dalam mendoakan mayat putra bungsu Khadafy dan tiga cucunya yang tewas dalam serangan udara NATO pada tanggal 30 April. Sejak dimulainya operasi NATO, Martinelli telah sangat vokal dan kritis terhadap serangan militer itu. Ia mengatakan, banyak warga sipil telah tewas. merintah Libya, Mussa Ibrahim, langsung membantah. "Itu omong kosong