Rabu, 01 Juni 2011

BAPAK HUNUS PEDANG KE ANAKNYA KARENA MAU DI TANGKAP POLISI

Entah apa yang dipikirkan Zhang Gang ketika menghunus sebilah pedang ke dada putrinya. Kejadian di sebuah jalan raya di Yongren, China, itu begitu mencekam.
"Tiba-tiba pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang kira boneka," lanjut petani itu. "Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai menangis waktu mendengar ayahnya berteriak."
Menurut Lu, Zhang berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak, "Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi ampun."
Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. "Lalu dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut diperbolehkan pergi," kata Lu Yin.
Beruntung seorang polisi negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan putrinya.
Negosiasi dengan ayah kalap berlngasung sekitar satu jam.

INDONESIA IKUT ANDIL PENCAPAIAN 700 JUTA FACEBOOK


Makin berjubel saja pengguna Facebook. Berdasarkan data dari blog statistik Socialbakers, jumlah anggota situs jejaring terpopuler itu bakal segera menembus jumlah 700 juta.

Pertumbuhan terbesar disumbangkan Brazil, yang menambahkan lebih dari 1,9 juta user pada bulan Mei, menyumbang persentase 11%. Diikuti kemudian oleh negara kita, Indonesia, yang menyumbang lebih dari 1,5 juta pemakai Facebook baru. Berturut-turut di posisi lima besar adalah Filipina, Meksiko dan Argentina. 

Amerika Serikat sebagai kandang Facebook, kurang berkontribusi besar pada pertumbuhan jumlah ini. Namun mereka masih memegang posisi sebagai negara denganFacebooker terbanyak, sejumlah sekitar 150 juta user.

Paruh pertama tahun 2011 memang menjadi berkah bagi situs yang didirkan oleh Mark Zuckerberg ini. Tercatat dalam 3 bulan pertama, sejumlah 80 juta user baru masuk ke Facebook.

Dengan jumlah pengguna sebesar itu, rasanya Facebook masih akan lama berkuasa sebagai situs jejaring yang paling digandrungi.

MARK HAINES

Lot of people are thinking or whispering that CNBC Anchor Mark Haines died with cancer. Some of them searching in the google by using the keyword of “Suicide’. This is not true or this topic is not able to talk.

The cause of death of longtime CNBC anchor Mark Haines has become a big sign of interrogation. His sudden death has left many wondering what the cause of death was. A large number of people are searching in the google to know the real reason of death of co-anchor of CNBC’s morning “Squawk on the Street” show Mark Haines. CNBC announced that Mark died at his home Tuesday evening.

CNBC made the announcement of Haines’ death on their website, but the cause of death has not been released publicly. “He was trained as an attorney,” Ritholtz said. “He brought that keen lawyer’s eye to everything he did. It wasn’t something often seen in the financial media.” Haines had a law degree from the University of Pennsylvania and was a member of the New Jersey State Bar

POLISI DI TEMBAK DI KEPALA SAAT PATROLI


Anggota Polresta Bekasi Kota, Ajun Inspektur Dua Sugiyantoro tewas dalam baku tembak dengan perampok di depan Toko Sembako Ongko Mulyo di Jalan Raya Mess AL Kampung Raden, Jatirangon, Bekasi, Pukul 03.30 WIB dini hari tadi.

Kejadian bermula saat anggota patroli di sekitar tempat kejadian menemukan Kijang Innova warna hitam parkir di depan sebuah toko dengan posisi parkir membelakangi toko sembako itu. Petugas curiga melihat kendaraan itu. Sugiyantoro yang dibonceng Brigadir Nuh Supriyatna mendekati mobil tersebut.

Tiba-tiba dari dalam mobil pelaku memberondong petugas dan terjadi tembak menembak. Sugiyantoro langsung jatuh tertembak di bagian bawah mata sebelah kanan dan bagian kepala.

Polisi menduga pelaku yang berada dalam mobil itu berjumlah lima orang. "Yang menembak memang satu orang namun diduga di dalam mobil ada lima orang," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Rabu, 1 Juni 2011.

Anton menambahkan, semua pelaku masih dalam pengejaran. "Kami tunggu aja mudah-mudahan dalam waktu dekat (tertangkap)" tambah dia.

Untuk mengungkap kasus ini,  kepolisian Bekasi sudah membentuk tim yang terdiri dari Unit Reserse yang dibantu Resmob Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror.

MELINDA DEE AKAN DI OPERASI AKIBAT RADANG PAYUDARA

Tersangka penggelapan dana nasabah Citibank, Malinda Dee alias Inong Melinda, masuk Rumah Sakit Polri. Dia disebut menderita radang pada payudaranya.

Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramat Jati, Brigjen Budi Siswanto, menjelaskan, radang payudara itu bisa diakibatkan silikon yang digunakan Malinda. "Radang itu bisa disebabkan karena yang bersangkutan menggunakan silikon," kata Budi di Jakarta, Rabu 1 Juni 2011.

Menurut Budi, pemakaian silikon itu seharusnya ada perawatan khusus. Namun, karena Malinda ditahan, dia tidak melakukan perawatan khusus terhadap silikonnya. "Sehingga terjadi peradangan atau implamsi sehingga secara kasat mata terlihat radang itu menyebabkan nyeri dan warna merah pada daerah yang meradang," ujarnya.

Hingga saat ini, lanjut Budi, tim dokter berupaya mengobati radang payudara yang dialami Malinda. Bahkan rumah sakit sudah mempersiapkan tim untuk ambil tindakan operasi. Meski demikian, Budi mengaku belum tahu kapan operasi akan dilakukan.

"Yang pasti kita lakukan pengobatan terlebih dahulu dengan memberikan obat. Kalau nanti belum berhasil, tentunya akan dilakukan tindakan operasi oleh tim dokter bedah pelastik," jelasnya.

Seperti diberitakan, kasus penggelapan yang dilakukan perempuan 47 tahun itu terkuak atas laporan Citibank ke polisi. Malinda lalu ditangkap 23 Maret 2011 di kawasan Jakarta Selatan.

Malinda yang telah bekerja selama 20 tahun di Citibank itu diduga menggelapkan dana Rp1 miliar hingga Rp2 miliar dari masing-masing rekening. Praktik itu diduga telah berlangsung selama tiga tahun. Polisi menjeratnya dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencucian Uang.

Sejauh ini baru tiga nasabah Citibank yang mengaku uangnya ditilap. Meski demikian, uang yang diduga dibobol Malinda dari tiga nasabah tak tanggung-tanggung, nilainya Rp17 miliar. Polisi yakin masih banyak korban yang lain.

Malinda tak sendirian. Sejumlah rekannya di Citibank ikut terseret aksinya. Tak hanya itu, suami sirinya, Andhika Gumilang, adik kandungnya, Veska, dan iparnya yang berinisial I juga tersangkut kasus penggelapan dan pencucian uang ini.

Malinda juga dijerat dengan pasal pemalsuan dokumen karena diduga memalsukan identitas sang suami siri untuk membuka rekening dan membeli mobil