Sabtu, 12 November 2011

ADA BAYI NANGIS DARAH DI TANGERANG


Warga kampung Kadu Sabrang, Cikupa Tangerang, dibuat geger sejak beberapa hari terakhir. Bagaimana tidak, ada bayi yang usianya belum genap satu bulan, ketika menangis mengucurkan darah dari kedua matanya.

Bayi malang itu bernama Muhammad Rehan. Dia merupakan putra kedua dari pasangan Muhammad Andri Rianto dan Siti Muamalah.
Ditemui detikcom di rumahnya yang sederhana di Tangerang, tepatnya di Kampung Kadu Sabrang RT 3 RW 2, Cikupa, Tangerang, Siti Muamalah mengatakan awalnya tidak ada yang janggal dengan Rehan yang lahir pada 21 Oktober 2011 laluNamun situasi berubah ketika pada 26 Oktober atau lima hari setelah kelahiran. Rehan yang menangis kencang mengeluarkan kucuran darah dari rongga kedua matanya. Hanya darah yang keluar, tidak ada air mata yang menetes.

"Darahnya sampai membasahi baju. Saat itu saya dan suami panik mengapa bisa begini," tutur Siti di rumahnya, Minggu (13/11/2011).
Siti pun lantas meminta bantuan ibunya, Isha. Isha yang tinggal satu rumah dengan pasangan Andri Rianto dan Siti Muamalah ini pun tak bisa banyak membantu.
Tapi setelah selesai menangis, darahnya tidak lagi keluar," terang Siti.
Sempat lega, Siti dan keluarga kembali dibuat kebingungan karena Rehan lagi-lagi meneteskan darah ketika menangis kencang.
Sampai sekarang sudah empat kali nangis keluar darah," tutur Siti.
Namun sejak 2 minggu lalu sampai sekarang, pihak keluarga belum pernah memeriksakan Rehan ke dokter atau rumah sakit. Kondisi keuangan keluarga menjadi hambatan bagi pasangan Andri dan Siti yang juga masih menumpang di rumah Isha, orang tua mereka ini.
"Belum sempat. Ya bagaimana lagi. Baru hari ini bapak lagi mau mendaftar berobat," tutur Siti di dalam rumahnya yang beratapkan seng dan genteng ini.

EXEKUTIF TELKOMSEL-PUN IKUT MOGOK


Jakarta - Dari 3.600 karyawan yang akan mogok kerja, disebutkan oleh Serikat Pekerja Telkomsel (Sepakat), ada 6% di antaranya yang berasal dari kalangan eksekutif. Sementara sisanya dari level staf.

"Para eksekutif itu ada yang dari level VP (vice president), GM (general manager), manager, sisanya staf. Aksi ini didukung oleh mereka semua, karena yang menikmati hasilnya bukan cuma anggota serikat saja, tapi semua karyawan," kata Sekjen Sepakat Yogi Rizkian Bahar di depan Gedung Telkom, Jakarta, Kamis (10/11/2011).

Seperti dijelaskan Yogi, aksi demo dan mogok kerja ini dilatarbelakangi oleh mangkirnya manajemen Telkomsel terhadap kesepakatan dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dengan karyawan.

Tiga hak yang menjadi tuntutan karyawan dalam PKB itu tidak dipenuhi sejak perjanjian disepakati 2008 lalu. Setelah melawati aksi perundingan yang tak membuahkan hasil hingga 2010, akhirnya para pekerja di Telkomsel sepakat untuk berunjuk rasa dan serempak mogok kerja secara nasional.

"Aksi ini dilindungi Undang-undang. Kami pun tak akan melakukan aksi anarkis, hanya demo dengan cara yang intelek. Kalau deal besok, aksi demo dan mogok kami tentu akan segera kami hentikan," kata Yogi. 

Saling Menghormati

Bagi Sepakat, aksi mogok kerjanya secara nasional ini dinilai tak akan menyebabkan perselisihan dan perpecahan antar karyawan.

"Aksi mogok kami ini saling menghormati. Yang mogok menghormati yang tetap bekerja, begitu pula sebaliknya. Sebab, misi dari aksi kami ini untuk kesejahteraan seluruh karyawan, bukan hanya untuk anggota saja," lanjut Yogi.

"Layanan pelanggan tetap kami jaga. Sentra Telkomsel tetap buka, pelanggan tetap kita layani, customer tetap bisa datang. Baik yang masuk dan mogok saling menghormati. Sebab aksi mogok itu dilindungi undang-undang," ujarnya lebih lanjut.

Aksi mogok kerja yang dilakukan pegawai Telkomsel sejak hari ini, Kamis 10 Nopember, akan berlangsung hingga 30 Desember 2011 jika tuntutan mereka atas hak dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) tak dipenuhi.