Tripoli - Tembakan rudal anti-pesawat terbang meletus di langit Tripoli, ibukota Libya, empat malam setelah militer koalisi internasional melancarkan operasi menegakkan zona larangan terbang.
Tembakan itu terjadi sehari setelah pertempuran dahsyat antara pejuang pro-demokrasi dan loyalis Muammar Khadafi.
"Kami mendengar suara sangat bising. Kami mendengar sejumlah ledakan dalam 10 menit," kata reporter Al Jazeera, Anita McNaught, dari Tripoli, Selasa (22/3/2011) waktu setempat.
"Kami belum melihat adanya asap di cakrawala. Orang-orang menembakkan senjata menantang. Kami berada di jantung loyalis di sini di mana orang benar-benar menantang upaya internasional untuk memaksa Khadafi untuk menyerah, karena mereka ingin melihatnya," lapornya.
"Tembakan anti-pesawat tidak seintens (seperti Senin malam ketika dua instalasi angkatan laut di luar kota diserang Sekutu). Mungkin mereka merasa sebagian besar target signifikan telah hancur," ujarnya.
Sementara kantor berita AFP melaporkan bahwa sedikitnya dua ledakan terdengar di kejauhan sebelum awak pertahanan udara di Tripoli melepaskan tembakan.
Beberapa ledakan kuat mengikuti, namun wartawan yang tidak dapat menentukan lokasi ledakan.
Rudal anti-pesawat udara melesat membelah malam sekitar 10 menit, khususnya di daerah dekat kediaman Khadafi, tidak jauh dari hotel tempat pers internasional ditempatkan.
0 komentar:
Posting Komentar