Selasa, 22 Maret 2011

PIDATO KHADAFI : RAKYAT LIBYA MENERTAWAKAN ROKET-ROKET SEKUTU


Pemimpin Libya Moammar Kadhafy, dalam pidato yang ditayangkan di televisi, Selasa malam waktu setempat atau pada hari keempat serangan militer yang didukung PBB di Libya, secara menantang menyatakan, negaranya siap berperang. Sementara itu, para pemimpin Barat, Rabu ini merencanakan langkah mereka selanjutnya. "Kita akan memenangkan perang ini," kata Khadafy kepada pendukungnya di kompleks Bab Al-Aziziyah di Tripoli yang telah menjadi sasaran serangan rudal koalisi dalam tayangan televisi. "Kita tidak akan menyerah," katanya kepada kerumunan pendukungnya, banyak dari mereka melambai-lambaikan  bendera  hijau. "Mereka tidak bisa meneror kita. Kita bersenang-senang dengan roket-roket mereka. Rakyat Libya menertawakan roket-roket itu. Kita akan mengalahkan mereka dengan metode apapun," katanya sebagaimana dikutip CNN.
Dia melanjutkan, "Rakyat Libya sedang memimpin perang internasional melawan imperialisme, melawan kelaliman dan saya katakan kepada Anda, saya tidak takut."
Rabu pagi, CNN melaporkan, semalam koalisi melancaran serangan udara di dekat kota Misrata, di timur Tripoli. Pasukan anti-pemerintah mengatakan, mereka telah diserang secara intens di kantong meraka di Misrata, yang telah dikepung pasukan Khadafy selama beberapa minggu, dengan empat anak terbunuh hari Selasa.
Sementara itu, Presiden AS Barack Obama, yang akan berada di Washington, Rabu ini, setelah mempersingkat lawatannya ke Amerika Latin, mengatakan dia berharap ada "kejelasan" struktur komando masa depan dari operasi militer sekutu "dalam  beberapa hari ini". Obama mengatakan telah terjadi "penurunan signifikan" penerbangan militer AS di atas Libya saat sekutu Barat mencoba untuk membangun zona larangan terbang yang disetujui PBB yang bertujuan untuk melindungi warga sipil Libya.
Pertempuran berkobar antara pasukan yang setia kepada Khadafy dengan pasukan oposisi pada hari Selasa, dan meski Khadafy membual, ada laporan bahwa pemimpin Libya itu mungkin akan mencari jalan keluar dari konflik itu. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, mengatakan kepada ABC News bahwa orang yang dekat dengan Khadafy telah menghubungi sekutu Libya di seluruh dunia untuk melihat bagaimana mereka bisa keluar dari masalah ini.
"Kami telah mendengar tentang... orang yang dekat dengan Khadafy mendekati orang-orang yang mereka kenal di seluruh dunia -di Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, di luar itu- dan bertanya tentang apa yang harus dilakukan? Bagaimana agar bisa keluar dari persoalan ini?" kata Clinton.
Clinton menambahkan, "Jika ada oposisi yang sesungguhnya di Libya yang sedang berusaha untuk menegaskan keberadaannya, kami akan memberi mereka kesempatan yang lebih baik dari sebelum Dewan Keamanan bertindak."
Pasukan koalisi, yang dipimpin Amerika Serikat, Perancis dan Inggris, dan termasuk beberapa negara Eropa lainnya serta negara Arab yaitu Qatar, bertindak berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 yang memberi wenang untuk melakukan "segala cara yang diperlukan" demi melindungi warga sipil. Di antara anggota koalisi ada koordinasi tetapi tidak ada komanda bersama, dan ada arah untuk menyerahkan kontrol operasi ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tetapi hal itu telah memecah aliansi tersebut.
Obama, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron, setuju bahwa NATO harus memainkan peran kunci dalam struktur komando misi Libya, kata Gedung Putih. Para duta besar NATO melanjutkan pembicaraan mereka hari Selasa setelah sesi diskusi yang "sangat sulit" hari Senin yang gagal mengatasi perpecahan mereka. Namun seorang diplomat mengatakan, mereka sepakat untuk menggunakan kekuatan angkatan laut NATO untuk menegakkan embargo senjata di Libya berdasarkan Resolusi PBB 1973.

0 komentar:

Posting Komentar