Tripoli - Setelah beberapa dekade mengongkosi dan melatih pemberontak dan gerakan pembebasan di negeri-negeri tetangganya, pemimpin Libya Muammar Khadafi dituding menggunakan pengaruhnya untuk membayar tentara sewaan dari daerah sub-Sahara Afrika.
Khadafi juga mengongkosi operasi perdamaian, memberi bantuan dan membangun infrastruktur. Dan sekarang, dengan menggunakan keuntungan dari minyak, Khadafi disebut telah memikat 25 ribu tentara asing sewaan untuk menggilas rakyat yang ingin menumbangkannya.
Kepala Liga HAM Libya Ali Zeidan menyatakan, orang Chad memimpin kelompok tentara bayaran asing ini, yang juga beranggotakan warga dari Niger, Mali, Zimbabwe dan Liberia. Mereka dibayar antara 300 dolar hingga 2.000 dolar per hari (Rp 2,6 juta hingga Rp 17,6 juta).
Khadafi membiayai gerakan pemberontakan di Chad dan banyak eks pemberontak sekarang menetap di Libya.
Jika sebagian besar pemerintahan di negara sub-Sahara menyangkal warga negaranya menjadi tentara sewaan di Libya, pejabat Mali memastikan ratusan pemuda Tuaregs dari Mali dan Niger telah direkrut Khadafi. Pemerintah setempat telah berusaha mencegah, tapi bukan perkara mudah karena "dolar dan senjata" telah menanti mereka.
Khadafi memainkan peran utama dalam mengakhiri pemberontakan Tuareg di Mali dan Niger pada Oktober 2009, diduga dengan menyebarkan jutaan dolar pada pemberontak.
"Sedikitnya 3.000 mantan pejuang Tuareg telah berkeliaran di dunia bebas sejak 2009, jadi tidak heran sebagian direkrut oleh Khadafi," ujar sebuah sumber Tuareg di Niger.
Khadafi juga mendukung pemberontak Tentara Perlawanan Nasional Uganda dan Front Persatuan Revolusi di Sierra Leone.
Sementara itu, Human Rights Watch menyatakan, pihaknya tidak bisa secara independen memverifikasi kehadiran tentara asing bayaran di Libya.
0 komentar:
Posting Komentar