Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat seraya menyatakan Washington tidak akan mendapatkan keuntungan dari menyerang Iran, menekankan bahwa ia tidak percaya Israel telah memutuskan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
James R. Clapper mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa serangan Israel mungkin hanya memperlambat pengembangan program nuklir Iran satu sampai dua tahun. Ditambahkannya, opsi militer jauh lebih terbatas daripada yang digembar-gemborkan oleh para pemimpin Zionis, Press TV melaporkan pada Jumat (17/2).
Dia menandaskan bahwa badan intelijen AS tidak dapat menghitung dengan tepat berapa banyak kerusakan atau ketertundaan program nuklir Iran jika Israel melakukan serangan. "Ada banyak masalah yang tak terpikirkan, termasuk sasaran yang dituju, jenis senjata yang akan digunakan dan seberapa cepat Iran untuk pulih kembali," jelasnya.
Clapper juga mengatakan kepada komite Senat bahwa komunitas intelijen AS percaya bahwa para pemimpin Iran belum memutuskan untuk membangun senjata nuklir, tetapi mengejar teknologi yang akan memungkinkan mereka untuk melakukannya.
Menurut Los Angeles Times, kebanyakan ahli berpendapat bahwa para ilmuwan Iran kini memiliki cukup pengetahuan tentang teknologi nuklir. Oleh karena itu, serangan udara bahkan pemboman terus-menerus oleh pasukan AS, tidak dapat menghancurkan kemampuan Iran untuk memproduksi senjata nuklir jika mereka ingin melakukannya.
Mantan Direktur CIA, Michael V. Hayden mengatakan kepada sekelompok pakar kebijakan luar negeri bulan lalu bahwa Israel tidak mampu menimbulkan kerusakan yang signifikan pada situs-situs nuklir Iran. "Beberapa situs nuklir Iran berada di luar jangkauan pesawat pembom Israel dan sisanya berada di bawah tanah," katanya.
"Israel tidak akan menggelar serangan ke Iran ... mereka tidak bisa melakukannya, itu di luar kapasitas mereka .... Mereka hanya memiliki kemampuan untuk membuat ini lebih buruk," tambah Hayden.
Pada awal Februari, Menteri Peperangan Israel Ehud Barak mengatakan jika sanksi-sanksi Barat atas Iran gagal untuk menghentikan program nuklirnya, aksi militer terhadap negara itu harus menjadi agenda.
0 komentar:
Posting Komentar