Seorang siswa SD berinisial A (13) tega menusuk teman sekolahnya karena kedapatan akan mencuri sebuah ponsel. Mengingat usianya yang masih sangat muda, keberanian A dapat dikatakan sebagai bentuk daur ulang dari berbagai tindak kekerasan yang dilihatnya baik dari tayangan, lingkungan keluarga maupun sosial.
"Kalau dilihat dari waktu pembunuhannya, di mana dia tidak langsung bereakasi setelah terpergok, bisa dikatakan ini merupakan tindakan daur ulang dari apa yang dia lihat dan dia rasakan dari lingkungan keluarga, sosial, maupun sekolah," terang Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, dalam perbicangan dengan detikcom, Sabtu (18/2/2012).
Arist juga tak habis pikir anak seusia itu bisa berperilaku demikian sadis. Baginya ini cukup mengagetkan.
Karena yang dihadapi dalam kasus ini adalah anak di bawah umur, Arist berharap polisi melakukan pendekatan dengan cara yang bijak. Tujuannya, agar dapat menginvestigasi latar belakang keluarga pelaku sampai dia berani berbuat nekat seperti itu.
"Jadi jangan langsung pendekatan hukum. Dengan pendekatan bijak bisa dijelaskan restorasi atas tindakan yang telah dilakukan si anak tersebut," terangnya.
Selain itu, ia juga menilai kejadian ini bentuk dari salah satu kelalaian yang dilakukan pihak sekolah.
"Sistem pendidikan di Indonesia yang kejar target, di mana yang diperhatikan cuma gimana bisa lulus seratus persen. Nggak ada lagi pendidikan budi pekerti dan toleransi, yang seharusnya ditanamkan sejak dini," tandasnya.
Seperti sebelumnya diberitakan, A tega menusuk SM karena kepergok mencuri HP milik orangtua SM. SM meminta A agar mengembalikan HP tersebut. Namun bukannya mengamini permintaan SM, A malah menjual HP tersebut. SM pun melaporkan A ke pihak sekolah mereka. Hingga saat ini A belum ditahan.
A sempat berkelit saat hendak ditangkap polisi. Bahkan A pun berusaha melarikan diri dari kejaran polisi.
"Apa Pak jangan main tangkap saya. Salah saya apa. Saya mau sekolah. Dia bicara kayak orang dewasa gitu," kata Kapolsek Limo Kompol Sukardi saat dihubungi detikcom, Jumat (17/2) kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar