Tripoli: Pascaserangan militer barat, situasi di Tripoli, Libya, Senin (21/3), berangsur normal. Sejumlah kendaraan lalu lalang di jalanan. Sekolah-sekolah pun dibuka.
Serangan pasukan barat juga sempat memutuskan saluran komunikasi dan internet. Diduga menara komunikasi turut dirusak pasukan sekutu.
Sebelumnya, pasukan sekutu yang dimotori Amerika Serikat memborbardir pasukan Khadafi. Serangan itu diklaim sukses. Meski begitu, Presiden Barrack Obama tetap menyerukan untuk meningkatkan serangan hingga Khadafi tumbang.
Benghazi: Pasukan koalisi pimpinan Prancis terus melakukan serangan udara ke Libya. Tujuannya menghentikan laju pasukan pendukung pemimpin Libya Moammar Khadafi ke Benghazi dan pertahanan antiserangan udara.
Perserikatan Bangsa Bangsa memberikan mandat kepada sejumlah negara barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, untuk melakukan intervensi terhadap Libya. Intervensi tersebut untuk melindungi warga sipil.
Menteri Pertahanan Inggris mengatakan kapal selam militer Inggris telah menembakkan rudal tomahawk pada Ahad malam. Serangan tersebut sebagai bagian gelombang serangan tahap kedua.
Sementara, ribuan pro-Khadafi berkumpul di lapangan hijau mengecam serangan udara pasukan koalisi pimpinan Prancis. Selain meneriakan yel antiintervensi asing, pendukung Khadafi menembakkan senjata ke udara.
Massa mengklaim apa yang terjadi kini di Libya tidak akan berpengaruh terhadap dukungan mereka. Pasalnya, mereka mengaku cukup kuat dan bangga dengan Khadafi. Ribuan pendukung Khadafi juga mengaku siap tempur.
Pemerintah Libya mengaku melakukan gencatan senjata sejak Ahad pukul 21.00 waktu setempat atau satu hari usai pasukan koalisi membombardir Tripoli. Tapi, klaim Libya itu tidak dipercaya AS dan Inggris.
Pertempuran hebat pecah di Benghazi antara pasukan Khadafi dan pasukan antipemerintah. Warga Benghazi khawatir pasukan Khadafi akan terus merangsek ke kota mereka. Alhasil, mereka berharap bantuan serangan udara dari negara barat.
Intervensi asing di Libya merupakan yang terbesar ke negara Arab sejak perang irak pada 2003 silam.(RAS)
Serangan pasukan barat juga sempat memutuskan saluran komunikasi dan internet. Diduga menara komunikasi turut dirusak pasukan sekutu.
Sebelumnya, pasukan sekutu yang dimotori Amerika Serikat memborbardir pasukan Khadafi. Serangan itu diklaim sukses. Meski begitu, Presiden Barrack Obama tetap menyerukan untuk meningkatkan serangan hingga Khadafi tumbang.
Benghazi: Pasukan koalisi pimpinan Prancis terus melakukan serangan udara ke Libya. Tujuannya menghentikan laju pasukan pendukung pemimpin Libya Moammar Khadafi ke Benghazi dan pertahanan antiserangan udara.
Perserikatan Bangsa Bangsa memberikan mandat kepada sejumlah negara barat, seperti Amerika Serikat dan Inggris, untuk melakukan intervensi terhadap Libya. Intervensi tersebut untuk melindungi warga sipil.
Menteri Pertahanan Inggris mengatakan kapal selam militer Inggris telah menembakkan rudal tomahawk pada Ahad malam. Serangan tersebut sebagai bagian gelombang serangan tahap kedua.
Sementara, ribuan pro-Khadafi berkumpul di lapangan hijau mengecam serangan udara pasukan koalisi pimpinan Prancis. Selain meneriakan yel antiintervensi asing, pendukung Khadafi menembakkan senjata ke udara.
Massa mengklaim apa yang terjadi kini di Libya tidak akan berpengaruh terhadap dukungan mereka. Pasalnya, mereka mengaku cukup kuat dan bangga dengan Khadafi. Ribuan pendukung Khadafi juga mengaku siap tempur.
Pemerintah Libya mengaku melakukan gencatan senjata sejak Ahad pukul 21.00 waktu setempat atau satu hari usai pasukan koalisi membombardir Tripoli. Tapi, klaim Libya itu tidak dipercaya AS dan Inggris.
Pertempuran hebat pecah di Benghazi antara pasukan Khadafi dan pasukan antipemerintah. Warga Benghazi khawatir pasukan Khadafi akan terus merangsek ke kota mereka. Alhasil, mereka berharap bantuan serangan udara dari negara barat.
Intervensi asing di Libya merupakan yang terbesar ke negara Arab sejak perang irak pada 2003 silam.(RAS)
0 komentar:
Posting Komentar