Pemerintah Australia memperingatkan warganya yang berkunjung ke Indonesia untuk berhati-hati, Jumat (1/4/2011). Peringatan pemerintah Negeri Kangguru tersebut terkait penangkapan orang yang diduga Umar Patek, tersangka dalang Bom Bali 2002, di Pakistan.
Penangkapan tersebut, menurut mereka dapat memicu serangan balas dendam terhadap orang Barat di Indonesia. Australia pun memperingatkan warganya yang datang ke Indonesia tentang kemungkinan serangan balasan itu.
Para pejabat, Rabu, mengumumkan, seorang pria yang diduga Umar Patek, seorang ekstremis Islam paling dicari di Asia Tenggara, berada dalam tahanan Pakistan. Umar Patek, yang kepalanya dihargai 1 juta dollar AS, adalah tersangka koordinator lapangan serangan mematikan di kelab malam di Bali tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, sebanyak 90 orang dari mereka merupakan warga Australia.
Dilansir AFP, dalam peringatan yang diperbarui, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia di situs webnya mengatakan, warga Australia harus mempertimbangkan kembali perjalanan mereka ke Indonesia, khususnya ke Bali.
"Informasi pada Maret 2011 mengindikasikan, para teroris mungkin sedang merencanakan serangan di Indonesia, yang dapat terjadi kapan saja," kata peringatan itu, tanpa menentukan informasi apa yang baru atau dari mana sumber informasi tersebut. Namun, peringatan perjalanan itu menyinggung penangkapan Umar Patek, yang dikatakan bisa meningkatkan risiko kekerasan di Indonesia dalam jangka pendek. "Dalam sejumlah kesempatan ketika ekstremis kelas tinggi ditahan atau tewas, ada reaksi yang kuat dari beberapa pendukung (mereka) di Indonesia, termasuk berupa tindak kekerasan," kata peringatan itu.
"Kami menduga, serangan teroris cenderung berfokus pada tempat-tempat di mana terdapat sejumlah besar orang Barat berkumpul, termasuk tidak terbatas pada daerah-daerah wisata di pulau-pulau seperti Bali, Jakarta, dan tempat-tempat lain di Indonesia." Serangan bom terakhir yang signifikan di Indonesia dilakukan dua penyerang bunuh diri yang menewaskan tujuh orang di dua hotel mewah, yaitu Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, di kawasan Kuningan, Jakarta, pada Juli 2009.
Patek diduga anggota jaringan teroris Jemaah Islamiyah (JI) Asia Tenggara yang terkait dengan Al Qaeda. Ia dituduh terlibat dalam serangkaian pengeboman mematikan dengan sasaran orang Kristen dan Barat di Indonesia sejak tahun 1999. Polisi percaya bahwa selama ini ia bersembunyi di antara pemberontak Islam di Filipina selatan. International Crisis Group pada tahun 2008 melaporkan bahwa ia telah menjadi komandan jihad asing di sana.
Umar Patek dilaporkan kembali ke Indonesia pada awal tahun lalu untuk bergabung dengan sebuah kelompok militan baru yang didirikan di Aceh oleh tersangka dalang Bom Bali yang lain, yaitu Dulmatin. Namun, Dulmatin tewas dalam penyergapan polisi pada Maret 2010 di daerah Pamulang, Tangeran Selatan, Banten, dan Patek kemudian menghilang dari radar.
0 komentar:
Posting Komentar