Minggu, 20 Maret 2011

LAHAR DINGIN MERAPI TEERJANG 41 RUMAH

Sedikitnya 41 rumah milik warga di Dusun Jaranan, Guling, dan Banaran, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, dan Dusun Tambahaan/Jambon, Desa Sindumartani Kecamatan Ngemplak, hancur diterjang lahar dingin Merapi yang mengalir melalui Kali Gendol.

"Banjir lahar dingin yang terjadi pada Sabtu 19 Maret 2011, merupakan banjir lahar dingin yang paling besar selama ini dan mengakibatkan 41 rumah
warga yang berada tak jauh dari aliran Sungai Gendol dan Kali Opak hancur diterjang banjir lahar dingin," kata Camat Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Samsul Bakri, Minggu 20 Maret 2011.

Menurut dia, saat ini, kawasan Merapi masih terus diguyur hujan yang setiap waktu dapat meruntuhkan material di puncak gunung, yang kemudian akan mengalir melalui dua sungai tersebut, sehingga warga yang berada di 30 dusun di Kecamatan Cangkringan dan Ngemplak harus waspada datangnya banjir lahar dingin.

"Banjir lahar dingin akan selalu datang manakala puncak Merapi diguyur hujan lebat, sehingga warga yang tinggal di dekat aliran Sungai Gendol dan Kali Opak harus waspada," ujar Samsul.

Seorang kepala desa, Sutrisno, mengatakan tidak hanya rumah warga yang hancur, banjir lahar dingin juga menyebabkan enam ekor sapi mati akibat terjangan lahar dingin di Dusun Jaranan dan 12 unit sepeda motor yang hanyut. "Banjir lahar dingin juga menyebabkan tiga warga harus dilarikan ke rumah sakit Pakem, karena menderita luka bakar pada kakinya. Mereka terkena lahar dingin pada saat akan mengungsi Sabtu malam," ujarnya.



Lebih lanjut, Sutrisno mengatakan, banjir lahar dingin Sabtu malam itu juga menyebabkan sekitar 10 hektare lahan persawahan di Desa Argomulyo
tertimbun material Merapi.

"Banjir lahar dingin yang dahulu merupakan ancaman sekunder saat ini menjadi ancaman primer bagi warga yang tinggal di sekitar aliran Sungai Gendol dan Kali Opak, sehingga harus terus waspadai dan semaksimal mungkin melakukan normalisi sungai agar lahar dingin tak melimpah ke permukiman dan persawahan,'' tuturnya.

Sementara itu, paska kejadian banjir lahar dingin, terlihat rumah-rumah warga tertimbun hampir setinggi tiga meter dan rata-rata hanya terlihat bagian atapnya. Warga yang rumahnya hancur tersebut kini tinggal di pengungsian Balai Dinas Sosial di Kecamatan Ngemplak dan jumlahnya hingga ratusan jiwa.

0 komentar:

Posting Komentar