Pemerintah Jepang mengungkap serangkaian kesalahan yang dilakukan operator Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Electric Power Co atau Tepco. Termasuk soal pengiriman dua pekerja tanpa perlindungan alas kaki saat mengendalikan kebocoran radiasi.
Juru bicara pemerintah, Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan setelah dua pekerja itu menderita luka bakar saat mereka menginjak air yang terkontaminasi radioaktif, 10 ribu kali dari ambang normal, di PLTN Fukushima Daiichi.
"Kami mendesak Tepco memberikan informasi kepada pemerintah lebih cepat," kata Edano seperti dilansir dari laman Associated Press.
Juru bicara Badan Keselamatan Industri dan Nuklir (NISA) Hidehiko Nishiyama mengatakan Tepco sudah mengetahui resiko tingginya radiasi di udara pabrik enam hari sebelum kecelakaan dua pekerja itu. Kedua pekerja ini hanya menggunakan sepatu yang hanya menutupi sampai mata kaki. "Tidak cukup tinggi melindungi kaki mereka," tegasnya.
"Terlepas apakah ada kesadaran soal tingginya tingkat radiasi dalam air tergenang, namun ada masalah dalam cara kerja dilaksanakan."
NISA pun memberi peringatan kepada Tepco untuk meningkatkan dan memastikan keselamatan para pekerjanya. Saat dikonfirmasi, juru bicara Tepco Hajime Motojuku tak mau berkomentar.
Desakan pemerintah ini muncul di tengah upaya pekerja perusahaan itu menghentikan kebocoran gas dengan memindahkan air terkontaminasi dari unit-unit reaktor. Kebocoran ini sendiri muncul setelah Jepang dilanda gempa berkekuatan 9 SR, Jumat 11 Maret 2011 lalu.
Petugas sudah mencoba menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Namun, muncul kekhawatiran bahwa korosi garam akan memperparah kerusakan mesin di dalam unit reaktor.
Saat ini, lanjut Nishiyama, Tepco berjibaku tengah menyuntikkan air segar ke dalam unit reaktor, dan mengeluarkan air yang terkontaminasi radioaktif.
Juru bicara pemerintah, Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan setelah dua pekerja itu menderita luka bakar saat mereka menginjak air yang terkontaminasi radioaktif, 10 ribu kali dari ambang normal, di PLTN Fukushima Daiichi.
"Kami mendesak Tepco memberikan informasi kepada pemerintah lebih cepat," kata Edano seperti dilansir dari laman Associated Press.
Juru bicara Badan Keselamatan Industri dan Nuklir (NISA) Hidehiko Nishiyama mengatakan Tepco sudah mengetahui resiko tingginya radiasi di udara pabrik enam hari sebelum kecelakaan dua pekerja itu. Kedua pekerja ini hanya menggunakan sepatu yang hanya menutupi sampai mata kaki. "Tidak cukup tinggi melindungi kaki mereka," tegasnya.
"Terlepas apakah ada kesadaran soal tingginya tingkat radiasi dalam air tergenang, namun ada masalah dalam cara kerja dilaksanakan."
NISA pun memberi peringatan kepada Tepco untuk meningkatkan dan memastikan keselamatan para pekerjanya. Saat dikonfirmasi, juru bicara Tepco Hajime Motojuku tak mau berkomentar.
Desakan pemerintah ini muncul di tengah upaya pekerja perusahaan itu menghentikan kebocoran gas dengan memindahkan air terkontaminasi dari unit-unit reaktor. Kebocoran ini sendiri muncul setelah Jepang dilanda gempa berkekuatan 9 SR, Jumat 11 Maret 2011 lalu.
Petugas sudah mencoba menggunakan air laut untuk mendinginkan reaktor. Namun, muncul kekhawatiran bahwa korosi garam akan memperparah kerusakan mesin di dalam unit reaktor.
Saat ini, lanjut Nishiyama, Tepco berjibaku tengah menyuntikkan air segar ke dalam unit reaktor, dan mengeluarkan air yang terkontaminasi radioaktif.
0 komentar:
Posting Komentar