Marini, guru sekolah Buddhis Bodhicitta Medan tak pernah menyangka bahwa 2 Maret 2012 menjadi Jumat Kelabu bagi dia. Avanza berplat nomor BK 1272 FQ silver yang ia kendarai menabrak 18 siswa, kebanyakan murid TK yang sedang berolahraga di halaman sekolah.
Awalnya, perempuan 22 itu tahun niat memundurkan mobilnya ke luar dari parkiran sekolah. Namun nahas, kendaraan itu justru melaju kencang dan menabrak beberapa murid. Karena panik, Marini menginjak pedal gas Avanza matic itu. Mobil yang dia kendarai bergerak maju. Namun, mobil itu kembali menabrak murid TK. Bahkan jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya.
Akibat insiden itu, beberapa siswa mengalami luka serius, lainnya terluka serius. Tak ada korban jiwa.
Marini kini terancam dijerat dengan pasal 360 KUHP, dengan ancaman hukuman di atas 2 tahun penjara. Polisi menganggap Marini melakukan kelalaian sehingga menyebabkan orang lain terluka. Tak hanya terancam hukuman badan, rasa bersalah juga membuatnya syok berat.
Kabar tertabraknya siswa oleh gurunya itu tak hanya menghiasi pemberitaan media di Indonesia sepanjang Hari Jumat. Kabar insiden itu sampai ke luar negeri.
Sampai Jumat malam, lebih dari 100 situs asing yang memuat pemberitaan tentang insiden itu. Situs surat kabar terkemuka Amerika Serikat, Washington Post memuat berita dengan judul "Indonesian police say teacher accidentally crashes car into students, injuring 17".
"Polisi Indonesia sedang meminta keterangan seorang guru setelah ia tak sengaja menabrakkan mobil ke arah murid, melukai lebih dari selusin anak, termasuk 15 murid TK," demikian diberitakan Washington Post.
Situs media Kanada, Canada.com memuat berita dengan judul, "Indonesian teacher injures 18 children with her car". Mengutip pernyataan dari anggota kepolisian, Pranyoto. "Penyelidikan awal kami menunjukkan bahwa kelalaian adalah penyebab kecelakaan itu," demikian ditulis laman tersebut.
Walikota Prihatin
Insiden kecelakaan tersebut membuat Walikota Medan, Rahudman Harahap, prihatin. Ia yang mengunjungi korban kecelakaan di rumah sakit Coloumbia Asia - Medan meminta kepada pihak rumah sakit untuk memberikan penangan yang baik kepada para korban.
"Ke depannya kita harus lebih hati hati," ujar Rahudman kepada VIVAnews.com.
Rahudman juga mengatakan telah bertemu dengan orang tua korban. "Saya minta kepada orang tua murid agar tetap tabah atas musibah ini, yang penting bagaimana kesembuhan anak anak agar cepat pulih," tambah dia. (ren)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar