Mulyadi Hamdan, ayah almarhum Ari alias Buhari (17), menegaskan dia dan keluarga sama sekali tidak dapat memaafkan pengemudi Xenia yang menewaskan anaknya.
Menurut Mulyadi, walaupun keluarga sang penabrak, Afriyani Susanti, datang ke rumahnya dengan seribu maaf, permintaan maaf tidak akan mereka beri.
"Saya sama sekali tidak akan memaafkan. Tidak terima sebelum dia dihukum mati atau [penjara] seumur hidup," kata Mulyadi saat ditemui di rumahnya di kawasan Johar Baru, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Selasa 24 Januari 2012.
Begitu pula jika, keluarga pelaku mendatangi rumahnya dan memohonkan maaf. Dia tetap teguh dalam pendirian.
"Keluarga tersangka mau datang silakan, saya tidak ada urusan. Urusan saya adalah sama anaknya," terang Mulyadi.
Dia pun mempersilakan pelaku dan keluarga bermain-main dalam proses persidangan, sehingga pada akhirnya dapat memperingan hukuman.
Namun Mulyadi secara terang-terangan akan menunggu untuk memastikan hukuman setimpal bagi wanita bertubuh tambun itu. Jika tidak, maka dia menegaskan akan membalas kematian anaknya.
"Hakim memvonis 6-7 tahun silakan, saya yang tunggu kebebasan dia. Saya nggak main-main, nggak ikhlas. Anda semua jadi bukti ucapan saya," ancam Mulyadi.
Sembilan orang tewas ditabrak mobil Xenia yang dikendarai oleh Afriyani Susanti. Polisi telah menetapkan Afriyani sebagai tersangka dalam kecelakaan maut itu.
Dia terbukti berkendara tanpa membawa STNK, tak memiliki SIM, merusak fasilitas umum dan menghilangkan nyawa atas kecelakaan itu. Dia dijerat pasal berlapis terkait Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan. Ancaman hukumannya enam tahun penjara dan denda Rp12 juta.
Selain ditetapkan sebagai tersangka kasus kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang Afriyani dan tiga orang temannya yang berada di dalam mobil juga ditetapkan sebagai tersangka pengguna narkoba. Keempatnya dikenakan pasal 127 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkoba dan Obat-obatan Terlarang.
0 komentar:
Posting Komentar