Sungai Bengawan Solo kembali mengamuk. Setelah melanda pemukiman warga, kini banjir tersebut juga merendam lahan tanaman seluas 2.802 hektare (ha), Rabu, 18, Januari, 2012.
Tanaman hortikultura tersebut berada di 75 desa dari sembilan kecamatan, Kabupaten Bojononegoro, Jawa Timur. Meski demikan, luasan tanaman yang gagal panen belum bisa dipastikan.
Kesembilan kecamatan yang mengalami musibah tersebut yakni, Kecamatan Balen, Kapas, Kanor, Baureno, Malo, Kalitidu, Dander, dan Bojonegoro.
Agus Haryatna, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro mengatakan, banjir sepekan ini telah merendam tanaman seluas 2.802 Ha.
Jika dirinci, lahan seluas 2.532 ha berupa tanaman padi berumur antara 20-40 hari setelah tanam. Sisanya tanaman jagung sebanyak 270 Ha.
“Banjir ini tersebar di 75 desa di Jawa Timur. Tanaman padi terendam di 62 desa, dan untuk jagungnya tersebar di 13 desa dari tiga kecamatan,” kata Agus. “Jumlah tersebut bisa meningkat lagi jika ketinggian air sungai Bengawan Solo kembali mengalami peningkatan,” ucapnya.
Agus menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum memiliki data secara pasti jumlah berapa tanaman yang mengalami puso. “Kami baru bisa memastikan kalau tanaman sudah terendam selama sepekan. Termasuk, angka kerugiannya,” sebutnya.
Tanaman hortikultura tersebut berada di 75 desa dari sembilan kecamatan, Kabupaten Bojononegoro, Jawa Timur. Meski demikan, luasan tanaman yang gagal panen belum bisa dipastikan.
Kesembilan kecamatan yang mengalami musibah tersebut yakni, Kecamatan Balen, Kapas, Kanor, Baureno, Malo, Kalitidu, Dander, dan Bojonegoro.
Agus Haryatna, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Bojonegoro mengatakan, banjir sepekan ini telah merendam tanaman seluas 2.802 Ha.
Jika dirinci, lahan seluas 2.532 ha berupa tanaman padi berumur antara 20-40 hari setelah tanam. Sisanya tanaman jagung sebanyak 270 Ha.
“Banjir ini tersebar di 75 desa di Jawa Timur. Tanaman padi terendam di 62 desa, dan untuk jagungnya tersebar di 13 desa dari tiga kecamatan,” kata Agus. “Jumlah tersebut bisa meningkat lagi jika ketinggian air sungai Bengawan Solo kembali mengalami peningkatan,” ucapnya.
Agus menyebutkan, hingga saat ini pihaknya belum memiliki data secara pasti jumlah berapa tanaman yang mengalami puso. “Kami baru bisa memastikan kalau tanaman sudah terendam selama sepekan. Termasuk, angka kerugiannya,” sebutnya.
0 komentar:
Posting Komentar