Senin, 28 Maret 2011

RADIASI JEPANG SEMAKIN MENGKAWATIRKAN


Para pekerja telah menemukan kolam-kolam baru berisi air radioaktif yang bocor dari kompleks nuklir Jepang di mana para pejabat percaya menjadi sebab melonjaknya tingkat radiasi yang menyebar ke tanah dan air laut di negeri itu.

Para teknisi juga mendeteksi adanya plutonomium--materi kunci pada senjata nuklir--di tanah di luar kompleks pembangkit nuklir. Meskipun demikian, para pejabat Senin kemarin, 28 Maret 2011, bersikeras bahwa temuan itu tidak berbahaya bagi kesehatan publik.

Plutonium ditemukan di bahan bakar di kompleks itu, yang telah menyebarkan radiasi selama lebih dari dua minggu, sehingga para pakar berharap dapat menyusuri jejaknya saat para teknisi mulai mencari bukti soal itu pada minggu ini.

Pembangkit listrik Fukushima Dai-ichi rusak saat tsunami pada 11 Maret lalu menghantam pantai timur laut Jepang. Gelombang raksasa itu menghancurkan sistem daya yang dibutuhkan untuk mendinginkan batangan bahan bakar (fuel rods) di kompleks itu, yang terletak 220 kilometer dari Tokyo.

Sejak itu, tiga dari enam reaktor nuklir di kompleks itu diyakini telah meleleh sebagian, dan para petugas darurat harus menghadapi berbagai situasi gawat, mulai dari pompa yang mengalami malfungsi sampai ledakan-ledakan radiasi berbahaya yang telah memaksa diberlakukannya evakuasi sementara.

Situasi tak menentu di pembangkit ini telah meningkatkan kekhawatiran bahwa krisis nuklir akan terus berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian, di tengah munculnya berbagai peringatan bahwa radiasi sedang mengintai mulai dari susu mentah dan bahkan air keran sampai ke wilayah Tokyo.

Masalah serupa pernah menghantui Pennsylvania saat krisis di Three Mile Island di tahun 1979, ketika pelelehan nuklir parsial telah memunculkan ketakutan akan menyebarnya radiasi. Tapi itu masih jauh lebih mendingan ketimbang malapetaka Chernobyl 1968 yang menewaskan setidaknya 31 orang karena terkena radiasi.

Tokyo Electric Power Co., perusahaan pemilik kompleks itu, mengatakan plutonium ditemukan di tanah di lima lokasi di pembangkit nuklir itu, tapi hanya dua sampel yang memperlihatkan adanya plutonium dari reaktor yang bocor. Sisanya berasal dari berbagai uji nuklir yang diadakan selama bertahun-tahun yang lalu meninggalkan sejumlah bekas plutonium di banyak tempat di dunia, termasuk di Jepang.

Plutonium adalah elemen berat yang belum dapat dikombinasikan dengan elemen-elemen lain. Karena itu, penyebaran plutonium lebih kecil kemungkinannya ketimbang elemen lain yang lebih ringan seperti halnya zat radioaktif yang lebih berbahaya yang dideteksi di sekitar pembangkit itu, seperti zat-zat radioaktif dari cesium dan iodine.

0 komentar:

Posting Komentar