Tokyo - Perusahaan Tokyo Electric Power Co (Tepco), pengelola PLTN Fukushima, dikabarkan telah meminta pemerintah Jepang untuk mengizinkan penarikan seluruh pekerjanya dari pembangkit nuklir tersebut karena ancaman bencana nuklir.
Tepco menyimpulkan bahwa akan sulit bagi para pekerjanya untuk terus memperbaiki PLTN Fukushima dikarenakan level radiasi yang tinggi. Demikian diberitakan harian Jepang, Mainichi Shimbun dan dilansir Straits Times, Jumat (18/3/2011).
Tepco menyampaikan rencana penarikan seluruh pekerja itu pada Senin, 14 Maret lalu. Tepatnya setelah beberapa ledakan dan kebakaran di reaktor-reaktor nuklir PLTN Fukushima yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pekan lalu.
Namun Perdana Menteri (PM) Jepang Naoto Kan menolak permintaan Tepco itu. "Penarikan mustahil. Ini bukan soal apakah Tepco ambruk. Ini soal apakah Jepang tidak beres," ujar Kan seperti dikutip Mainichi.
Seorang pejabat Tepco kesal dengan penolakan PM Kan tersebut. "Jika penarikan tak bisa diterima, itu seolah-olah (PM Kan) mengatakan 'Lakukan sampai Anda terkena radiasi dan mati," cetus pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Biasanya, hingga 5 ribu orang bekerja di PLTN Fukushima. Namun sejak gempa dan tsunami, Tepco tidak pernah menyebutkan jumlah persis pegawainya yang masih bekerja di dalam fasilitas nuklir tersebut.
Beberapa media lokal melaporkan bahwa sekitar 70 orang saat ini masih terus bekerja di PLTN tersebut. Mereka terus berupaya untuk mendinginkan reaktor-reaktor nuklir guna mencegah bencana nuklir.
0 komentar:
Posting Komentar