Kementerian Perhubungan Indonesia dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang bekerja sama membangun infrastruktur kereta api jalur Jakarta-Bandung sepanjang 144 kilometer dengan investasi Rp56,10 triliun.
Dalam pembangunan infrastruktur kereta api tersebut, menerapkan mekanisme pembiayaan menggunakan public private partnership (PPP) atau kerja sama pemerintah dan swasta.
"Kita akan coba dengan yang pendek dulu, Jakarta-Bandung. Kalau yang pendek ini berhasil dengan PPP, nah baru kita bisa yang panjang Jakarta-Surabaya," Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan di sela acara 'The Jakarta-Bandung Railway PPP' di Hotel Nikko, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.
Namun, Tundjung mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui berapa besar porsi pemerintah dalam proyek kereta high speed agar nantinya para investor tertarik. "Menjadi concernsaya supaya bisa valiable dan menarik investor. Tentunya, pemerintah harus lebih besar karena kaitannya dengan tarif," ujarnya.
Kendati demikian, ia menjelaskan dengan permasalahan tarif berdasarkan studi dari Jepang, jika tarif tinggi, nantinya diperkirakan jumlah penumpang menurun.
"Yang jelas skenario tarifnya seperti apa nanti dielaborasi lagi karena ini kan masih dibicarakan ujungnya, belum tau seperti apa." kata Tundjung.
Sementara itu, berdasarkan hasil studi kelayakan awal yang dilakukan The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MILT) bersama Japan Railway Technical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd, perkiraan biaya investasi kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai berikut:
- Konstruksi Pengerjaan Sipil: Rp23,62 triliun
- Konstruksi Pengerjaan Jalur Kereta: Rp3,11 triliun
- Konstruksi Pengerjaan Stasiun: Rp3,81 triliun
- Konstruksi lain-lain: Rp12,10 triliun
- Konstruksi Rolling Stock: Rp3,6 triliun
- Jasa Konsultan: Rp2,31 triliun
- Pajak: Rp1,4 triliun
- Administrasi: Rp2,31 triliun
- Akuisisi lahan dan Kompensasi: Rp1,6 triliun
- Kontinjensi: Rp2,13
Sedangkan berdasarkan perkiraan penumpang yang menggunakan jasa kereta api high speed Jakarta-Bandung.
Tahun 2020: bila harga tiket Rp50 ribu, jumlah penumpang mencapai 68 ribu. Harga tiket Rp100 ribu, jumlah penumpang 48 ribu. Harga tiket Rp150 ribu, jumlah penumpang 32 ribu. Harga tiket Rp200 ribu, jumlah penumpang 20 ribu.
Dalam pembangunan infrastruktur kereta api tersebut, menerapkan mekanisme pembiayaan menggunakan public private partnership (PPP) atau kerja sama pemerintah dan swasta.
"Kita akan coba dengan yang pendek dulu, Jakarta-Bandung. Kalau yang pendek ini berhasil dengan PPP, nah baru kita bisa yang panjang Jakarta-Surabaya," Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan di sela acara 'The Jakarta-Bandung Railway PPP' di Hotel Nikko, Jakarta, Senin 19 Maret 2012.
Namun, Tundjung mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui berapa besar porsi pemerintah dalam proyek kereta high speed agar nantinya para investor tertarik. "Menjadi concernsaya supaya bisa valiable dan menarik investor. Tentunya, pemerintah harus lebih besar karena kaitannya dengan tarif," ujarnya.
Kendati demikian, ia menjelaskan dengan permasalahan tarif berdasarkan studi dari Jepang, jika tarif tinggi, nantinya diperkirakan jumlah penumpang menurun.
"Yang jelas skenario tarifnya seperti apa nanti dielaborasi lagi karena ini kan masih dibicarakan ujungnya, belum tau seperti apa." kata Tundjung.
Sementara itu, berdasarkan hasil studi kelayakan awal yang dilakukan The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MILT) bersama Japan Railway Technical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd, perkiraan biaya investasi kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai berikut:
- Konstruksi Pengerjaan Sipil: Rp23,62 triliun
- Konstruksi Pengerjaan Jalur Kereta: Rp3,11 triliun
- Konstruksi Pengerjaan Stasiun: Rp3,81 triliun
- Konstruksi lain-lain: Rp12,10 triliun
- Konstruksi Rolling Stock: Rp3,6 triliun
- Jasa Konsultan: Rp2,31 triliun
- Pajak: Rp1,4 triliun
- Administrasi: Rp2,31 triliun
- Akuisisi lahan dan Kompensasi: Rp1,6 triliun
- Kontinjensi: Rp2,13
Sedangkan berdasarkan perkiraan penumpang yang menggunakan jasa kereta api high speed Jakarta-Bandung.
Tahun 2020: bila harga tiket Rp50 ribu, jumlah penumpang mencapai 68 ribu. Harga tiket Rp100 ribu, jumlah penumpang 48 ribu. Harga tiket Rp150 ribu, jumlah penumpang 32 ribu. Harga tiket Rp200 ribu, jumlah penumpang 20 ribu.
Selanjutnya, bila harga tiket Rp250 ribu, jumlah penumpang 12 ribu. Harga tiket Rp300 ribu, jumlah penumpangnya hanya delapan ribu orang.
0 komentar:
Posting Komentar