Pemerintah Israel tak bisa menutupi kekesalannya dengan langkah Pemerintah Palestina, yang dikuasai oleh Kaum Fatah, merangkul kaum Hamas.
Hal itu terlihat dari pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu selang beberapa jam setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan akan memimpin pemerintahan gabungan sementara diantara Hamas dan Fatah.
Hal itu terlihat dari pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu selang beberapa jam setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan akan memimpin pemerintahan gabungan sementara diantara Hamas dan Fatah.
Ia meminta Pemerintah Palestina memilih perjanjian dengan Hamas "atau perdamaian dengan Israel".
"Hamas dan perdamaian tidak bisa berjalan bersama-sama, Hamas merupakan organisasi teror dan bertujuan merusak Israel," ujar Benjamin seperti dikutip dari BBC, Selasa (7/2/2012).
AS dan Israel selama ini menuding Hamas sebagai organisasi teroris yang menentang upaya rekonsiliasi di Palestina.
Bulan lalu, Israel dan Pemerintah Palestina menggelar pertemuan pertama kali sejak lebih dari setahun yang lalu, tanpa membuat kemajuan yang berarti.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan dan pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, sebelumnya bertemu di Qatar untuk mengupayakan rekonsiliasi di antara dua belah pihak, pada bulan April 2011.
Hasil dari pembicaraan itu, kedua belah pihak bersepakat untuk mengkahiri konflik diantara mereka selama ini, dan akan membentuk Pemerintah gabungan, hingga digelar pemilihan umum di Tepi Barat dan Gaza dalam beberapa bulan mendatang.
Rencana itu akan diumumkan pada 18 Februari mendatang di Kairo, seperti disampaikan oleh pejabat Fatah kepada Kantor Berita AFP.
Laporan sementara menyebutkan, pemerintah akan diisi oleh teknorat dan kelompok independen.
Menurut Mahmmoud Abbas menyebutkan dua pihak serius untuk menyatukan secara politik.
0 komentar:
Posting Komentar