Uji coba pengoperasian angkutan massal terintegrasi mirip Transjakarta di Kota Bekasi direspons positif. Dinas Perhubungan Bekasi berencana menambah armada armada yang dioperasikan.
Armada yang diujicobakan adalah bus jurusan Bekasi-Dukuh Atas P-17 yang fisiknya telah dimodifikasi. Fisiknya dibuat mirip Transjakarta dengan spesifikasi pintu masuk yang lebih tinggi daripada bus lainnya. Kondisi fisik demikian membuat penumpang tak dapat naik atau turun di sembarangan tempat, melainkan harus di pemberhentian khusus yang sudah ditentukan.
Disebut terintegrasi karena bus tersebut akan mengangkut penumpang yang hanya bisa naik di Halte Khusus yang disiapkan yakni di Terminal Bekasi, Depan Mall Carefour Margahayu Bekasi Timur, depan Kantor Depsos Bulak Kapal dan Mall BTC Jalan HM Joyomartono Bekasi Timur. Bus itu juga akan mengangkut penumpang dengan pemberhentian akhir di Halte Busway Dukuh Atas, dan kembali ke Bekasi melalui jalur umum.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi Erwin mengatakan, saat hari pertama uji coba pada Senin 2 Mei 2011 hanya lima armada bus yang beroperasi. Selama sepekan pertama, antusiasme warga cukup tinggi dengan serapan kapasitas penumpang hingga 50 persen.
"Kondisi itu membuat pengelola bus segera menambah lima armada lagi pada pekan kedua. Responnya masih bagus, sehingga pekan nanti 15 unit armada yang tersedia akan dioperasikan semua," tutur Erwin saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 12 Mei 2011.
Tak hanya baiknya tingkat serapan kapasitas penumpang yang membuatnya optimistis. Akan tetapi, kedisiplinan pengemudi dalam mengangkut penumpang hanya di tempat pemberhentian khusus pun turut menebalkan keyakinannya. "Kalau semua sudah bisa bersikap disiplin, tujuan akhir untuk menekan tingkat kemacetan bisa tercapai. Sebab di Kota Bekasi, angkutan massal sesungguhnya bukan merupakan barang baru. Kedisiplinan penumpang, pengemudi, dan pengguna jalan lainnya yang masih harus dibenahi. Kalau semua sudah disiplin, lalu lintas pasti bisa lebih tertib," tuturnya lagi.
Lebih lanjut Erwin mengatakan, respons positif dari atas uji coba ini akan menjadi masukan berharga bagi realisasi pengoperasian Trans-Patriot yang akan mengadaptasi sistem Transjakarta. Perbedaan hanya dalam hal besar armada yang lebih kecil dan tak dibangunnya bus.
"Pengoperasiannya nanti sekaligus untuk mengurangi jumlah angkot yang beredar di jalan. Kalau volume kendaraan sudah berkurang, jadinya tak perlu membangun jalur khusus lagi," katanya.
Armada yang diujicobakan adalah bus jurusan Bekasi-Dukuh Atas P-17 yang fisiknya telah dimodifikasi. Fisiknya dibuat mirip Transjakarta dengan spesifikasi pintu masuk yang lebih tinggi daripada bus lainnya. Kondisi fisik demikian membuat penumpang tak dapat naik atau turun di sembarangan tempat, melainkan harus di pemberhentian khusus yang sudah ditentukan.
Disebut terintegrasi karena bus tersebut akan mengangkut penumpang yang hanya bisa naik di Halte Khusus yang disiapkan yakni di Terminal Bekasi, Depan Mall Carefour Margahayu Bekasi Timur, depan Kantor Depsos Bulak Kapal dan Mall BTC Jalan HM Joyomartono Bekasi Timur. Bus itu juga akan mengangkut penumpang dengan pemberhentian akhir di Halte Busway Dukuh Atas, dan kembali ke Bekasi melalui jalur umum.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi Erwin mengatakan, saat hari pertama uji coba pada Senin 2 Mei 2011 hanya lima armada bus yang beroperasi. Selama sepekan pertama, antusiasme warga cukup tinggi dengan serapan kapasitas penumpang hingga 50 persen.
"Kondisi itu membuat pengelola bus segera menambah lima armada lagi pada pekan kedua. Responnya masih bagus, sehingga pekan nanti 15 unit armada yang tersedia akan dioperasikan semua," tutur Erwin saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 12 Mei 2011.
Tak hanya baiknya tingkat serapan kapasitas penumpang yang membuatnya optimistis. Akan tetapi, kedisiplinan pengemudi dalam mengangkut penumpang hanya di tempat pemberhentian khusus pun turut menebalkan keyakinannya. "Kalau semua sudah bisa bersikap disiplin, tujuan akhir untuk menekan tingkat kemacetan bisa tercapai. Sebab di Kota Bekasi, angkutan massal sesungguhnya bukan merupakan barang baru. Kedisiplinan penumpang, pengemudi, dan pengguna jalan lainnya yang masih harus dibenahi. Kalau semua sudah disiplin, lalu lintas pasti bisa lebih tertib," tuturnya lagi.
Lebih lanjut Erwin mengatakan, respons positif dari atas uji coba ini akan menjadi masukan berharga bagi realisasi pengoperasian Trans-Patriot yang akan mengadaptasi sistem Transjakarta. Perbedaan hanya dalam hal besar armada yang lebih kecil dan tak dibangunnya bus.
"Pengoperasiannya nanti sekaligus untuk mengurangi jumlah angkot yang beredar di jalan. Kalau volume kendaraan sudah berkurang, jadinya tak perlu membangun jalur khusus lagi," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar