Minggu, 17 April 2011

AYAH SYARIF BERSYUKUR ANAKNYA MENINGGAL NAH..LOH..


Perasaan Abdul Ghofur, ayah Muchammad Syarif campur aduk. Jika benar pelaku bom bunuh diri di Masjid Az Dzikra, Mapolresta Cirebon adalah putranya, ia akan kehilangan salah satu anaknya. Di sisi lain, dia bersyukur, jika benar anaknya yang tewas. "Saya bersyukur kalau udah meninggal daripada hidup berbahaya. Ya sudah mau gimana lagi.  Kalau hidup tambah bahaya, gawat, tambah runyam. Kalau maunya begitu ya sudah ini akhirnya," kata dia saat ditemui di rumahnya di Cirebon, Senin 18 April 2011.

Abdul Ghofur mengaku yakin 100 persen pelakunya adalah Syarif ketika Sabtu lalu Mabes Polri mengumumkan ciri-ciri orang yang tewas dengan perut terburai di atas sajadah masjid.

Seingatnya, jempolnya anaknya luka bekas ganti ban kegencet. "Jadi luka cantengan. Kalau gigi patah itu pas SD renang jatuh dari perosotan," kata dia.

Tak hanya itu, "Jadi inget tahun 2009 dia pernah ngucap bahwa nanti akan kasih kejutan bapak dan keluarga."

Soal mengapa Syarif mengincar polisi, menurut Abdul, anaknya sudah buntu. "Dia itu sudah dicari-cari sama aparat jadi buntu, dia ikut kerusuhan merusak Alfamart, Indomaret menjelang lebaran operasi miras kayak petugas dianggapnya Laskar Allah," kata dia.

"Lagian dia juga membunuh aparat TNI, kalau ketangkap ya dia mati juga karena membunuh aparat. Jadi buntu."

Untuk diketahui, Syarif diduga terkait dengan meninggalnya Kopral Kepala Sutejo, 3 April 2011 lalu. Oleh polisi, dia telah dijadikan target.

Menurut Kapolda Jawa Barat, Irjen Suparni Parto polisi punya indikasi kuat keterlibatan pria 32 tahun itu. Sebab, Surat Izin Mengemudi miliknya ditemukan di lokasi pembunuhan di Jalan Raya Talun, Kecamatan Talun, Cirebon. Setelah kasus itu mencuat, Syarif menghilang

0 komentar:

Posting Komentar