Ancaman Saif al-Islam, anak Presiden Moammar Khadafi, untuk melawan demonstran demi demonstran habis-habisan ternyata terus dibuktikan. Kali ini, pesawat serbu Libya membombardir secara membabi-buta di ibu kota Tripoli, Senin (21/2/2011).
"Apa yang kami saksikan hari ini tak terbayangkan. Pesawat serbu dan helikopter mengebom secara membabi buta satu demi satu wilayah. Sangat banyak yang mati, sangat banyak," kata Adel Mohamed Saleh, aktivis politik, kepada televisi Al Jazeera.
"Rakyat kami mati. Ini kebijakan bumi hangus," katanya. "Setiap 20 menit mereka mengebom."
Ditanya soal kemungkinan serangan itu berlanjut, dia menyahut, "Ini akan terus berlanjut, terus berlanjut. Setiap orang yang bergerak, bahkan jika di dalam mobil, mereka (aparat Khadafi) akan menyerang."
Sejauh ini tidak ada verifikasi independen mengenai laporan itu. Namun, Fathi al-Warfali, aktivis Libya berbasis di Swiss, mengaku mendengar informasi serupa. Fathi memimpin lembaga bernama Komite Libya untuk Kebenaran dan Keadilan, dan ikut berdemonstrasi di kantor PBB perwakilan Eropa di Jenewa.
Dua pesawat tempur Libya mendarat darurat di Malta karena mengalami kerusakan mesin. Dari keterangan sang pilot, rupanya pesawat tersebut ditugaskan untuk mengebom demonstran di Libya.
Dilansir reuters, Senin (22/2/2011), ada dua pilot berpangkat kolonel yang mengaku berangkat dari pangkalan dekat Tripoli. Salah satu dari mereka meminta suaka politik pada pemerintah Malta. Hingga saat ini, kedua pilot tersebut masih diperiksa kepolisian.
Dari informasi sementara, keduanya terbang ke Malta setelah diperintahkan untuk mengebom para demonstran anti-pemerintah di kota Benghazi, kota kedua terbesar di Libya.
Polisi Malta juga menginterogasi tujuh penumpang yang mendarat di Malta dari Libya menggunakan helikopter Prancis. Helikopter tersebut diketahui berangkat dari Libya tanpa seizin dari dinas penerbangan setempat. Dan hanya ada satu warga Prancis di pesawat tersebut.
Menteri luar negeri Prancis belum bisa dikonfirmasi perihal insiden ini.
Sementara aksi demonstrasi terus berlangsung di Libya. Berdasarkan catatan para aktivis HAM, ada ratusan orang tewas akibat kejadian ini.
(mad/asp)
0 komentar:
Posting Komentar