Sabtu, 11 Desember 2010

Staf Presiden: Ada 12 Calon Ibukota Baru


Staf kepresidenan, Velix Wanggai (VIVAnews/ Nezar Patria)

Isu pemindahan ibukota terus bergulir di masyarakat mulai dari yang pro dan kontra. Ada beberapa daerah baru yang diusulkan menjadi pengganti Jakarta sebagai ibukota selain Jonggol dan Palangka Raya.

"Dari beberapa masukan yang ada, ada beberapa nama yang dinilai cukup relevan. Baik itu di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Seperti Sentul, Karawang, Lebak, Kuningan, Indramayu, dan Cirebon," kata Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Velix Wanggai, dalam diskusi tentang ibukota, di Jakarta, Sabtu 11 Desember 2010.

Menurutnya, pemilihan kota di Pulau Jawa cukup relevan. Karena dari jarak Jakarta yang kurang lebih 100 kilometer. Agar tidak terlalu jauh biayanya.

Velix menjelaskan, selain daerah tersebut, ada juga beberapa daerah di Jawa seperti Purwokerto yang dinilai cukup bagus dari segi infrastruktur. Ditambah lagi dengan kondisi iklimnya yang cukup nyaman. Bahkan kawasan Baturaden diusulkan menjadi kantor presiden. "Di Purwokerto bisa dibangun bandara dan dekat akses pelabuhan di Cilacap," ujarnya.

Selain pilihan kota di Pulau Jawa, lanjut Velix, juga ada pilihan kota di luar Jawa. Seperti Palangka Raya, Sulawewsi Barat, Lampung, dan Jayapura.

Meski demikian, hingga saat ini belum ada keputusan mengenai kota yang akan dipilih. Menurut Velix, Presiden mengusulkan ada tiga pilihan mengenai wacana pemindahan ibukota ini. Pertama, pusat pemerintahan dan perekonomian dipindah. Kedua hanya pemerintahan saja. Ketiga, tidak pindah dengan catatan membangun transportasi publik yang memadai.

Staf ahli Menko Perekonomian, Budi Santoso, mengatakan di Pulau Jawa cukup mengalami penurunan dari segi hutan. tahun ini berkurang sekitar 21 persen. Sedangkan lahan pemukiman bertambah 149 persen. "Tentunya ini harus menjadi pertimbangan juga. Belum lagi banyak daerah di Pulau Jawa mengalami debit air," kata Budi.

Namun, menurut Budi, ada beberapa daerah di Jawa dari segi hutan maupun sumber daya air masih memadai. Salah satunya Pacitan, Magelang, Purwokerto, dan Banten. "Kalau kita tetap bertahan di Jakarta, tak ayal 2020 sampai 2050 Jakarta akan tengelam karena penurunan lahan," jelasnya.

0 komentar:

Posting Komentar