Senin, 08 November 2010

Abu Vulkanik Merapi Tiba di Depok

 
Abu vulkanik yang berasal dari Gunung Merapi diduga kini sudah dirasakan oleh warga Komplek Departemen Penerangan (Deppen), Kelurahan Sukatani, Kecamatan Cimanggis, Depok.

Warga terkejut ketika Senin pagi abu mulai bertiup di lingkungan tempat tinggal mereka dan membuat warga harus melindungi diri menggunakan masker.

Ketua RT 004/007, Dino mengatakan, munculnya abu bermula saat dia sedang mengecek mobilnya yang tertutup abu. “Baru sadar tadi pagi. Di motor dan mobil saya ada banyak debu yang tidak biasa,” katanya di lokasi, Senin (08/11/10).

Menurut Dino, debu yang menerpa komplek perumahan tergolong jenis tidak biasa. Dari tekstur dan warnanya berbeda dengan debu jalanan.

“Ukurannya agak besar dan warnanya abu-abu. Kalau debu biasa kan warnanya cokelat. Kami juga kaget. Apa iya ini abu Merapi, kami harus memakai masker,” ujarnya.

Kejanggalan serupa dirasakan pula oleh Mamat (39), salah satu tukang ojek di komplek tersebut. Dia mengaku mengalami gangguan pernapasan dan iritasi mata beberapa hari belakangan.

“Mata terasa perih dan susah bernafas sejak dua hari lalu, tapi teman–teman tukang ojek belum pakai masker,” kata Mamat.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail mengaku belum mendapat laporan terkait hal tersebut. Nur Mahmudi juga belum dapat memberikan instruksi penggunaan masker karena menunggu verifikasi dari dinas terkait.

“Masih harus diteliti lagi apakah benar itu abu vulkanik Merapi atau bukan. Lihat dulu kandungan yang ada dalam abu tersebut,” kata Nur Mahmudi.
Debu Merapi Setinggi 30 Meter di Glagaharjo
Gunung Merapi telah mengeluarkan lebih dari 100 juta meter kubik material. Debu dan material Gunung Merapi ini di antaranya menumpuk di Desa Banjarsari, Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY. Lokasi desa ini berjarak sekitar 15 kilometer dari puncak Merapi.

Menurut pengakuan warga setempat, Sriyono (49), debu vulkanik dan material lain Merapi berjumlah sangat banyak menimbun kampungnya. Bahkan, Kali Gendol  yang dalamnya sekitar 25 meter sudah dipenuhi debu Merapi.

"Itu luar biasa dahsyat. Kali Gendol isinya sudah lumpur, pasir, dan debu," kata Sriyono saat mencari anaknya yang juga relawan di RS Sardjito, Yogyakarta, Senin 8 November 2010.

Timbunan debu Merapi tidak hanya sampai permukaan Kali Gendol. Kali utama yang berhulu dari Merapi. Timbunan debu dan material Merapi lainnya juga menimbun rumah-rumah di bantaran Kali Gendol. "Termasuk rumah saya yang setinggi lima meter. Itu juga sudah tertimbun," ujar dia.

Rumah Sriyono hanya berjarak sekitar 50 meter dari bantaran Kali Gendol. Rumah-rumah warga yang berada di pinggiran Kali Gendol memiliki kerusakan sangat parah. Karena aliran lahar dingin dan awan panas 'wedhus gembel' meluncur bebas melalui aliran kali. "Hewan ternak juga banyak yang mati," kata dia.

Pagi tadi, tim evakuasi kembali menemukan satu jenazah. Sebelumnya ada lima jenazah yang tiba lebih pagi. Dua dari lima jenazah itu berasal dari desa Glagaharjo

0 komentar:

Posting Komentar