Senin, 18 April 2011

KETUA ORMAS ISLAM CIREBON SEBUT SYARIF SAKIT JIWA


Cirebon - Sosok M Syarif, pelaku sekaligus korban tewas dalam peristiwa bom bunuh diri di Masjid Ad Dzikra, Polres Kota Cirebon, memang dikenal tempramental. Dia bukan saja berani melawan kepada orangtua, sesama jemaah masjid pun Syarif dikenal keras.

Andi Mulya, Ketua Gapas (Gerakan Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat) Cirebon menceritakan kisah pertemuannya dengan Syarif 3 tahun lalu.

"Banyak jemaah di Masjid At Taqwa, tapi nama Syarif mudah dikenal," kata Andi saat berbincang dengan detikcom, Senin (18/4) malam.

Dia mengenal sosok pelaku bom bunuh diri tersebut ketika beberapa jemaah melaporkan sikapnya yang kasar saat membangunkan jemaah yang sedang merebahkan diri di dalam masjid.

"Dia lihat ada jemaah yang tidur, dia enggak suka terus dia bangunkan jemaah dengan cara ditendang. Katanya dia tidak suka masjid dipakai tidur," kata Andi yang juga sempat menjabat Kepala Keamanan Masjid At Taqwa itu.

Bukan hanya sekali, kejadian serupa juga terjadi ketika organisasi masjid menggelar pengajian. Dalam acara tersebut, panitia memasang spanduk yang dinilai Syarif menganggu shalat.

"Tanpa basa-basi dia copot spanduknya. Sempat mau berantem tapi bisa dilerai," kisahnya.

Melihat watak keras, Andi berusahan menasihati Syarif agar mengikuti pengajian untuk menenangkan hati dan pikiran. Nasihat tersebut, Andi melanjutkan, rupanya diikuti oleh Syarif.

"Tapi satu setengah tahun ke belakang saya sudah enggak lihat dia di pengajian, enggak tahu kemana," tuturnya.

Andi menolak jika Syarif disebut bagian dari kelompok ormas yang dipimpinnya dan juga anggota FUI (Forum Umat Islam), meski wajah Syarif terpampang di beberapa media dalam setiap aksi yang berakhir rusuh.

"Dia bukan anggota Gapas atau pun FUI," tegasnya.

Sewaktu razia minuman keras yang berujung pada pengerusakan mini market di Kota Cirebon, kata Andi, Syarif melakukan aksi yang mengatasnamakan Gabungan Remaja Masjid Kota Cirebon.

Pun dengan aksi pembubaran Ahmadiyah di Kuningan. Menurutnya, Gapas tidak mengundang Syarif saat aksi tersebut berlangsung. "Kita datang ke sana, dia sudah ada," tutur Andi.

Sementara dalam aksi demo persidangan terdakwa aliran sesat, Syarif muncul dalam barisam aksi tanpa undangan. Sikapnya yang vandalis diakui Andi sempat membuat demonstran lainnya kesal.

"Beberapa kali kita tarik baju dia supaya enggak rusuh," ujar Andi.

Sikap-sikap itulah yang membuat Andi tidak pernah luput dari sosok seorang Syarif.

"Saya kenal dia dari awal, saya nilai dia sakit jiwa. Mana mungkin ada orang tidur ditendang-tendang kayak gitu," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar