Rabu, 30 Mei 2012

Gedung di Proyek Hambalang Ambles


Komisi Pemberantasan Korupsi didesak untuk menyelesaikan penyelidikan kasus Hambalang. Bukti adanya kerugian negara makin terlihat terkait amblesnya gedung di proyek mercu suar ini.

"KPK harus cepat dan seksama dalam menyelesaikan penyelidikan kasus ini," kata Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM, Hifdzil Alim, kepadadetikcom, Kamis (31/5/2012).

Hifdzil menjelaskan, salah satu poin penting dalam pengusutan kasus korupsi adalah adanya kerugian negara. Kondisi ini sebenarnya bisa ditelaah melalui proses tender.

Ada indikasi hal yang mencurigakan terkait membengkaknya anggaran proyek ini dari Rp 125 miliar menjadi Rp 1,2 triliun. Kerugian negara juga bisa dilihat dari adanya gedung yang amblas.

"Itu merugikan perekonomian negara, jadi unsur itu bisa jadi terpenuhi. Saya yakin akan ditemukan unsur kerugian negara," terang Hifdzil.

KPK juga didesak untuk memeriksa pihak-pihak secara intens yang mengetahui proyek ini. Hifdzil menilai, mantan Menpora Adhyaksa Dault serta dari Kemenkeu juga wajib diperiksa KPK.

"Mantan Menpora dipanggil, karena di zaman beliau kan proyek ini tidak disetujui, kok sekarang malah disetujui. Kemenkeu juga, termasuk kontraktornya," tandasnya.

Kondisi pondasi yang ambles itu terlihat porak poranda. Bebatuan berserakan, tak beraturan. Lokasi yang ambles itu berada di atas sebuah bukit dan yang ambles berada di bagian pinggir.

Kawasan di sekitar Hambalang ini memang rawan longsor. Seperti dikutip dari Harian Detik, 50 warga di sekitar lokasi sebelumnya pernah dipindahkan karena longsor pada akhir 2001.

Sementara menurut Sesmenpora Yuli Mumpuni pemilihan tempat di Hambalang dimulai pada 2003. Awalnya untuk sekolah bagi atlet tingkat junior. Ada 3 lokasi yang dipilih, namun akhirnya pilihan jatuh pada Hambalang. Pemilihan lokasi itu disebut sudah sesuai Amdal pada 2003. Jadi saat itu tidak ada masalah. Sementara, Menpora Andi Mallarangeng sempat menyebut amblesnya tanah itu karena hujan deras.

Kini proyek Hambalang yang menelan biaya Rp 1,2 triliun itu dihentikan sementara. Pihak kontraktor Adhi Karya beralasan dana pembangunan sejak Januari hingga Maret Rp 75 miliar belum cair. Kondisi pembangunan proyek itu sudah 47 persen. Proyek sarana olahraga terpadu itu seharusnya ditargetkan kelar pada 2012 ini.